CHAPTER 33 | LAST SCENE

13.3K 1.4K 97
                                    

Hyewon melirik kotak yang Jimin sodorkan di hadapannya seraya sesekali melihat kearah Jimin yang sudah sedari tadi memegang kotak yang berisi sebuah alat pendeteksi kehamilan. Bibir dalamnya sengaja ia gigit sebab Jimin bersikeras menyuruh dirinya untuk menggunakan benda tersebut, memeriksa apakah ada nyawa baru di dalam sanaㅡ perut Hyewon. Awalnya wanita itu menolak, mengatakan jika hamil adalah sesuatu yang mustahil terjadi padanya, sedikit tidak percaya karena ia baru sekali berhubungan intim dengan Jungkook. Namun, Jimin tetap memaksa dan berkali-kali menyakinkan Hyewon jika sekarang ada darah daging Jungkook di dalam perutnya, menyertakan bukti-bukti seperti; telat datang bulan dan juga morning sickness yang biasanya hanya terjadi pada ibu-ibu yang tengah hamil muda.

Setelah hampir sepuluh menit memperdebatkan sesuatu yang sebenarnya tak perlu diperdebati, Hyewon pun akhirnya mengalah dan mengambil alih testpack tersebut dari tangan Jimin. Jujur saja, dirinya juga penasaran dengan hal itu karena akhir-akhir ini, setiap hari, ia selalu saja merasa mual saat pagi. Membuatnya terkadang merasa jengkel karena harus bolak balik kamar mandi hanya untuk mengeluarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Melihat alat testpack yang sudah berpindah tangan, Jimin pun tersenyum singkat, mempersilahkan Hyewon untuk menggunakan kamar mandi dengan segera. Pria itu sebenarnya juga penasaran dengan hasilnya, jika Hyewon benar-benar hamil, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Agak lama Jimin menunggu, pantofelnya yang berbenturan dengan lantai sudah menjadi sebuah ketukan berirama, dirinya juga sesekali melirik arlojinya, tak menyangka jika Hyewon sudah mengambil alih kamar mandi selama lima belas menit. Rumah besar Jungkook memang sedang sepi, yang ada hanyalah para pelayan, sedangkan dua tuan rumah tersebut sedang berada di luarㅡ Jungkook yang tengah bekerja dan Eunha yang tengah pergi ke kantor suaminya untuk mengantarkan bekal makan siang. Hingga akhirnya, setelah rasa tidak sabaran yang mendera dan membuat Jimin hendak mengetuk pintu kamar mandi karena hal itu, Hyewon pun keluar dari dalam kamar mandi, berjalan pelan seraya menyembunyikan testpack tersebut di belakang punggungnya.

"Bagaimana?" Tanya Jimin, terkesan tidak sabaran dan mendesak Hyewon agar wanita itu cepat menjawab pertanyaan singkatnya. Namun yang terjadi, Hyewon hanya tergagap selama beberapa saat, menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sebelum akhirnya memperlihatkan hasil testpack tersebut pada Jimin dengan tangan bergetar. Mata Jimin membelalak saat melihat dua garis merah disana, yang menandakan jika kini Hyewon memang tengah hamil muda. "S-sepertinya alat itu salah, Jim. Kau tahu, kami baru melakukannya sekali dan tidak mungkinㅡ"

"Hei Nona Im! Selamat, kau sebentar lagi akan menjadi seorang ibu!" Girang Jimin, tersenyum lebar lalu segera memeluk Hyewon dengan erat. Entah kenapa dia ikut senang saat mendengar kabar kehamilan itu, seperti ia adalah ayah dari janin yang berada di perut Hyewon. Namun alasan kesenangannya tersebut tidak begitu jelas karena 'bisa jadi' ia senang karena membayangkan Eunha yang akan mempercepat untuk meninggalkan Jungkook karena kehamilan ini. Bagaimanapun juga, wanita itu sudah berjanji untuk meninggalkan sang suami dalam waktu dekatㅡ jika diperkuat dengan alasan anak.

"Jim, kenapa kau yang senang?" Tanya Hyewon heran, pasalnya kini, dirinya bahkan belum tersenyum karena kehamilan tersebut. Bukannya tidak senang dengan kehadiran nyawa baru, tapi Hyewon masih ragu jika alat tersebut berbohong dan menampakkan hasil yang tidak akurat. Masih dalam keadaan tengah mendekap Hyewo  dengan erat, Jimin pun menyahut, "kenapa? Kau tidak suka, Nona Im?" Pertanyaan Jimin yang sukses membuat Hyewon menggeleng cepat, menepis semua prasangka buruk yang Jimin tujukan untuknya. "Tidak, hanya sajaㅡ"

"Oh Tuhanku! Apa yang kalian berdua lakukan? Park Jimin! Lepaskan menantuku. Astaga, kejadian memalukan apa ini?" Suara Nyonya Jeon yang menggema di area dapur segera membuat Jimin melepaskan dekapannya lalu segera berbalik menghadap Nyonya Jeon yang kini tengah menenteng satu rantang berisi buah stroberi. Untung saja Nyonya Jeon tidak mempunyai riwayat penyakin jantung seperti suaminya, jika penyakit itu juga melekat padanya, mungkin sekarang ia sudah jatuh pingsan karena melihat Jimin dan Hyewon yang tengah berpelukan. Tak mau jika terjadi kesalahpahaman yang lebih jauh, Jimin pun segera berceletuk, "ini tidak seperti yang Nyonya kiraㅡ"

FAIRYTALE: Last SceneWhere stories live. Discover now