8 : 《Ternyata Begitu》

21 1 0
                                    

5 tahun yang lalu, segalanya dimulai. Semua rumit bagi Xavier yang kala itu baru saja menginjak 22 tahun. Dengan posisinya yang belum menjadi seorang CEO ternama, ia bisa berbuat apa?

Pernikahan bisnis dengan tujuan kerja sama antar 2 perusahaan. Awalnya, semua baik-baik saja. Semua berjalan dengan semestinya. Xavier tak pernah membantah kata-kata sang kakek.

Melakukan pernikahan dengan wanita yang menurutnya sangat matre. Hingga setelah setaun berlalu, tepatnya satu bulan setelah bakpau kecil lahir, si istri mengajukan cerai dan meninggalkan Xavier juga baby Rezvan berdua. Jadi dari Rezvan lahir sampai sekarang, Xavierlah yang mengurusnya.

Rezvan mempunyai kepribadian yang mirip sekali dengan Xavier. Wajah mereka pun 99% mirip.

"So, dia anak kamu?"

Xavier mengangguk

"Kamu duda? Gitu?"

Xavier kembali mengangguk dengan muka memelas.

"Dasar duda kurbel." cibir Andrey melihat ekspreksi Xavier.

Xavier bingung.

Kurbel? Apa itu?

Ada yang tau? Yang tau mohon dijawab, Xavier sedang kebingungan sekarang.

Andrey tak menghiraukan kebingungan Xavier. Malah sekarang ia menunjukkan 6 buah tiket pesawat di tangannya. Tiket penerbangan menuju Yogya.

"Dapet gratis nih, dari donatur sekolah. Mau nggak?"

Hening.

Tak ada yang menjawab.

Dikacangi. Oke.

Andrey mah tegar.

"Terus, siapa perempuan itu?" Tatapan mata Calla menuju wanita 20 tahunan itu.

"Sepupu jauh. Dari kecil deket sama kakek."

"Oh... oh...," Calla angguk-angguk.

"Hellou? Apa kabar dengan pria tampan ini? Apakah tak ada yang mendengarku? Apakah sudah nasibku begini?"

Andrey memegang dada dengan lebay.

Yang lain memutar mata mereka.

"Jadi gimana nih tiket? Mau diapakan? Bakar? Buang?"

Andrey meletakkan 6 tiket yang tadi ditunjukkannya di meja.

"Kan 6 nih, 1 tiket buat gue, 1 buat Xavier, 1 buat kakek, 1 buat Calla, 1 buat Tiara, 1 buat Rezvan. Pas kan?" Ia menaik-naikkan alisnya.

"Dih nggak ada yang nanggepin. Cal, mau nggak lo? Kalo nggak mau, ya udah gue buang aja."

"Eh si bapak. Saya kan juga mau jalan-jalan. Vier ikut kan?"

"Bolos, hmm?" tanya Xavier dengan tangan yang melingkar di pinggangnya dan wajah yang berada di ceruk lehernya. Tanpa menyadari ada seseorang yang menahan amarah melihatnya.

Sumpah demi apapun ya, jantung Calla sekarang berdetak kenceng banget.

"Kan nggak papa... sekali kali."

Calla manjawab dengan menahan debaran jantungnya.

Bunda, mamak, emak, Calla deg-degan.

"Ok."

Suara bisikan terdengar di samping telinganya membuat Calla bergidik merinding.

.
.
.

Calla dan Xavier kini berada di dalam kamar Rezvan menemani Rezvan yang sudah tertidur. Andrey dan Tiara sudah pulang setelah mereka selesai memakan makan malam yang tertunda.

BackStreet????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang