Author's p.o.v
"sumpah lo bener bener keliatan kaya stalker abis Kels."
Kelsha melirik Maureta malas lalu kembali berkutat dengan bindernya, gadis berambut gelombang itu lantas mengukir senyuman lebar saat menatap foto yang ia tempel di binder khususnya. Debaran jantungnya berirama lebih tak beraturan dari sebelumnya, pupil coklat gelapnya sedikit membesar.
Kelsha
Maureta berdecak karena diabaikan, ponsel gadis itu berdenting pelan, menandakan bahwa ada pesan baru. Maureta melebarkan matanya seketika, kala membaca deretan huruf dilayar ponsel mahalnya. "Hyunjin besok sampe dijakarta?" gumamnya tanpa sadar dengan suara yang amat pelan.
Namun Kelsha masih bisa mendengarnya.
Maureta refleks menutup mulutnya dengan satu tangan, saat kelsha secepat kilat langsung memberikan atensi sepenuhnya pada Maureta.
Maureta
Kelsha terkesiap, "Hyunjin hari senin sampe dibandara??!!" katanya dengan mata yang memancarkan perasaan terlalu bahagianya. Raut wajah gadis itu seketika lebih cerah dibanding sebelumnya. Jutaan kali terlihat lebih cerah.
dilihat dari wajahnya saja Maureta tahu, bahwa Kelsha sepertinya akan berteriak, jika kelas ini hanya ada mereka berdua saja.
"bu Lita gak masuk, tadi lewat ruang guru, gak ada tasnya." Ellen, yang baru saja kembali bersama Felicia dari kantin langsung memberikan informasi bernada dingin. tanpa peduli bahwa ia tengah menyela pembicaraan orang lain atau tidak.
Ellen
"mungkin dia kena muntaber atau apalah. Ternyata doa gue semalem terkabul." sambar Felicia asal dengan senyuman miringnya.
Felicia
"Felicia." peringat Maureta.
'What?' Felicia mencebik. Bahunya terangkat tidak peduli.
"shut up you two!" Kelsha menggerutu kesal, ia ingin memperjelas informasi yang tak sengaja ia dengar dari mulut Maureta tadi. "mau, go on."
Maureta mengulum bibirnya kedalam, ia mengangguk pelan "iya, tadi barusan Chan ngabarin gue."
"Christopher? sejak kapan lo deket sama si brengsek itu?" Kelsha menyipitkan matanya menyelidik.
Maureta berdehem, pandangannya kearah lain. "dia temen satu les gue, and he's definitely not a jerk." Ujarnya agak sebal.
Ellen tidak mengatakan apa apa, namun benaknya langsung memproses dan meneliti gesture Maureta. Ellen memperhatikan detail demi detail yang bias ditangkap dengan kepalanya yang dimiringkan.
'oh she's in love with him.' Batinnya, yang dengan cepat didukung oleh beberapa detik senyuman malu malu Maureta yang tak sempat dilihat oleh teman temannya.
"SEJAK KAPAN ANJIR?" sahut Felicia dengan setengah histeris. Terlewat, histeris.
Maureta memejamkan matanya berusaha sabar menghadapi temannya yang memiliki suara amat cempreng ini "sejak satu minggu yang lalu Felicia sayangku yang bacot." Jawab Maureta penuh sarkasme.
"beneran cuma temen les?" Kelsha mengangkat satu alisnya seraya menampilkan senyuman jahil.
Maureta mengangguk "i swear."
"you swear to who?"
Maureta memutar bola matanya, "god. Duh."
Ellen berkedip, ia menatap ketiga temannya datar "percaya kok." sahutnya singkat.
Maureta tersenyum lebar dan mengangguk kearah Ellen. gadis itu lalu menatap Felicia yang masih memandangnya seakan meminta penjelasan yang sebenar benarnya.
"beneran ih, cuma temen les juga!"
"loh, iya percaya kok, beneran." Felicia berlagak menelan bulat bulat penjelasan Maureta, Felicia ini memiliki sedikit darah cenayang dari sesepuhnya, dia tahu kapan seseorang berbohong.
dan sekarang, Maureta memang tidak berbohong, tapi gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu.
Maureta terdiam sebentar seolah menimbang nimbang, ia lalu melempar pandangan keluar jendela, Maureta sebenarnya ingin membuat sebuah pengakuan namun ragu karena teman temannya.
teman temannya dipastikan akan meledeknya sampai mati.
"gue cuma suka nongkrong tiap hari minggu di toko musik sama dia."
"cuma nongkrong.." Kelsha sengaja menggantungkan ucapannya.
"tiap minggu." sambung Felicia mantap. gadis itu saling bertatapan dengan Kelsha, Felicia mengangguk angguk paham.
Maureta merengut kesal, "we're really just friends." Maureta menekankan setiap ucapannya dengan gemas.
sementara Maureta sibuk meladeni Ellen dan Felicia yang kian menggodanya. well, Ellen tidak dihitung karena gadis itu hanya memperhatikan kedua temannya yang masih membahas seputaran 'hubungan macam apa yang sedang dijalani Maureta dan Bangchan'
diam diam Kelsha tersenyum lebar. Ia mulai kembali sibuk dengan bindernya dan kembali menulis nulis dengan wajah berseri seri.
sepertinya, gadis berambut panjang ini sangat amat tidak sabar menantikan kedatangan Hyunjin.
Miliknya.
YOU ARE READING
•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]
Fanfiction❝it's tired and painful to love someone too much, but he'll never be mine.❞ Kelsha cerestell veitsern, si tuan putri sempurna yang paling dimanja oleh keluarga veitsern. Keinginannya harus dituruti, dan jika ia ingin sesuatu maka ia harus berhasil m...