"Dia. Dia" terlalu berat mengatakanya

"Dia Ayah kita"

.
.

Coolio memegang pipi sebelah kanan nya yang benar-benar terasa panas. 17 tahun sudah berlalu, tapi rasa tamparan Olivia tetap sama

"Never ask for something you will never get"

Dada Olivia naik turun karna menahan emosi yang benar-benar akan meledak sekarang. Jika saja tidak ada anak-anaknya, dia sudah pasti akan berteriak dan bertindak diluar batas pada Coolio

"Tidak kah kau memikirkan kebaikan mereka juga? Dan harga dirimu juga? Aku menawarkanya dari hatiku yang paling dalam" kata Coolio

"Aku membuang semua sisa harga diriku untuk memohon dikakimu agar mau menikahiku saat itu, dan kau menghancurkanya dengan melemparkan uang untuk membunuh mereka"

Olivia tidak bisa menahan. Dia tidak bisa menahan air matanya

"Aku meniggalkan keluargaku untuk mereka. Menghidupinya sedirian, melahirkan tanpa seorang suami. Menyekolahkan mereka agar mereka tidak berbeda dari anak yang orang tuanya lengkap. Berjuang untuk akte kelahiran agar mereka bisa masuk sekolah tanpa nama Ayah, aku menghabiskan 17 tahun, menghancurkan kehidupan ku agar mereka bisa hidup" Olivia mendekat kedepan Coolio "Mereka yang kau tolak, mereka yang ingin kau bunuh, kau sudah bertemu dengan mereka. Bukan karna kau mirip denganya lalu kau bisa memanggil mereka anakmu!"

Coolio diam. Tidak melawan. Sebab semua yang diucapkan Olivia benar

"Kau datang untuk mengambil mereka? ANAK-ANAK KU?!"

Olivia sudah tidak perduli tetangganya akan mendengar teriakanya, dan dia akan menjadi bahan gosip esok pagi. Ini sudah tidak bisa ditahan

"Iya"

Semua orang kenal Coolio. Tidak ada yang boleh mengalahkan dia sekalipun wanita

"Kau fikir, setelah aku datang kerumah mu hidupmu akan tetap baik-baik saja jika aku tidak mengambil mereka?"

"Apa kau masih tidak bisa mengenal siapa aku? Apa kau tidak tahu berapa orang diluar sana yang menginkan kematianku? RIBUAN! Kau tidak bisa menghitungnya" Olivia mundur saat Coolio mendekat kearahnya "Mereka tidak bisa membunuhku. Mereka harus dapatkan yang bisa membunuhku. Dan kau masuk kedalam daftar incaran musuh-musuhku, dan tentu saja sepaket dengan mereka"

Olivia tidak menyadari bahwa sekarang kedua tangan Coolio sudah berada dipinggangnya. Mereka benar-benar dekat. Dan Olivi terlalu paham apa yang akan dilakukan laki-laki ini selanjutnya

Cup

Hanya ciuman singkat. Tanpa aba-aba, dan tanpa diminta

"You're still the girl I kissed 17 years ago"

Kali ini tatapan mata Coolio berubah. Dia terlalu rindu pada perempuan ini

"You okay Mom?"

Olivia buru-buru melepas tangan Coolio dan  menghapus air matanya agar anak-anaknya tidak melihatnya menangis

Coolio memperhatikan dua orang yang sedang memperhatikan mereka sekarang

Satu diantara mereka ada yang menatapnya aneh. Coolio tidak tahu apa artinya

Dimatanya bisa jadi marah, sedih, dan juga rindu. Coolio tidak tahu bahwa anaknya kembar identik, namun berbeda disifatnya masing-masing

"Kami akan sangat senang jika kau bisa memberitahu siapa dia Mom" kata Aaric

Olivia kaget. Apa yang harus dikatakanya pada mereka. Mereka terlalu dewasa untuk dibohongi

Coolio menunggu reaksi Olivia. Menunggu apa yang akan dikatakanya

Lama menunggu Olivia hanya diam menunduk tidak mengatakan apa-apa

"Aku akan pergi"

Mereka semua menengok kearah Coolio yang kini sedang memakai Jas-nya

"Aku tidak akan menutup kemungkinan untuk datang kesini kapan pun aku inginkan" Kata Coolio "Dan, aku akan membiarkan dua anak buahku untuk mengawasi disekitar sini. Mereka bisa kapan pun datang"

"Siapa?" Tanya Aaron polos

Coolio tidak menjawab. Dia berbalik dan berjalan hendak keluar. Namun terhenti saat Aaric membuka suara

"Aku fikir sudah terlambat datang untuk memperbaiki semuanya, kami sudah besar"

Coolio berbalik dan menatap anaknya

"Kami bisa jaga Mommy berdua"

Aaron melotot kaget kearah Aaric

"Bodoh" bisik Aaron

"Aku tidak masalah kalian menerima ku atau tidak, aku datang untuk menikahi kekasihku" jawab Coolio

Aaric dan Coolio masih saling bertatapan

"Kemewahan tidak akan bisa membawa kami tinggal bersamamu"

"Kita lihat saja nanti"

Coolio kembali berjalan keluar diikuti anak buahnya. Decitan ban mobil menjadi tanda bahwa mereka sudah meninggalkan kediaman mereka

Olivia juga akan berlalu kekamarnya, namun ditahan Aaric

"Aku mungkin bisa memaafkanya tapi aku tidak bisa menerimanya secepat dia mencium mu"

Olivia terkejut

"Setidaknya setelah dia datang, keluarga Damien tidak menghinamu lagi, karna kami memang masih punya Ayah, hanya saja dia menginkan kami mati saat masih diperutmu"

.
.

SENENG BGT PADA SUKA!!!

Mereka juga ikut seneng ternyata Huehue❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka juga ikut seneng ternyata
Huehue❤

Stayed with fatherWhere stories live. Discover now