CHAPTER 38 | LAST SCENE

13.9K 1.5K 422
                                    

Hyewon tak bisa menghitung sudah berapa lama ia berada di ruang kerja seorang Jeon Jungkook. Ada masanya ia bosan karena setiap jam yang ia lakukan hanyalah duduk di sofa seraya menatap jam dinding klasik pada tembok, dan yang bisa ia lakukan saat kebosanan melanda yaitu berjalan mengelilingi ruangan dalam diam lalu berhenti tepat di depan pengharum ruangan, menunggu semprotan dari wangian tersebut dan menghirupnya ketika benda mati tersebut sudah mengeluarkan sebuah percikan air beraroma jeruk citrus. Ketika dirinya terbatuk kecil karena aroma jeruk yang masuk ke indera penciumannya, Jungkook yang tengah fokus pada layar komputernya menegur dengan halus, menyuruh Hyewon untuk duduk dan tidak bertingkah aneh. Tidak bisa dipungkiri, Hyewon memang menyukai aromaㅡapapunㅡdari pengharum ruangan. Terkadangpun, sewaktu ia masih menjadi pekerja paruh waktu di minimarket, sesekali dirinya pergi menuju tempat dimana pengharum ruangan tersebut berada, berdiri dalam diam dan menikmati satu semprotan air. Karena kebiasaannya itu, sang pemilik minimarket sampai menjulukinya 'si gadis aneh'.

Kalimat terakhir Jungkook yang berisi peringatan mampu membuat Hyewon akhirnya memantapkan diri untuk kembali duduk di sofa. Wanita itu menghela nafasnya pelan, lalu meraih satu majalah yang memang sudah berada di atas meja sejak tadiㅡ namun tidak berani ia buka. Seperti judulnya, ini bukanlah majalah fashion ataupun majalah seputaran wanita yang selalu ia lihat pada pajangan toko-toko buku, melainkan ini adalah majalah bisnis yang kebetulan sekali tengah membahas Negara Prancis. Cover majalahnya sajaㅡ yang menampilkan betapa indahnya menara Eiffelㅡ berhasil membuat Hyewon terkesima dan teringat dengan janji manis buatan mantannya, Kim Taehyung.

'Aku akan giat menabung agar nantinya kita bisa pergi ke Prancis berdua. Banyak tempat yang ingin aku kunjungi bersamamu disana. Dan kuharap, hubungan kita bisa bertahan lama dan berlanjut sampai ke jenjang yang lebih serius. Mungkin kau sudah jenuh mendengarnya, tapi aku tidak akan pernah bosan mengatakan ini. Mengatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, Im Hyewon.'

Jikalau Taehyung adalah pria baik yang tak pernah memiliki satu niat jahat, mungkin saja perkataan tersebut dapat menjadi kenyataan. Bisa saja sekarangㅡatau beberapa tahun kemudianㅡ mereka sudah berada di Prancis, menikmati setiap pemandangan yang cantik dan menghabiskan waktu bersama di sekitaran pusat kota. Dan sekarang ini, yang dapat mereka berdua lakukan hanyalah meneguk ludah serta menjalani hidup yang sudah seperti kertas koyak. Tak mau mengingat lebih jauh, Hyewon pun segera menggelengkan kepalanya, berharap semua momen tentang Taehyung yang melintasi otaknya segera menghilang. Lagipula, apa yang bisa dibanggakan dari mengingat kenangan sepahit pil obat?

Satu persatu lembar halaman berhasil ia buka, dan kemudianㅡtak berapa lama setelah ituㅡ ia berhenti membalikkan halaman, terpaku pada salah satu gambar kota Paris. Potret bangunan yang menjulang tinggi membuat kedua matanya berbinar, hatinya juga bergemuruh saking senangnya melihat kota cantik tersebut. Ini baru gambar yang ia lihat lewat majalah, dan jika kota ini ia lihat secara langsung, mungkin keindahannya akan berlipat. Karena saking terpukaunya dengan keindahan kota Paris yang dijabarkan lewat beberapa potret majalah, mulutnya sampai terbukaㅡ sebuah tindakan refleks yang selalu menghampirinya jika ia sedang terpukau akan suatu hal. Dan beberapa saat kemudian, sekitar tiga puluh detik setelahnya, Hyewon terkesiap hebat. Pasalnya, disaat mulut Hyewon tengah terbuka, Jungkookㅡyang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya, belakang sofaㅡmemasukkan telunjuknya kedalam mulut si wanita dan berceletuk, "Lalat saja bisa masuk ke dalam sana jika kau membuka mulutmu selebar itu."

Tanpa diperintah atau perlu mendapat tamparan pada tangannya, pria itupun segera menarik kembali jari telunjuknya yang tadi sempat dikulum oleh Hyewon. Sedangkan Hyewon pun langsung menutup majalah bisnis itu dan meletakkannya kembali di atas meja, sesuai pada tempat awalnya. "Ayo pulang," Jungkook menunjuk pintu dengan dagunya, memberi isyarat agar Hyewon segera beranjak dari posisi duduknya dan mulai pergi meninggalkan ruangan bersama dengannya. "Bukannya belum masuk waktu pulang? Masih ada sisa satu jam," ujar si wanita setelah tadi sempat melirik kearah jam dinding.

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now