CHAPTER 25 | LAST SCENE

14.3K 1.4K 121
                                    

Setelah melakukan ciuman sepihak guna membuat hati Eunha memanas dan Jimin membeku, Jungkook pun kembali menarik tangan Hyewon, membawanya masuk dengan terburu-buru, seperti tengah dikejar setan. Padahal Hyewon sudah meminta agar Jungkook berjalan sedikit lebih pelan karena area kewanitaannya masih terasa ngilu, belum bisa mengimbangi langkah Jungkook yang super cepat. Tapi, bukannya malah melambat, tungkai Jungkook malah bergerak semakin cepat, dan terkadang membuat Hyewon hampir saja tersandung langkahnya sendiri. Pria ini sama sekali tidak ada baik-baiknya, selalu berlaku seenaknya pada seseorang yang tak memiliki kedudukan sama sepertinya. Hyewon ingin melepaskan diri, setidaknya berjalan tanpa harus diseret Jungkook akan lebih baik untuknya. Tapi sayangnya, Jungkook tidak melepaskan genggaman tangannya, ia malah mengancam akan menampar Hyewon jika wanita itu masih terus berusaha untuk melepaskan cengkramannya.

Tak mau ditampar, Hyewon pun hanya mampu pasrah, membiarkan tubuhnya ditarik oleh Jungkook. Yang ia lakukan saat ini hanyalah menggigit bibir bawahnya, menahan perih yang teramat sangat pada bagian bawahnya. Bolehkah ia berharap jika Jungkook menaruh secuil simpati untuk dirinya? Jika tidak bisa memberi hal mudah tersebut, bisakah Jungkook sedikit memahami kesakitan di bawah sana? Dirinya tidak bisa menjerit karena takut dengan ancaman Jungkook. Hyewon tak ingin jika wajahnya kembali dihiasi oleh bekas kemerahan akibat tamparan.

"Tuan, ini salep yang Anda pesan semalamㅡ" suara berat seorang pelayang sukses menghentikan langkah cepat Jungkook. Pria itu menoleh, menatap sang pelayan dan kemudian merogoh saku celananya yang kebetulan terisi oleh beberapa ratus won, lalu memberikannya begitu saja pada si pelayan sebagai tanda ganti atas salep yang kini sudah berada di tangannya. Sebenarnya, malam itu, setelah Hyewon terlelap, diam-diam Jungkook keluar meninggalkan kamar dan menyuruh seorang pelayan vila untuk membelikannya sebuah salepㅡ dirinya mengambil sample obat dari internet dan menunjukkannya. Pria itu sadar jika perbuatannya melukai area kewanitaan Hyewon, karenanya Jungkook memiliki niat untuk membelikan salep sebagai penawar rasa sakit yang telah ia berikan.

Jungkook melirik kearah Hyewon sejenak, lalu tanpa mengatakan terima kasih pada pelayannya ataupun berbasa-basi pada Hyewon barang secuil kata saja, Jungkook kembali melanjutkan langkahnya. Membawa si wanita ke kamar dan setelah itu membuka pintu kamar mandi. "Kau mau apa?" Tanya Hyewon dengan suara bergetar tepat saat Jungkook menekan gagang pintu kamar mandi dan membawa mereka berdua masuk ke dalam tempat sempit tersebut.

Air hangat, sebenarnya Jungkook tidak memerlukan hal itu. Lagipula, dirinya sangat benci jika harus membasuh tubuhnya dengan air hangat. Mau cuaca sedang dingin ataupun normal, Jungkook lebih menyukai jika tubuh kekarnya diguyuri oleh air dingin. Seperti biasanya, Jungkook tidak menanggapi pertanyaan Hyewon yang dipenuhi oleh rasa takut. Pria itu, tanpa diminta, segera mengangkat tubuh Hyewon, mendudukkannya di dekat wastafel dan kemudian segera mengeluarkan salep dari dalam plastik putih secara cepat.

"Mengangkang, cepat!" Titah Jungkook, membuat Hyewon terbelalak dan mengatup kedua kakinya dengan rapat. Wanita itu tidak mau Jungkook melihat bagian bawahnya lagi, cukup malam itu ia memperlihatkan segalanya, menjadi murahan di hadapan pria kasar yang sudah membelinya dengan nominal yang besar. Melihat Hyewon yang tidak menurut, Jungkook pun kembali berkata dengan nada bicara yang sengaja ia tinggikan. "Kubilang mengangkang! Jangan tuli!" Bentakan Jungkook sukses membuat kepala Hyewon menggeleng pelan. Dipaksa bagaimanapun juga, Hyewon tetap tidak mau membuka kedua kakinya.

"Aku berusaha baik padamu, seratus juta dollar! Cepat mengangkang atau aku yang akan membuka kedua kakimu lebar-lebar," ancamnya seraya melayangkan tatapan tajam pada Hyewon, membuat manik mata si wanita bergetar karena takut. "Aku bisa mengobatinya sendiri, tidak butuh kebaikanmu," gumamnya kecil, namun masih terdengar oleh Jungkook. Mau sekecil apapun suaranya, Jungkook masih bisa mendengar semua itu dengan baik. Ia tidak tuli, telinganya masih berfungsi dan terlalu peka terhadap suara.

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now