5 : 《Andrey》

31 2 0
                                    

"Udah pake sabuk pengaman?"

"Udah."

Calla kini sibuk menatap jalan dari jendela di sampung kirinya.

"Tadi kenapa?"

Xavier bertanya.

"Tadi?"

"Printer."

"Oh... itu. Aku mau pinjem printer buat ngeprint foto dari ponselku. Boleh kan?"

Xavier pura-pura berpikir untuk menjawab pertanyaan Calla.

"Ya? Ya? Ya?"

Calla mengedip-ngedipkan mata nya. Berusaha membujuk Xavier agar memperbolehkannya. Xavier mau ketawa, tapi nanti hilang dong image dinginnya. Jadi iapun menahan ketawanya. Calla sendiri juga bergidik geli setelah mengedip ngedipkan matanya. Kaya cacingan aja.

"Buat apa?"

Calla tersenyum jahil dan mulai menjelaskan, "Jadi tadi tuh, aku di fitnah sama si medusa satu itu, katanya aku selingkuh. Padahal pan dia yang selingkuh ama si onoh. Akhirnya di omongin tuh aku sama anak satu sekolah. Mana ujung-ujungnya ada yang bilang aku simpenan om-om lagi. Hih, amit-amit."

Calla mengetok ngetok kepalanya berulang kali.

Lalu tiba-tiba ia tersadar, "Eh Vier, kamu termasuk om-om nggak sih?"

Ingin Xavier tenggelamkan nih anak ke rawa-rawa.

"Ok back to the topic, berhubung aku tau asal semua fitnah itu ternyata dari Sella. Aku bakal kasih dia kejutan yang errr-menegangkan?"

"Apa?"

"Berhentiin dulu atuh mobilnya. Nanti kamu nggak konsen."

"Ha?"

Wajah bingung Xavier membuat Calla ingin meledakkan tawa. Tapi berhubung sikonnya tidak pas, ya tidak jadi.

Walau masih bingung, Xavier tetap memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, karena nggak mungkin di tengah jalan.

"Liat nih, keren kan yak?"

Dibukanya galery ponselnya, lalu membuka foto yang ia ambil saat party ultah Sella. Tau kan apa foto itu?

Yap. Foto saat si Vino dan Sella bergandengan tangan dan saling menatap mesra. Garis bawahi mesra. Kalau bisa bold sekalian.

Xavier yang melihatnya lalu memalingkan muka menghadap Calla, "Kok sempat ngefoto?"

"Itu tuh momen momen fenomenal. Dari pada aku nangis nggak jelas, kan mending momen kaya gitu di foto buat di jadiin kenang-kenangan."

Calla terkekeh sendiri menyadari tingkah lakunya yang tak seperti orang yang baru saja putus cinta.

Xavier hanya kagum dalam hati dengan tingkah unik si Calla.

"Lalu printer?"

"Buat ngeprint itu foto dong! Print yang banyak terus di tempel deh. Lumayan dapet hiburan gratis besok."

Xavier menghela napas.

"Ditempel dimana?"

Xavier bertanya pelan. Seakan ingat satu hal, Calla tiba-tiba saja panik. Di tepuknya keningnya.

"Duh iya, kok bisa lupa?" lirihnya tapi masih bisa di dengar Xavier.

"Kenapa?"

Xavier mulai menghidupkan mesin mobil, lalu kembali menjalankannya.

"Mading itu cuma bisa di isi sama anak-anak mading."

"Anak-anak mading?" potong Xavier.

"Ish pokoknya siswa-siswi yang ngurus bagian mading-mading gitu. Nggak sembarang orang bisa naruh apapun di mading itu. Kalopun mau naruh, harus ijin ke ketua dari siswa siswi yang ngurus."

BackStreet????Where stories live. Discover now