9. Jauh

7.1K 275 7
                                    

Kemanapun kamu mau pergi, silahkan pergi. Tapi satu hal, aku harus ikut😂

~ Mentari

Mentari duduk melamun di kelasnya, sedari tadi Melody dan Kirana hanya menatap heran sahabatnya itu.

"Lo kenapa ? Dari tadi nglamun terus" tanya Melody mendekati Mentari.

"Gue bingung" Jawab Mentari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kemarin kak Adnan nembak gue".

"HAH SUMPAH!!!! DEMI KUCING MELODY YANG MAU LAHIRAN!! BENERAN KAK ADNAN NEMBAK LO" ucap Kirana berteriak histeris

"Budek kuping gue denger suara lo" Mentari menyambar suara toa milik Kirana.

"OMG!! Gue tuh kaget ya , seorang kak Adnan yang gak pernah deket sama cewek bisa jatuh cinta sama lo. Dia suka lo dari mananya sih , Kak adnan lo pelet ya" kirana berubah menjadi serius.

"Gila lo, mana mungkin gue main pelet. Gue aja gak suka sama kak Adnan" Ucap mentari santai

Mentari menatap luar kelasnya, Galaksi sedang berjalan melewati depan kelasnya. Galaksi terlihat sangat cool, setiap penampilannya selalu memiliki daya tarik bagi perempuan. Bak dalam dongeng, Galaksi sangat sempurna. Dia dianugerahkan memiliki wajah yang sangat tampan.

"Galaksi, tungguin Mentari" mentari berlari mengejar Galaksi, entah dorongan apa yang membuat Mentari ingin menemuinya. Apakah Rindu? Atau sedang ingin melihat kedataran Galaksi? Lama lama Galaksi terlihat lucu saat sedang marah.

Galaksi berhenti, menatap mentari yang masih ngos ngosan karena mengejarnya. Galaksi tersenyum tipis, perempuan ini memang keras kepala. Ketika galaksi sudah bilang benci kepada seseorang, pasti orang itu akan takut untuk sekedar bertemu dengannya, tapi lihatlah Mentari, ia bahkan memamerkan senyum manisnya didepan Galaksi.

"Galaksi, stop dong larinya. Mentari capek" ucap mentari memelas.

"Gue gak peduli" Jawab Galaksi datar.

"Gimana dong biar Galaksi gak benci lagi sama Mentari?" Mentari mencoba sedikit bersabar dengan kelakuan Manusia kutub utara ini.

"Pergi dari sini" Kata yang sangat dingin dan sangat tepat sasaran.

Galaksi berjalan kembali ke arah kantin, tak memperdulikan Mentari yang masih diam mencerna setiap kata demi kata yang diucapkannya.

"Galaksi tunggu" mentari tersadar ketika Galaksi sudah berada jauh didepannya.

"Apa lagi" galaksi tak menoleh pada Mentari yang kini ada disampingnya.

"Ya deh, kalau Galaksi mau pergi boleh deh" ucap mentari menghentikan langkahnya.

Galaksi menoleh, baru saja Mentari seakan mengejarnya. Dan kini Mentari malah membiarkan Galaksi pergi. Wanita itu sangat aneh, batin Galaksi.

Galaksi menaikkan satu alisnya, mencoba tak peduli dengan perkataan Mentari.

"Asal aku ikut" Mentari tertawa melihat ekspresi datar Galaksi, baginya itu sangat menggemaskan.

Galaksi terdiam, bagaimana ia bisa dikalahkan oleh wanita lemah itu. Galaksi mengacak acak rambutnya kasar, Ia ingin tertawa melihat tingkah laku Mentari yang seperti anak kecil.

GALAKSI MENTARI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang