28. Bermula

3.6K 158 0
                                    

Kadang bukan mereka yang berubah, tapi kita yang berubah.

Waktu yang telah pergi, bagi kebanyakan orang hal hal yang layak disesali adalah waktu. Karena waktu tak bisa diputar kembali.

Kini semua yang dulu terjadi hanya tinggal kenangan yang taj perlu diungkit kembali.

Melody dan Bryan kini hanya dua orang asing yang dulunya pernah saling mencintai. Tak ada yang bisa kembali, ego menguasai diri mereka masing-masing.

Seperti saat ini, semua telah berakhir meskipun belum sempat mereka mulai.

Bryan hancur dengan semua permasalahan dihidupnya. Berawal dari Mamanya yang berselingkuh dengan Papa Iqbal. Bryan sama sekali tak ingin keluarganya hancur, tapi dia tak bisa mencegah perbuatan Mamanya itu.

Iqbal balas dendam lewat Bryan. Bryan hanya diam, karena mungkin Iqbal juga kecewa sepertinya. Kini mereka adalah saudara tiri, dan Bryan berusaha menerima itu.

Sikapnya tak akan pernah berubah, Bryan tetaplah Bryan. Ia mencoba mengikhlaskan semuanya, termasuk perasaannya pada Melody.

Kini semua kembali lagi diawal ketika mereka bertemu pertama kali, hanya sebatas melihat tanpa saling menyapa.

---

"Mel, kamu sakit. Kok pucat gitu?" tanya Mentari khawatir

"Aku gak pa-pa kok" ucap Melody lirih

"Aku antar ke UKS ya?" ajak Mentari

"Jangan nolak!" ajak Mentari lagi.

Melody hanya pasrah dan berjalan keUKS, baru setengah perjalanan ia merasakan tubuhnya sudah lemas, rasanya ia tak lagi bisa menahan beban tubuhnya. Dan tiba tiba..

Brukkk!!!

Melody pingsan, seketika Mentari panik. Suasana lorong sedang sepi karena pelajaran masih berlangsung.

Mentari melihat Iqbal yang membelakanginya. Satu satunya orang yang bisa diminta pertolongan hanyalah Iqbal. Maka sesegera mungkin ia memanggil laki laki itu.

"Iqbal, tolong" teriak Mentari cukup keras

Iqbal menoleh kearah sumber suara. Melihat Melody tengah pingsan membuatnya segera berlari kearah mereka.

"Loh!kok bisa pingsan gini. Gue bawa dia ke UKS sekarang" ucap Iqbal langsung menggendong Melody

Mentari mengikuti Melody dan Iqbal dari belakang, raut wajah khawatir terlihat sangat jelas diantara mereka berdua. Mentari tak pernah melihat Melody sampai melupakan kesehatannya seperti saat ini.

Dibalik mereka, seorang laki laki tengah berdiri kaku melihat kepergian Melody.

Bryan, ia berdiri disitu bahkan saat Melody belum pingsan. Tubuhnya ingin datang memeluk gadis itu, tapi hatinya enggan. Maka dia hanya bisa menatap Melody dari kejauhan.

Saat Iqbal datang, Bryan merasa lega sekaligus merasa kecewa. Kecewa karena ia tak bisa menolong gadis yang ia cintai itu tapi merasa lega karena kini gadis yang ia cintai dijaga dengan baik oleh Iqbal.

GALAKSI MENTARI (TAMAT)Where stories live. Discover now