CHAPTER 28 | LAST SCENE

14.4K 1.4K 180
                                    

Kita tidak tahu kepada siapa kita jatuh hati. Contohnya saja Hyewon. Siapa yang menyangka jika ia sempat menaruh perasaan pada pria seperti Kim Taehyung? Wajar, Taehyung tampan dan punya beragam pesona untuk menjerat wanita, terlebih lagi ia selalu memperlakukan wanita dengan baikㅡ awalnya, sebelum dijual. Hyewon yang hatinya juga ingin diisipun tak bisa menolak kehadiran Taehyung dalam hidupnya. Jika Hyewon boleh mengatakan sesuatu tentang dua pria baru yang masuk dalam hidupnyaㅡ Jungkook dan Jimin, mereka berdua mengingatkan Hyewon pada mantan kekasih yang dulu sangat ia cintai. Jimin itu diibaratkan seperti Taehyung yang baik, sedangkan Jungkook adalah Taehyung yang jahat. Seperti yang pernah ia dengar dati tetangganya yang menderita gangguan jiwa; kebaikan seseorang jangan ditelan mentah-mentah karena sebagian besar orang bersikap baik karena ada maunya, bukan sifat aslinya. Hanya saja Hyewon tidak terlalu mendengar pesan tetangganya dan malah terpikat pada kebaikan palsu Taehyung. Dan untuk saat ini, sebenarnya Hyewon agak meragukan kebaikan yang Jimin berikan untuknya.

Jimin memang pria baik, selalu ada untuknya disaat Jungkook menyakitinya, dia seperti malaikat tanpa sayap yang Tuhan kirimkan untuk mengambil lukanya. Tapi, bisa jadi jika Jimin sebetulnya adalah pria jahat seperti Taehyung, kan? Dan juga Jungkook, pria itu memang dasarnya sudah jahat ya tetap jahatㅡ mau sebaik apapun, Hyewon patut curiga. Rasanya Hyewon benar-benar ingin semua ini cepat selesai dan ia bisa bebas. Ia sudah sering tersakiti, karena untuk saat ini ia harus bersikap waspada agar rasa sakit yang pernah ia rasakan tidak terulang untuk yang kesekian kalinya. Lebih baik sakit diawal daripada merasakannya diakhir.

Jeon Jungkook adalah pria jahat. Jika tiba-tiba saja dia bersikap baik, bukankah itu patut dicurigai?

Hyewon menolehkan kepalanya kearah Jungkook yang kini masih memejamkan matanya. Mereka berdua tidur dengan jarak yang terlampau dekat, dengan posisi tangan Jungkook yang mengunci tubuhnya, membawanya bermalam dalam pelukan hangat. Jujur saja, dekapan Jungkook bukannya membuat ia tidur pulas melainkan tidak bisa tidur. Baginya, itu mengganggu, sangat. Langit masih membiru, menandakan jika belum terlalu pagi untuk membuka mata, tapi mengingat jika pesawat mereka akan berangkat pukul delapan, Hyewon harus segera berbenah. Sekarang ini yang harus ia lakukan adalah menyingkirkan tangan Jungkook yang mendekapnya erat. Dihembuskannya nafas penuh rasa cemas selama beberapa detik, dan kemudian, ia segera menyingkirkan tangan Jungkook sepelan mungkin, berusaha agar si pria kejam ini tidak terbangun atau mulut tajamnya akan menusuk harga diri Hyewon.

Cukup terkaget karena awalnya Hyewon mengira jika tangan Jungkook akan susah untuk disingkirkan, tapi kenyataannya tak butuh waktu lama untuk melepaskan dekapan menyesakkan itu. Nafaspun kembali ia hela, dan sesaat kemudian, dirinya segera menggeser tubuhnya agar mencapai sisi ranjang dengan secepat mungkin. Namun, disaat tubuhnya sudah berbalik dan baru saja ia hendak mendudukkan diri, tubuhnya kembali terseretㅡ mendekat dan membentur dada Jungkook. "Ini masih pagi, jangan sok ingin bangun pagi," gumamnya, suara khas bangun tidur benar-benar menyeruak masuk pada indera pendengaran Hyewon. Dadanya berbedar, bukan karena ada perasaan khusus, melainkan rasa takut. "Aku memang sering bangun pagi, asal kau tahu," balas Hyewon dan dijawab dengan decihan meremehkan dari birai Jungkook.

"Eunha bahkan tidak pernah bangun sepagi ini," desis Jungkook sembari mengeratkan kembali pelukannya. Biasanya, pagi-pagi seperti ini yang ia butuhkan adalah kehangatan dari sebuah pelukan. Apalagi jika dilihat dari kebiasaannya yang selalu tidur tanpa mengenakan atasan piyamaㅡtelanjang dadaㅡ, sudah hal yang memungkin jika Jungkook tak ingin kehilangan sesuatu yang membuatnya merasa nyaman saat pagi hari. Biasanya, Eunha adalah seseorang yang selalu ia nantikan pelukan paginya. Bahkan terkadang Jungkook sering telat datang ke kantor karena terbuai dengan kehangatan yang istrinya berikan. Jika mau pun, Jungkook betah seharian penuh berada diatas ranjangㅡ dengan Eunha tentunya. Tapi karena hari ini sosok istri yang telah menorehkan luka pada hatinya sedang tidak ada, Jungkook tak punya alternatif lain selain mendekap Hyewon. Eh, lagipula Hyewon tak kalah hangat dan nyaman untuk dipelukㅡ sebuah kejujuran yang tak ingin Jungkook akui, sebenarnya.

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now