"Ternyata ohhhh ternyata lo kencan gelap sama si Malika?" Rega berucap dengan ekspresi yang berubah menyebalkan.

Vanya yang mendengar ucapan ngaur Rega lantas memberikan Rega hadiah berupa pukulan maut dari botol kecap pada tangannya.

"Sakit nya!" Rega mengusap tangannya dengan raut wajah kesal.

"Lagian siapa juga yang kencan gelap! disini terang pea!"

"Eh seyeng! mulut lo kali-kali gua cium mau?" tanya Rega dengan nada gemasnya.

"Mau dong... tapi pake duit gocapan yah," balas Vanya sambil terkekh geli.

"Najis!" balas Rega yang malah merasa merinding.

"Anya!" panggil Andra yang kesal karna sedari tadi terkacangi. Kacang sedang mahal loh sekarang karna belum tahun baru.

"Eh bro masih kenal gua gak?" tanya Rega dengan  santainya.

"Kenal, lo si tiang listrik berjalan yang sering nyusruk kalo mau nendang bola," jawab Andra sambil tertawa.

"Astag Ga," Vanya yang juga ikutan tertawa refleks menoleh pada Rega dengan tatapan tak percaya, "Malahan gua lupa loh Ga kalo lo pernah nyusruk terus, pernah nyemplung ke got cuman demi ngambil uang gopean yang jatoh pas lo mau bayar agar-agar," Vanya semakin tertawa saat kepingan-kepingan kejadian lucu Reg di masa lalu teringat kembali di pikirannya.

"Rega lo masih inget gak pas ada suntik campak biar gedenya kagak di campakin? waktu itu lo takut di suntik kan? terus biar terhindar dari jarun suntik lo rela ngumpet di pojok kelas pake tong sampah, bhahahaha," dengan bangsatnya Andra ikut menimpah membuat Rega benar-benar dk permalukan, harga dirinya seketika jatuh hanya karna kejadian sial waktu ia esdeh dulu.

Rega yang sudah tidak kuat karna di permalukan memilih untuk pergi dari dua iblis yang tak pernah ia kira akan menyamar menjadi dora dan but, dengan cepat ia berdiri dari duduknya, berniat untuk menengelamkan dirinya di kobokan warteg namun di tahan oleh Vanya.

"Gak usah ngambek, gua cuman becanda sayang," kata Vanya sambil menahan tawa.

Andra yang mendengar ucapan Vanya barusan seketika mengepal ke dua tangannya.

"Gua mau ke kelas Nya," kata Rega dengan wajah datarnya.

"Yaudah gua ikut," kata Vanya yang ikut berdidi dari duduknya.

"Andra gua duluan yah," pamit Vanya yang langsung mengandeng tangan Rega membuat Andra semakin merasa tak suka.

"Malaikat maut ku titipkan mantan untukmu... tolong siksa dia, di bangun dan tidurnya... jangan sampai dia terlihat kesenangan... karna bahagiaku ketika lihat dia tersiksa."

Tiba-tiba Vanya bernyanyi dengan suara keras membuat semua penghuni kantin menoleh pada Vanya, sebagian ada yang tertawa karna lirik yang Vanya ganti.

Astaga lirik yang Vanya nyanyikan benar-benar membuat Andra benar-benar tersingung, Andra hanya mantan Vanya waktu SD dulu yang hanya pacaran selama 5 menit, namun mengapa seakan-akan Andra adalah manta Vanya yang benar-benar telah membuat Vanya terluka?.

Rega yang mendengar Vanya bernyanyi seperti itu hanya bisa menahan tawa, Vanya yang berada di sampingnya ternyata bisa membuatnya berubah dalam sekejap.

***

Mevan kini tengah berdiam diri di kamarnya, sejak pulang dari sekolah ia smaa sekali tidak memilki semangat untuk keluar dari kamar, ponselnya ia sengaja matikan setelah Lutry mengajaknya untuk ke kafe.

Untuk apa keluar dari kamar jika ia masih di jauhi oleh Vanya? Untuk apa ia asik-asikan pergi dengan adik kelasnya jika mungkin saat ini vanya masih mencoba mendamaikan hati dan Fikirannya dari rasa takut terhadapnya?.

Ini sudah tiga hari Mevan tidak menerima sikap aneh Vanya, tiga hari tanpa di buat jengkel dan kesal oleh Vanya, tiga hari tanpa harus pergi kesana-kesini hanya karna permintaan aneh Vanya.

Mevan benar-benar merindukan Vanya.

"Jangan lama-lama yah ngejauhin Mevannya, Mevan rindu Anya," lirih Mevan sambil menatap bingkai poto yang berada di meja belajarnya, menampakan dirinya dan Vanya yang tengah tertawa puas seperti tidak ada beban.

"Bukan Mevan gak mau nyoba buat minta maaf ke Anya lagi, Mevan cuman takut Anya semakin takut sama Mevan kalo Mevan nyoba buat ngedeketin Anya lagi," lirih Mevan dengan dada yang terasa sesak.

Mengingat jika tiga hari belakangan ini si pembuat onar di kamanya tidak ada membuat semuanya seketika sebagian menghilang.

"Mancing keong seru kali yah," gumam Mevan yang langsung mengambil jaket dan kunci motornya, ponselnya dengaja ia tinggal agar tidak ada yang menggangu.

****

Tbc💛

Jangan lupa vote dan komennya:)
See you next time
Tiaraatika4.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now