6 : 《Kejahilan Calla》

32 1 0
                                    

"Oh, jadi maksud kakak ipar, kakak ipar mau ijin buat naruh itu foto ke mading, gitu?"

Calla memerah. Jelas saja, si Andrey memanggilnya begitu. Calla mengangguk dengan pipi yang masih merona.

"Lalu?" tanya Andrey.

"Eh bang, ini dari tadi sejam di sini, gue nggak di kasih minum ato apa gitu?"

Belum sempat di jawab oleh Calla, ia malah menanyakan pertanyaan yang nggak mutu.

"Ish si bapak. Ini jadinya gimana? Dibolehin kan ya pak?"

"Iya, eh bang, ini nggak ada minum gitu ya? Seret banget ini."

Calla memutar bola mata malas. Ia hendak berdiri dari sofa untuk membuatkan minum Andrey.

"Ya udah pak, saya buatin ya. Vier mau minum apa?"

"Ya elah Cal. Pas Xavier aja di tanyain, lah gue boro-boro di tawarin, di toleh pun enggak. Atit ati ini dek."

Andrey menepuk dadanya dengan dramatis.

"Bapak mah dibuatin air putih aja juga mau. Ya udah saya ke dapur dulu."

Baru saja hendak melangkah, tangan Xavier menariknya hingga ia jatuh terduduk di sofa lagi. Tangan Xavier kini melingkar diperutnya dengan kepala yang berada di tengkuk Calla.

"Vier."

"Biar bi Markonah aja yang ngambilin."

"Lah Markonah kan nama kucing tetangga Vier."

"Eh. Biar bi Suntari aja yang bikin."

"Itu kan guru killer montok di sekolahku."

"Lah. Biar bu Sumi aja yang bikin."

"Nah itu baru bener."

"Bi Sumi," panggil Calla yang tak sengaja melihat bi Sumi sliweran.

"Iya mbak?"

"Tuh si Xavier minta bikinin--, eh kamu minta apa Vier?" Calla menoleh pada Xavier.

"Jus Alpukat."

"--nah iya jus alpukat bi. Sama pak Andrey bikinin air comberan campur es batu ya bi."

Belum sempat dijawab, Andrey sudah terlebih dulu nyerobot.

"Enak aja, bi aku jus Stroberi aja bi."

"Ah siap mas."

"Tolong ya bi, makasih. Maaf ngrepotin." Calla tersenyum nggak enak pada bi Sumi. Bi Sumi tersenyum maklum seraya membalikkan badan dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

"Uluh uluh mesranya. Dari tadi nggak mau di lepas. Udah kaya ada lemnya ya bang?"
goda Andrey dengan wajah tengilnya.

Xavier tak meladeni perkataan Andrey. Ia malah menghembuskan napasnya di tengkuk Calla, membuat Calla merinding.

"Ih lepas dong Vier. Geli," ia memberontak menyuruh Xavier melepaskan tangan yang melingkar di perutnya.

"Hmm."

Xavier dengan tampang tak rela melepaskan tangannya. Membuat Andrey terkekeh geli. Baru kali ini, Xavier, saudaranya itu bersikap 'manja' pada seorang cewek. Tau kan kalian dengan image Xavier. Dingin. Arogan. Dan juga Bossy.

Tapi sepertinya, sifat dinginnya udah agak mendingan bila ada Calla. Yang masih belum berubah tuh sifat arogan dan bossynya yang sering buat pusing orang melihatnya.
.
.
.
Keesokkan harinya.

"Udah bener di pasang pak?"

"Lah si Calla, yang punya perlu siapa, kok jadi gue yang masang. Untung ya lo pacar si abang."

BackStreet????Where stories live. Discover now