25. Bintang dan Bulan

4K 169 10
                                    

Aku mencintaimu seperti hujan yang rela jatuh berkali kali tanpa kenal lelah dan menyerah.

Mentari POV.

Duduk diperpustakaan hanya berdua dengan kak Adnan membuatku khawatir. Jika Galaksi tau maka tak bisa lagi kudeskripsikan kemarahannya.

Aku menoleh kesekitar Perpustakaan, mataku tak henti hentinya mencari sosok Galaksi. Aku tak ingin laki laki itu melihatku duduk dengan laki laki lain.

Tapi mengusir kak Adnan bukan keputusan yang tepat.

Aku menghela napasku kasar, aku sama sekali tak fokus dengan berbagai tugasku. Kak Adnan hanya menatap bingung karena aku terlihat sangat panik.

"Mentari, are you ok?" tanya Adnan menatap lekat mataku

"Mentari gak pa pa kok Kak, Mentari balik kekelas dulu ya pasti Melody sama Kirana udah nyariin" pamitku pada kak Adnan.

Sebenarnya bukan itu, hanya aku mencari alasan yang tepat untuk meninggalkan kak Adnan dengan cara yang sopan.

---

Aku keluar dari perpustakaan, aku kaget melihat Galaksi yang tiba tiba berdiri tepat didepanku. Wajahnya begitu dingin, Ah sungguh menakutkan.

"Adnan?" tanya Galaksi datar padaku.

"Dia cuma bantu aku kerjain tugas Galaksi, gak lebih" ucapku gugup

"Ayo!!" tangan Galaksi tiba tiba menggenggam erat tanganku dan membawaku pergi kekelas.

"Aku gak suka kamu deket sama Adnan, Mentari" ucap Galaksi lembut, benar-benar berbeda dengan tadi.

"Kamu cemburu?" tanyaku sambil tertawa kecil.

"Gak!" sambar Galaksi tiba tiba.

"Ngaku aja kali. Kalau gak ngaku, aku mau balik ke Perpustakaan sekarang buat belajar bareng kak Adnan lagi" ucapku menantang Galaksi

"Kok jadi ngancem sih!" ucap Galaksi tak mau kalah

"Lagian sih, suruh ngaku aja gak mau. Salah sendiri!" ucapku yang kini pura pura marah

Galaksi mengajakku duduk dikursi panjang depan kelas. Aku tau dia pasti paham bahwa aku marah, walaupun sebenarnya hanya pura - pura sih.

"Iya aku minta maaf. Siapa coba yang gak cemburu lihat pacarnya deket sama cowok lain. Apalagi Adnan kan pernah suka sama kamu, aku gak mau Adnan rebut kamu dari aku Mentari" ucap Galaksi kini melemah sambil menatap lekat kearahku.

Aku tersenyum singkat, dia memang tak selalu romantis. Tapi setiap kata demi kata yang keluar dari mulutnya benar - benar membuatku luluh.

Marah padanya tak membutuhkan waktu yang lama, aku selalu terbius oleh kata kata indah yang ia rangkai sedemikian rupa.

Bersama dengan laki laki seperti Galaksi benar benar menguntungkan bukan?

Dia benar benar sempurna, aku merasa beruntung mengenalnya dihidupku.

GALAKSI MENTARI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang