CHAPTER 11 | LAST SCENE

12.6K 1.4K 30
                                    

Hidup adalah pilihan. Jika saja ia tidak memilih untuk berpacaran dengan Kim brengsek Taehyung, mungkin saja ia tidak akan terjebak dalam hidup keluarga Jeon. Padahal Hyewon yakin betul jika dirinya adalah wanita baik-baik, penurut, dan memiliki sopan santun. Tapi kenapa hidupnya tidak sebaik sikapnya? Bukankah itu patut untuk ia pertanyakan pada sang pencipta? Dirinya lelah hidup, sungguh. Kehidupannya yang sekarang sudah seperti buntalan benang kusut, tidak tahu dimana ujungnya. Hidupnya sama sekali tidak sesuai dengan rencana yang sudah ia rancang sejak dulu.

Bu, bolehkah aku menjadi seorang dokter?

Jika diingat, tentu akan kembali melukai perasaan Hyewon. Menjadi seorang dokter adalah cita-citanya sejak masih kecil, terbukti saat ia masih kelas satu SD, setiap pulang sekolah, Hyewon selalu mampir ke rumah temannya guna ikut bermain dengan alat-alatㅡmainanㅡdokter milik temannya. Entah kenapa, aura seorang dokter yang sering ia lihat saat menemani ibunya check up di rumah sakit sangat menarik perhatiannya. Hyewon terbuai dengan keramahan serta senyum manis seorang dokterㅡ tua ataupun mudaㅡ.

Dan sekarang? Untuk menginjakkan kaki di gedung universitas saja hanya tinggal mimpi yang perlahan menjadi kenangan. Setelah tamat SMA, bukannya berkuliah, ia malah membanting tulang untuk menghidupi dirinya dan juga ayah tirinya. Mencari pekerjaan saja susah minta ampun, Hyewon sudah sering mendapatkan penolakan di berbagai jenis perusahaan. Hingga akhirnya, ia terpaksa mengambil dua pekerjaan part time. Untuk sore hari, ia bekerja di cafe kecil milik Taehyung, dan untuk tengah malam, ia bekerja di minimarket. Rasanya, tubuh ringkihnya meremuk karena kurang istirahat. Membuat ia harus selalu memasang koyo di punggungnya untuk menghilangkan rasa pegal.

Karena sadar jika hidupnya melarat seperti ini, Hyewon pun mulai merancang mimpinya kembali. Tidak ada universitas ataupun dokter di dalam mimpi barunya, yang ia inginkan adalah bahagia. Hanya itu, tidak lebih. Dan saat bertemu dan menjalin hubungan dengan Taehyung, ia merasa jika itu adalah kebahagiaannya. Taehyung selalu sukses membuatnya terbang ke atas langit lewat ucapan kelewat manisnya. Namun nyatanya, tak ada definisi bahagia yang dihantarkan oleh sosok Taehyung. Pria berkumis tipis itu malah menghantarkannya pada dunia yang lebih gelap, hitam.

Untuk kali ini Hyewon menyesal dan ingin mengulang waktu. Diluar sana, Hyewon yakin banyak yang ingin menggantikan posisinya sekarangㅡ menjadi istri kedua Jungkook. Jika boleh, Hyewon ingin bertukar nasib dengan mereka. Ada benarnya, Jungkook dicintai setiap orang karena dia tampan dan kaya. Tapi tidak untuk Hyewon, ia tak menyukai Jungkook. Sikap pria itu yang kelewat angkuh dan kasar membuat Hyewon harus jaga jarak, apalagi Jungkook itu tipikal pria yang sayang istriㅡ Eunha, kan?

Hyewon yang tadinya tengah melamunkan masa lalu serta sosok Jungkook pun segera terkesiap saat sadar jika pintu kamarnya dibuka. Buru-buru, wanita itu segera memiringkan tubuhnyaㅡmemunggungi pintuㅡdan mulai memejamkan matanya. Pura-pura tidur adalah salah satu cara ampuh untuk menghindari sosok mengerikan ini. Hyewon benar-benar tak minat berbicara dengan pria yang tadi menghina rasa nasi gorengnya. Jeon Jungkook, bagaimana Hyewon tahu jika yang datang adalah sosok yang membawanya menuju neraka dunia? Jawabannya hanya satu, parfum.

"Hei," suara berat itu membuat Hyewon memejamkan matanya dengan erat, tak berniat membuka mata ataupun sekedar menyahut.

"Hei, aku tahu kau tidak tidur! Jangan pura-pura tuli, aku benci diabaikan," geram Jungkook, langkahnya semakin mendekat, membuat tubuh Hyewon kembali merasakan dingin yang menyeruakㅡ Jungkook itu dingin, membuatnya menggigil.

"Jangan sampai aku menarik rambut panjangmu hanya untuk membuatmu menyahut panggilanku," ancamnya. Jeon Jungkook, si tukang ancam yang mengerikan. Sialan memang.





ㅡCHAPTER 11ㅡ




T

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now