"Fay, ayo kita pulang."

Dengan berat hati Faysha melangkahkan kakinya dengan digandeng Fahdah yang tengah menggendong Nufael.

Pandangan Faysha masih saja tertuju kearah rumah yang pintunya sudah tertutup rapat dan bertuliskan "rumah dijual".

"Rumah ini, terlalu banyak kenangan indah yang takkan pernah terlupakan bersama Rafka, suamiku."

Kini memori ingatan Faysha berputar kebelakang mengingat banyaknya kenangan bersama Rafka di rumah mereka yang mulai saat ini sudah tidak bisa mereka tempati lagi, terlalu indah kenangan itu untuk Faysha lupakan tetapi terlalu menyakitkan jika Faysha masih terus saja mengingat kenangan indah itu.

❤❤❤


"Huwek huwek huwek."

Perut Faysha mendadak tidak enak dan terasa mual sekali sampai ia bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi makanan yang ada di dalam perutnya.

Bukan hanya perut yang dirasa Faysha tidak enak tetapi juga kepalanya terasa pusing sekali sampai ia tidak kuat untuk berdiri lagi dan memilih kembali terbaring di tempat tidurnya.

"Fay..."

Kedua mata Faysha kembali dibuka setelah mendengar ada yang memanggil dirinya. Fahdah baru saja masuk ke dalam kamarnya sekaligus menghampirinya yang masih terbaring di kasurnya.

"Fay, kamu kenapa?, wajah kamu pucat sekali, kamu sakit?"

Faysha tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang nampak pucat. Sekuat tenaga Faysha mencoba beranjak dari posisi tidurnya, memposisikan tubuhnya untuk duduk tetapi ia merasa tidak kuat dan langsung duduk bersendar di kepala ranjangnya.

"Nggak tahu nih Teh, perut aku tiba-tiba nggak enak dan pengen muntah terus, kepalaku juga pusing banget, mungkin karena aku telat makan dan kurang istirahat," jawab Faysha dengan suara lirih.

"Ya Allah Fay, kamu harus jaga kesehatan, Teteh nggak mau kamu sakit, kita ke rumah sakit saja ya, Teteh nggak mau kamu kenapa-kenapa."

Sebenarnya Faysha tidak mau jika harus ke rumah sakit untuk periksa kesehatannya karena ia merasa baik-baik saja dan mungkin hanya masuk angin saja tetapi karena desakan sang Teteh yang sangat ia sayangi jadi Faysha harus mengalah dan mau menuruti ajakan Fahdah untuk periksa ke rumah sakit.

"Jadi bagaimana Dok?, Adik saya sakit apa?," tanya Fahdah ketika seorang dokter perempuan telah selesai memeriksa Faysha yang kembali duduk di sampingnya untuk menunggu pernyataan dokter tentang penyakitnya.

"Ibu Fahdah tenang saja, Ibu Faysha memang sedang sakit tapi ya biasa sakitnya orang hamil, yaitu mual-mual dan sakit kepala."

Faysha tersentak ketika mendengar ungkapan dokter yang menyatakan bahwa dirinya kini tengah hamil, anak kedua. Faysha benar-benar tidak menyangka bahwa saat ini ia sedang mengandung, bahkan Faysha lupa bahwa ia sudah telat datang bulan yang disebabkan karena dirinya ternyata sedang hamil.

"A-apa Dok?, sa-saya hamil?"

"Iya Ibu Faysha, sekali lagi saya ucapkan selamat ya atas kehamilan Ibu Faysha yang sudah memasuki minggu ketiga."

Lagi-lagi Faysha tidak menyangka bahwa kini dirahimnya sedang ada calon bayi yang diamanahkan lagi kepadanya. Faysha tidak tahu harus sedih atau bahagia, perasaannya sedang bercampur aduk.

"Alhamdulilah kamu hamil Fay, kamu hamil anak Rafka, kamu harus kuat ya, demi anak di kandungan kamu, meskipun Rafka sudah nggak ada disamping kamu, in syaa Allah Teteh akan selalu ada untuk menemani kamu."

Senyuman manis terukir di wajah cantik Faysha ketika mendengar ucapan sang Tetehnya yang bersedia menemaninya dalam menjalani masa kehamilannya dan untuk ke depannya.

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now