16: 《Di luar Dugaan》

24 3 0
                                    

Calla diam di tempat, tubuhnya kaku nggak bisa digerakkan. Beberapa preman berkaos pink menghalangi jalannya. Calla menghitung jumlahnya dalam hati. 1, 2, 3, 5, 4,... eh salah, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.

Tujuh preman bertampang sangar ada di depannya. Beberapa ada yang botak, ada yang gondrong. Ada yang kelebihan dan kekurangan, berat badan maksudnya. Ada yang pendek dan ada yang tinggi. Ada yang lemah gemulai, ada yang garang, eh enggak deng. Dari berbagai macam suku dan ras lah pokoknya.

Ia menghela napas. Cobaan apalagi kali ini, ya tuhan? Kenapa hidupnya selalu penuh drama? Kenapa jadi kaya sinetron-sinetron sih? Tapi untungnya, Calla bukan tipe cewek lemah yang biasanya ada di sinetron-sinetron.

"Haha... bocah kecil kaya gini nih bos, yang harus kita singkirin?" celetuk preman berkaos pink dengan tatto hello kitty di lengan kanannya.

"Yoi bro, gini mah gampang. Sekali sentil melayang," timpal preman berkaos pink dengan rambut gondrong semir pink.

"Hehe... gue kira tuh cewek lampir bakal nyuruh kita nyingkirin cewek yang jago bela diri gitu. Tapi dari tampangnya dia, kayanya nggak bisa tuh," tambah preman berkaos pink dengan kalung berbandul barbie.

Calla sampai heran. Siapa sih orang yang nyewa preman macem mereka buat nyingkirin dia? Tampangnya sih garang, tapi penampilannya itu lho! Bikin bulu kuduk berdiri. Merinding sobat.

"Eh lo semua! Bukannya si lampir udah ngasih tau ya fotonya si cewek ini? Harusnya kita udah tau tampangnya kan?" tanya preman berkaos merah dengan polosnya. Tumben waras warna merah.

"Tau tuh si banci," sahut preman berkaos pink juga. Mungkin dia lagi nggak nyadar, kalo penampilannya juga kaya banci.

"Diem!!"

Sentakan keras membuat mereka diam. Yang nyentak tuh si bosnya preman. Pantas aja pada takut. Umurnya sekitar 25 tahunan dan mempunyai wajah yang lumayan tampan.

Bajunya pun normal, ia memakai kaos hitam dengan bandul berbentuk tengkorak. Ciri khas preman yang ada di tivi-tivi. Meskipun dia yang paling muda, dia yang paling ditakuti dan disegani oleh keenam preman yang lain.

"Kalian niatnya mau nyingkirin dia ato mau musyawarah mencapai mufakat?"

Dia bertanya dengan seringai jahat.

"Serang aja langsung!"

"Kuy!" serentak mereka.

Lalu, apa Calla bisa kabur dari mereka? Walau penampilan mereka patut dianggap remeh, tapi 1 banding 7? Mereka menang dalam jumlah. Apa Calla bisa selamat?
.
.
.

"Udah ketemu bang?"

"Belom."

"Udah tanya si pret sama si Iiz?"

"Udah."

"Terus?"

"Katanya masih di sekitar bandara pas mereka kehilangan jejaknya."

"Nggak ada cara lain buat nemuin Calla?"

Xavier diam sebentar dan tak lama,

"Bego banget!! Gue udah masang alat pelacak di ponselnya dia."

"Nah kan. Kalo gini baru nyadar kalo diri sendiri itu bego."

Mereka saat ini ada di dalam mobil dengan Andrey yang menjadi pengendaranya. 

"Coba lacak bang," kata Andrey.

Xavier yang sedang mengutak atik ponsel segera menoleh dan menatap sinis, "Lo nggak liat gue ngapain?"

Andrey hanya meneguk saliva melihat tatapan mematikan Xavier.

Hey, dia hanya memberi saran. Apa salah? Enggak kan?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BackStreet????Where stories live. Discover now