( Cp.20 : 𝗔𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗽𝗲𝘁𝘂𝗻𝗷𝘂𝗸? )

2.2K 276 63
                                    

( Cp.20 )

"Aish! Terkutuk kau lorong sialan!!"

"Aish, mereka kemana sih? Kenapa gak datang-datang!" Seongwoo menggerutu frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aish, mereka kemana sih? Kenapa gak datang-datang!" Seongwoo menggerutu frustasi. Suasana disekitarnya benar-benar membuat dia ingin keluar secepatnya dan membuka kotak dibawah itu. Dia ingin tau apa isinya.

Tapi apa benar semua jawaban ada didalam isi kotak itu?

Entahlah.

Dia butuh kelima temannya diluar sana untuk membukanya. Tapi apa mungkin mereka dapat menemukan ruangan itu dengan keadaan lorong yang aneh diluar sana?

Seongwoo menggeleng kepala frustasi lalu menatap lelaki dihadapannya "Woojin-ah, katakan padaku Aku har-"

"Sssstttt!" Woojin kembali berdesis. "Jangan bersuara. Dia sangat peka terhadap suara." ucapnya lagi dengan suara pelan.

"Siapa?"

/ BRAK! /

Baru saja Woojin mau membuka mulut, sebuah benda terjatuh tiba-tiba. Membuat mereka berdua tersentak kaget setelah melihat benda itu.

Bukan benda mungkin.

"Ke...kepala?!" batin Seongwoo dalam hati. Dia benar-benar kaget. Apalagi setelah dia mengenali siapa pemilik wajah itu.

Dia menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Tidak, tidak, aku pasti lagi halusinasi, itu bukan Jaehwan, bukan Jaehwan!"

Seongwoo menutup matanya. Air matanya perlahan membasahi pipinya. Ayolah siapa yang tidak sedih melihat temannya dalam keadaan mengenaskan itu?

Woojin yang menyadari hal itu, perlahan mendekati Seongwoo dan menyuruhnya membelakangi jeruji.

"Dia teman mu ya?" Bisik Woojin.

Seongwoo mengangguk lemah. Entah mengapa hatinya seperti tersayat melihat Jaehwan seperti itu.

Lalu bagaimana kabar temannya yang lain? Apa mereka bernasib sama seperti Jaehwan?

"Yak, jangan menggangguku dengan suara berisik mu itu." suara misterius itu kembali muncul.

Seongwoo ingin menoleh kebelakang namun Woojin menahannya. "Andwae!"

"Wae? Aku mau melihatnya..."

"Itu profesor aneh tadi. Jangan meliriknya atau teman-temanmu dalam bahaya."

Setelah mendengar ucapan Woojin barusan, Seongwoo pun mengurungkan niatnya untuk berbalik. Dia tetap diam bersama Woojin disana.

Rasanya aneh sekali jika mendengar bahwa nyawa teman-temannya terancam jika dia menoleh dan melirik profesor gila bertopeng itu?

[1]『Wanna One Zombie Attack』[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang