Why?【7.9】

192 26 64
                                    


Author's p.o.v

"Kels?"

Kelsha mengerjap dan menoleh, hyunjin saat ini tengah menatapnya khawatir. "Hm?"

"Kamu kenapa? Si brengsek itu bilang apa sama kamu? Dia ngomong yang aneh aneh?" Cerocos hyunjin panjang lebar dengan nada menuntut. Sepasang matanya tampak berkilat api.

Kelsha terdiam. Tentu saja tidak mungkin memberitahu hyunjin, kita tidak tahu apa yang mungkin saja dilakukan psikopat itu jika kelsha membuka mulut barang sedikit saja. Woojin mampu membunuh kedua orang tua maureta, dan entah sudah berapa banyak darah yang ada di tangan pria itu. Kelsha sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang akan woojin lakukan pada orang orang disekelilingnya jika ia membuat pria itu kesal. Yah woojin kesal kelsha sebenarnya tidak peduli, tapi ia peduli terhadap apa yang mampu pria itu lakukan.

Dan kelsha, tidak mau mengambil resiko kehilangan lagi. Apalagi dikarenakan ia yang cerobohnya membuka mulut. Karena jika itu terjadi, kelsha jugalah yang secara tidak langsung membunuh mereka.

Kelsha menatap hyunjin seraya tersenyum kecil, berusaha mengusir kecurigaan dan kekhawatiran hyunjin. "Dia nggak ngomong apa apa, at least menurut aku nggak ada yang penting."

"Nggak mungkin." Bantah hyunjin dengan sorot tajam.

Kelsha menghela napasnya, lalu menatap keluar jendela. "Tolong untuk kali ini, jangan ikut campur hyunjin karena kamu cuma bakal ngacauin semuanya."

Hyunjin mendadak menginjak rem dan menoleh kerah kelsha dengan marah. "Maksud kamu apa?"

Hanya ini cara satu satunya untuk membuat hyunjin tidak banyak bertanya lagi. Kelsha menoleh kearah pria itu, raut wajahnya datar. Kelsha menatap hyunjin dingin. "Kamu selalu ikut campur tentang hal hal yang bukan urusan kamu."

"Keselamatan kamu adalah urusan aku." Balas hyunjin penuh penekanan. Ia frustasi karena kesal dengan sikap kelsha sekaligus kekhawatiran tentang kim woojin. Karena sejak kembali dalam keadaan utuh kedalam auditorium, kelsha selalu saja melamun. Hyunjin tidak bisa mengabaikan sikap aneh kelsha begitu saja. Kelsha tidak tahu bahwa dibalik sikap menuntut dan penuh kecurigaannya, hyunjin sebenarnya gelisah dan tidak tenang.

Kelsha menghembuskan napas kasar. Ia menatap gerbang mansionnya yang sudah terbuka seolah menunggu mobil hyunjin untuk masuk. "Aku capek, kamu silahkan cari orang lain untuk bertengkar." Kelsha turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam mansion tanpa menunggu jawaban hyunjin.

Hyunjin hanya bisa menatap kepergian kelsha dan memukul stir mobilnya penuh emosi karena kelsha pasti akan bertambah marah padanya jika ia menyusul gadis itu disaat sedang marah.

Kelsha tidak berniat memancing pertengkaran, namun ia tahu bahwa hyunjin marah saat mendengar mobil pria itu yang berderu dan langsung menghilang dengan cepat karena sang pengemudi melajukan mobilnya diatas rata rata.

Ia menarik napas lelah. Hari ini terasa jauh lebih melelahkan dibanding hari hari biasanya. Ia melihat arloji di pergelangan tangannya yang menunjukkan bahwa sekarang sudah jam 2 siang. Ia akan tidur sebentar dan nanti sore kelsha berniat berbicara dengan seseorang yang penting.

"Nona..?"

Kelsha menoleh pada asal suara, disana francis tampak bingung melihatnya berjalan kaki dan bukannya naik mobil. Ia mengangguk singkat. "Apa tuan dan nyonya sudah kembali? Kakak ku bagaimana?"

Francis menunduk sedikit, "mereka sudah kembali nona."

Kelsha mengangguk. Lalu saat melewati pintu utama, bibi madeline menghampirinya dan menunduk sedikit. "Nona, tuan veitsern menunggu kedatangan anda diruang kerjanya."

•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]Where stories live. Discover now