10. The wound's Richard

69 18 4
                                    

Hai-hai? Akhirnya update lagi. Terima kasih untuk pembaca yang mau memenuhi target vote dan terus membaca cerita saya. Jangan bosan ya?😄

Happy reading :)

***

Rasa penasaran semakin membuncah dalam benak Aliya. Hari ini ia duduk tepat di belakang Richard. Biasanya dia tidak duduk disana. Namun setelah mendengarkan sedikit cerita dari ibundanya ~tentang keluarga Richard tersebut~ membuat dirinya tergerak untuk terus memperhatikan pria itu. Bahkan tanpa sadar memandangi Richard yang tertidur pulas di saat kelas sudah di mulai. Ya, begitulah kebiasaan Richard setiap kuliah. Dia hanya numpang tidur di kelas. Bukannya dosen tidak ada yang marah, melainkan sudah jera menasehatinya. Dan mungkin juga merasa segan dengan statusnya sebagai anak rektor.

Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran Richard? Aliya terus bertanya-tanya. Mungkin, dia memang belum mengetahui semua hal tentang Richard. Namun, satu hal yang sudah ia ketahui.

Dia lebih beruntung daripada Richard.

Mereka memang memiliki masa lalu yang sama-sama buruk. Tapi, masa lalu Richard jauh lebih buruk. Lebih menyakitkan.

Richard yang dulu ...

Adalah Richard yang jauh berbanding terbalik dengan apa yang orang lihat sekarang.

Bagaimana selama ini Richard melewati hidup semenyakitkan itu?
Aliya merasa iba kini. Hingga terbesit rasa ingin terus ada untuknya. Sebagai teman baik yang akan melindunginya. Dan teman yang akan menyadarkan dirinya, bahwa ia berhak bahagia.

"Aliya??" Seorang dosen cantik yang akrab di panggil Miss Dita, memanggilnya. Membuyarkan kebengongannya. Hari ini mereka sedang mengadakan kuis mata kuliah Manajemen Media Massa

"I-iya Miss?" Terkagok Aliya. Sekarang gadis itu menjadi atensi orang-orang di kelasnya.

"Kamu kenapa? Kamu dari tadi belum ada menjawab satu pun pertanyaan dari saya. Biasanya kamu yang paling aktif menjawab? Kamu belum dapat nilai loh."

"Nggak apa-apa Miss, hehe." Aliya nyengir.

"Ini pertanyaan terakhir. Giliran kamu yang jawab ya."

Eh, gue belum ada belajar lagi. Masih ingat kagak ya?

Roman wajah Aliya berubah tegang. Air ludah yang lolos ke kerongkongannya mendadak terasa pahit kini.

"Jelaskan pengertian penyiaran menurut J.B Wahyudi?"

Mampus gue. Lupa. Aarrgh.

Aliya gigit bibir. Matanya mengerjap berusaha mengingat.

Beneran lupa.

"Aliya?" panggil dosennya lagi. Aliya masih berusaha mengingat. Tanpa disengaja matanya tertuju pada Richard. Dengan posisi kepala masih terkulai di meja, Richard pun menempelkan sebuah memo di belakang kursinya. Aliya sedikit memajukan kepalanya agar dapat melihat tulisan yang ada di kertas memo tersebut.

Ini jawabannya? Kapan dia nulis?

"Aliya?" tegur Dosennya lagi. Aliya gugup. Ia kembali menatap kertas memo itu. Mulanya ia ragu, tetapi setelah mengingat cerita dari ibundanya bahwa Richard dulu anak pintar, ia pun menjadi yakin.

"Penyiaran adalah ...," sesekali saja ia melihat kertas memo, agar tidak kentara bahwa jawabannya bukan hasil sendiri, "suatu proses pengiriman informasi dari seseorang atau produser kepada masyarakat melalui proses pemancaran elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi."

"Oke, Applause untuk Aliya." Miss Dita pun bertepuk tangan. Disusul oleh warga seisi kelas. Namun beberapa orang yang duduk tak jauh dengannya, menatap sinis. Jelas saja. Mereka tahu kalau jawaban itu bukan dari dirinya sendiri. Aliya pun hanya cengar-cengir menanggapinya.

Love Is Sacrifice (Sedang Revisi)Where stories live. Discover now