17 | Pelarian kedua

5.8K 869 37
                                    

Malam itu...

Angin malam berembus menyentuh dahan-dahan rapuh yang mudah jatuh dan sebagian daun-daunnya ikut terbang terbawa embusan angin. di malam itu, ketika udara dingin di luar sana menyeruak hingga ke tulang-tulang, terdapat seorang pemuda dan satu gadis tengah berjalan membelah hutan, berusaha menggapai tempat perlindungan teraman yang diberi nama Pawitra.

Kedua orang itu tidak lain adalah Ratih dan Panji. Sesampainya mereka berdua di Pawitra, pada akhirnya si gadis muda yang tak tahu apa-apa mengenai dirinya itu mendapat perlindungan di sana, dibawah perlindungan sang pemilik pasraman, yang paling dihormati dengan wibawa dan kharismanya, Resi Adwaya.

Siapa sangka, di malam itu telah terjadi percakapan yang bersifat rahasia hanya diantara sang resi dan pemuda yang bernama Panji.

"Tunggu, Pramodawardhani? Apa resi tidak salah orang?" Tampak raut muka keseriusan terpancar di wajah pemuda itu.

"Apa kau sudah meragukan orang tua ini?" tanya sang resi

Seketika Panji menatap ke bawah. Resi Adwaya adalah tetua di pasraman ini, ia memiliki ilmu yang sangat tinggi. Jelas-jelas ia mengetahui sendiri ketika dulu masih berguru di tempat ini. Resi Adwaya adalah orang sakti, pengalamannya juga tidak bisa dianggap main-main, bahkan guru itu sendiri yang menyaksikan kilas-kilas semua peristiwa yang terjadi di Bhumi Jawadwipa ini. Tentulah kemampuannya tidak boleh diragukan apalagi oleh orang seperti dirinya saat ini.

"Tapi Resi..." tidak dapat berlama-lama menahan keraguan, segera pemuda itu angkat bicara lagi.

"Jika Ratih itu memang Pramodawardhani, lantas apa yang dilakukannya di sini? Ini jelas bukan tempatnya dan jika sampai pihak kerajaan tahu, maka pasti akan terjadi masalah besar," tegasnya.

Resi Adwaya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Ratih bukanlah gadis biasa. Sekarang katakan, apa yang kau lihat darinya sejak pertama bertemu?"

"Sejujurnya resi, seumur hidup aku tidak pernah melihat gadis seperti Ratih. Menurutku dia sangat berbeda, terlihat dari paras dan logatnya yang lain dari gadis manapun. Saat pertama kali membuka matanya ia tampak sangat kebingungan dan selalu bertanya-tanya. Ia sering mengucapkan kalimat-kalimat aneh yang tidak aku ketahui. Jadi aku tidak tahu apa yang telah dialami gadis itu. Untuk itulah aku membawanya kemari, meminta bantuan resi untuk menolongnya."

Resi Adwaya manggut-manggut beberapa saat setelah mendengarkan semuanya.

"Tidak salah. Dia memang tidak berasal dari dunia ini." guman Adwaya dalam hati.

"Hmmm...begini saja"

Seketika Panji tersadar dari lamunannya.

"Jika memang ia mengalami hilang ingatan, maka aku akan memberinya beberapa waktu di pasraman ini. Saat waktunya tiba, aku pasti akan menjelaskan semuanya padanya."

Panji mengangguk.

"Kalau begitu tunggulah saatnya nanti aku akan membutuhkan sedikit bantuanmu"

***

Gadis itu terdiam cukup lama, sambil menatap rembulan yang bersinar terang. Ia terus memikirkan kata-kata Resi Adwaya padanya.

Jadi inikah jawabannya? Jawaban dari semua pertanyaannya? Rasanya sulit untuk dipercaya tapi mau bagaimana lagi.

"Maafkan aku, tapi Ndoro Putri memang harus kembali ke Syailendra. Pergilah menuju hutan selatan besok pagi sebelum fajar menyingsing dan di sana kau akan bertemu dengan seseorang yang akan mengantarmu kembali ke kerajaanmu, tempatmu yang sebenarnya."

ABHATIWhere stories live. Discover now