7 : 《Siapa?》

27 2 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Andrey yang rumahmya berdekatan dengan Xavier, katanya ingin menumpang makan malam disana. Yah jadi mereka bertiga kini sedang berada di rumah Xavier.

Ada yang tau alasan kenapa Xavier sudah berada di rumah?

Karena ia tau Andrey akan numpang makan dirumah. Yang artinya, mereka hanya berdua. Jelas ia tak mau. Dan memilih untuk pulang.

Sedangkan Andrey, tak perlu ditanya bukan?

Suara gemerisik wajan dan spatula beradu. Air yang mengalir juga menjadi backsoundnya. Hari mulai gelap, Calla dan bi Sumi kini sedang memasak di dapur untuk makan bersama. Awal ia berada di sini, Calla pernah mengajak bi Sumi makan bersama di meja makan. Tapi bi Sumi menolaknya, karena para pelayan sudah memiliki ruang makan khusus.

Tak butuh waktu lama, 3 macam hidangan telah tersaji di meja makan. Dilengkapi dengan satu 'morong' berisi es teh yang menyegarkan juga beberapa buah.

Xavier menarik kursi untuk Calla, baru ia menarik kursinya sendiri.

"Wah enak nih kayanya," puji Andrey setelah melihat aneka makanan yang ada.

Xavier tersenyum tipis.

Calla terkekeh, "Ah bisa aja bapak. Vier Vier Xavier enak nggak?"

Padahal belum di coba.

"Kan belum di coba."

Mata Xavier memandang Calla dengan penuh cinta membuat Andrey yang melihat adegan drama di hadapannya pura-pura muntah.

Saat baru saja mereka ingin makan sesuap nasi, suara ketokan pintu menghentikan gerakan mereka.

Saling bertatapan dengan wajah saling menyuruh. Hingga pada akhirnya, bi Sumilah yang keluar membuka pintu, karena jengah melihat kelakuan konyol ketiga majikannya.

"Mas Xavier, ada mbak Tiara sama den Rezvan."

Bi Sumi berteriak membuat Xavier melongo. Sejak kapan pembantunya itu suka sekali teriak-teriak.

Calla mengerutkan kening.

Siapa mereka?

Seorang wanita berumur sekitar 20-an, masuk dengan menggandeng tangan 'seonggok' bocah kecil. Bocah itu berumur sekitar 3 taun dengan pipi bak bakpou yang menggemaskan.

Oh tunggu!!!

Kenapa bocah itu mirip sekali dengan Xavier? Seperti jiplakan saja.

Siapa dia?

Oh tidak. Siapa mereka?

Bocah kecil itu mendekat, lalu merentangkan tangannya meminta di gendong oleh Xavier. Xavierpun segera menggendongnya.

Tatapan bocah itu mengarah pada Calla. Matanya lalu berbinar. Sungguh menggemaskan. Tangannya ia ulur-ulurkan agar Calla yang menggendongnya. Calla yang masih diambang batas sadar dan tidak sadar segera menggendongnya.

"Mommy... mommy...," serunya lucu.

Tapi...

What?

Apa Calla salah dengar?

Melihat Calla yang kebingungan, dan Xavier yang tak berniat menjelaskan, Andrey pun turun tangan.

"Dia anak Xavier."

Calla terkejut. Spontan ia menoleh pada Xavier, "Xavier!! Kamu udah nikah?"

Lalu ia segera tersadar, tatapannya berpaling ke arah wanita itu, dan ditunjuknya.

"Jangan-jangan---"

Setelah menunjuk perempuan itu, ia menoleh lagi ke Xavier.

"Dia istri kamu? Ya ampun Xavier. Nggak nyangka aku."

Pipi wanita itu memerah.

Calla geleng-geleng.

Tuk.

Sebuah sentilan di dahinya membuat ia menyipitkan matanya ke Xavier.

"Jangan membuat kesimpulan. Dia bukan istriku."

"Lalu anak ini?"

"Anakku."

"Lalu istrimu?"

"Enggak tau."

"Maksud enggak tau?"

"Cerai. Pisah."

"Oh... oh...."

Calla menggangguk-angguk. Sebenarnya ia sudah tau bila 'wanita' itu tak mungkin istri Xavier sekaligus 'mommy' dari bakpau kecil ini.

Mana mungkin seorang anak memanggil wanita lain di depan sang ibu dengan sebutan mommy. Tiba-tiba pula. Coba saja jika ingin dikeluarkan dari Kk. Kecuali jika 'ia' memang bukan 'mommy' dari bakpau kecil.

Calla bertekad dalam hati memanggil bocah itu dengan sebutan bakpau kecil. Lihat saja pipinya yang chubby dan badannya yang montok. Mirip seperti bakpau. Sangat menggemaskan.

"Lalu siapa wanita ini, Xavier?"

Sambil menggendong Bakpau Kecil di kedua tangannya, ia memandang curiga Xavier. Alisnya ia angkat tinggi-tinggi supaya keliatan bahwa ia sedang serius.

"Uhuk... uhuk..., bukannya ganggu, mas Xavier, mbak Calla. Tapi mas sama mbak sekarang berdiri di tengah-tengah pintu."

Seakan tersadar, Calla mengedarkan pandang. Dan benar saja, 'wanita' itu dan Andrey sudah duduk nyaman di sofa ruang tamu. Lalu perlahan ia menggeser diri agar tak menutup jalan.

"Permisi mas, mbak." pamit bi Sumi sebelum melewati Xavier dan Calla menuju dapur.

Xavier berdiri tepat di belakang Calla. Di dorongnya pelan pundak Calla, agar maju. Tetap seperti itu hingga sampai di sofa terdekat. Calla yang masih linglung sesaat, segera tersadar lagi. Ia segera duduk di sofa panjang dengan tangan masih menggendong bakpau kecil. Diliriknya bakpau kecil, ou sudah tidur rupanya.

"Sekarang jelaskan dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya, Xavier."

Xavier yang sudah duduk di sampingnya, malah berfokus pada kalimat membingungan yang sangat membingungkannya. Mengapa tak menggunakan kalimat 'jelaskan sekarang!'. Sungguh pemborosan kata.

"Vier!!" gertak Calla.

Xavier menghela napas, lalu mulai bercerita.

***

Cuma mau ngingetin lagi, jangan lupa teken bintang dibawah ya.

BackStreet????Where stories live. Discover now