( Cp.13 : 𝗣𝗲𝗿𝗰𝗼𝗯𝗮𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 )

2.4K 300 14
                                    

( Cp.13 )

"Zombie itu berbicara?"

"Zombie itu berbicara?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian siap?"

"Entahlah. Aku ragu ini akan berhasil."

"Sudahlah. Jangan. Lebih baik kita gak usah sok eksperimen."

"Diam! Kau itu gak guna banget jadi laki-laki. Seongwoo aja diam dari tadi."

Daniel langsung menghela napas panjang. Malas meladeni Hanbyul yang suka sekali membandingkan dirinya dengan Seongwoo.

"Sudahlah. Lama-lama ku nikahkan kalian berdua! " Ucap Jihyo yang sudah bosan melihat dua orang yang tak bisa akur itu.

Suasana kembali hening. Mereka berempat menatap cermin besar dihadapan mereka dengan jantung yang terus berdebar. Bagaimana jika percobaan mereka gagal? Akankah mereka semua mati?

"Aish, sudahlah. Lupakan percobaan ini. Dan kajja pergi ke lab.bawah tanah. Itu tujuan awal kita." ucap Daniel yang semakin frustasi disana.

"Bersiap ke posisi masing-masing." ucap Seongwoo tanpa memperdulikan Daniel yang terus merengek minta pergi.

Ada satu hal yang menarik dalam percobaan ini. Dan ada satu pertanyaan yang terus berkelebat dibenaknya. Dan Seongwoo ingin membuktikannya.

Diapun segera berdiri dibelakang sebelah kanan cermin. Dan Daniel mau tak mau berdiri dibelakang sebelah kiri cermin dengan tangan yang memegang erat gagang kayu.

Sedangkan Hanbyul berdiri didepan pintu dengan tatapan yang terus mengarah kearah Jihyo yang sekarang sudah berdiri tepat didepan cermin yang akan dibuka itu.

Percobaan akan dimulai.

"Dalam hitungan ketiga." Jihyo menganggukkan kepalanya. Jujur, dia benar-benar takut. Tapi dia yakin, percobaan ini takkan sia-sia.

"Satu. . ."

Walaupun ini harus mempertaruhkan nyawanya.

"Dua. . ."

Dia tak ingin ada korban selanjutnya.

"Tiga!"

/ SSRRRAAK!!! /

Tirai pun terbuka tepat saat Jihyo menariknya. Dan hasilnya sungguh membuatnya kaget luar biasa. Tidak, bukan hanya Jihyo. Tapi mereka semua terkejut dengan pantulan bayangan di cermin itu.

"M-mwo-ya?! "





"Sssttttt! Jangan berisik!" Minhyun membekap mulut Sungwoon dengan kesal.

Bayangkan saja, mereka berdua sedang bersembunyi didalam bilik toilet yang sempit. Dan Sungwoon malah sibuk dengan ocehan tak bergunanya. Tentu saja Minhyun khawatir kalau Zombie diluar sana bisa mendengar dan menemukan mereka disana.

"Ini semua salahmu!" bisik Sungwoon sambil menepis tangan Minhyun.

Marah? Tentu saja dia marah. Dia bahkan sudah muak dengan Minhyun.

"Aku hampir mati karena imajinasimu bodoh!" bidiknya lagi.

Minhyun terdiam. Ini memang salahnya. Tapi apa salah kalau dia ingin memastikan seseorang yang sangat dikhawatirkan?

"Sudahlah. Lupakan saja. Kau tak mungkin peduli padaku. Mungkin memang takdirku akan menyusul Jaehwan." Sungwoon menghela napas kasar.

"Kau benar-benar menyerah? Baiklah! Keluarlah! Mati saja kau sana!" Bentak Minhyun dengan tidak elitnya membuka pintu bilik dan menyampakkan Sungwoon keluar dari persembunyian.

"Yak!"

/ BLAM! /

Pintu tertutup.

"Yak! Minhyun-ah! Kau gila?! Buka pintunya!"

Minhyun tak membalasnya. Rasa iba nya sudah tak ada pada dirinya. Seseorang seperti sudah mengubahnya. Rasa kesal dan marah bersatu dalam dirinya. Dia bingung. Kenapa harus tiba-tiba memarahinya? Bukankah Sungwoon tak bersalah?

Apa dia terbawa emosi?

"Ap—apa yang sudah kulakukan? " Minhyun mengacak rambutnya frustasi. Dengan cepat dia membuka kembali bilik pintu.

/ PLAK! /

Sungwoon menamparnya. Dia sudah ketakutan sejak Minhyun menutup pintu tadi. Kakinya bahkan sampai kram tak bisa berjalan.

"Bodoh! Kau bodoh! Kau benar-benar mau membunuhku ya?! Untung saja Zombie tidak datang! Aku masih mau hidup, bodoh! Aku tak ingin pengorbanan Jaehwan menjadi sia-sia!"

Sakit. Memang sakit. Tapi ini lebih baik daripada menyesal ketika melihat lelaki itu sudah berubah jadi Zombie. Minhyun tersenyum lemah. Ternyata memang lebih baik seperti ini. Sungwoon yang cerewet itu memang temannya. Dia tak ingin ada korban karenanya.

"Mianhe. Aku lost control tadi."

Sungwoon mengangguk mengerti."Wanita memang membuatmu gila. Kusarankan kau jangan jatuh cinta lagi."

"Yak! Aku masih normal. Mana mungkin aku bisa tak mencintai wanita? Kau yang gila. Kuharap kau masih normal." cibir Minhyun tak kalah sengit.

Obrolan mereka terhenti ketika Minhyun dengan tergesa-gesa menutup pintu bilik dengan perlahan.

"Diluar ada zombie yang datang " bisiknya yang langsung membuat Sungwoon bungkam dan merapat ke dinding. Sedangkan Minhyun langsung berdiri didekat pintu itu untuk siap siaga jika ada penyerangan disana.

Awalnya memang tak ada yang aneh. Hingga akhirnya terdengar rongrongan dan erangan zombie yang bersautan.

"Zombie itu berbicara?" Minhyun mengernyitkan dahinya heran.

Indra pendengarannya samar-samar mendengar remang suara disana. Walau tak terdengar jelas. Tapi terdengar seperti zombie itu sedang berbicara.

"Aniya. Aku pasti salah dengar" Minhyun terdiam sembari mempertajam pendengarannya. Namun, jika didengar lebih tajam, Itu terdengar seperti suara manusia yang diselingi dengan suara Zombie.

"Itu suara Seongwoo!" Ucap Sungwoon tiba-tiba. Dia dapat mendengar dengan jelas suara Seongwoo disana. Jika iya, bukankah Itu tandanya Seongwoo berada tak jauh dari toilet tempat mereka bersembunyi?

"Kajja, cari mereka."

"Kajja!"







to be continue.

[1]『Wanna One Zombie Attack』[END]Where stories live. Discover now