1. Sial

25.5K 670 27
                                    

'Hidupku hari ini sial, aku harus bertemu dengan laki laki dengan sifat seperti es dikutub utara.
Lelaki itu terlihat lebih menyebalkan daripada yang sahabat sahabatku katakan."

Mentari Laksana Antara

Kring kring.

"Hooaaamm" aku membuka mulutku lebar lebar. "Ah aku tak suka suara alarm, mengganggu sekali" ucapku penuh amarah.

Maklum, gadis itu baru bisa tidur pukul 2 pagi, entahlah beberapa hari ini tubuhnya susah diajak isturahat.

"Mentari, cepetan bangun. Nanti terlambat loh" Ucap seorang wanita paruh baya sambil membuka pintu.

"Setengah jam lagi Bunda Sarah" ucap perempuan yang dipanggil mentari itu.

Sarah menarik paksa selimut mentari, sepertinya Mentari memperoleh amukan besar besaran jika tidak lekas bangun. "BANGUN MENTARI, ATAU MAU MAMA SIRAM AIR ?". Ucap Sarah penuh penekanan disetiap kalimatnya.

"Ah sial, Iya iya mentari bangun bunda sayang" ucapnya masih dengan mata tertutup menuju kamar mandi.

20 menit berlalu, kini mentari sudah duduk dimeja makan. Menikmati sarapan yang dibuatkan bundanya dengan penuh kasih sayang.

"Ayah mana bun?" Ucap mentari dengan makanan masih memenuhi mulutnya.

"Ayahmu udah berangkat duluan, katanya ada urusan dikantor" ucap Sarah.

"Ihhhh.. Terus mentari gimana bun berangkatnya" muka Mentari terlihat sangat malas.

"Naik angkot" ucap sarah datar.

"Angkot lagi? Bunda, naik angkot tuh panas sempit juga. Mentari takut telat"

"Nambah telat lagi kalau kamu masih ngomel aja disini. Buruan sayang kamu berangkat" ucap sarah berusaha menenangkan kemarahan putrinya.

"Iya bun iya, mentari berangkat ya bunda. Assalamualaikum" ucap mentari sambil mencium punggung tangan sarah.

"Waalaikumsalam, hati hati sayang" sarah tersenyum manis kepada mentari.

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.01. Dan sialnya gerbang sekolah sudah ditutup.

"Pak satpam, bukain dong gerbangnya buat mentari" ucap mentari memohon.

"Loh nak mentari, kok baru dateng? Gak biasanya telat gini" ucap pak satpam mendekat ke arah mentari.

"Hehehe... Mentari telat bangunnya pak. Pak tolong ya bukain pintunya buat mentari. Mentari mohon" mentari memasang puppy eyesnya agar pak satpam itu bisa luluh.

"Maafin bapak ya, bapak gak bisa bantuin nak mentari. Bapak disini ngejalanin tugas saja. Bahwa yang terlambat tidak diperbolehkan masuk" ucap pak satpam penuh penyesalan.

"Bukain pagarnya!" .

Baik Mentari maupun pak satpam itu refleks menoleh ke sumber suara. Laki laki dengan tubuh tinggi, putih, dan rambutnya terlihat acak acakan. Tapi tak bisa dipungkiri, justru dia terlihat sangat tampan.

"Tuan Galaksi, silahkan masuk tuan" pak satpam segera membukakan pintu untuk Galaksi.

Galaksi melewati gerbang yang sudah terbuka itu, beberapa langkah ia berjalan, lalu ia berhenti. "Lo gak masuk?" ucapnya sambil menoleh ke arah Mentari.

"Eh iya ini gue mau masuk" mentari kaget karena sedari tadi ia tak sadar jika memperhatikan galaksi tanpa berkedip.

"Gue tau gue ganteng, gak usah lihatin gue kayak gitu" Ucap Galaksi datar.

"Apaan ge'er. Eh iya sih sebenernya dia ganteng. Tapi masak harus sombong gitu" kata Mentari lirih, bahkan hanya dirinyalah yang mendengarnya.

Saat hendak masuk ke sekolah, Mentari melirik name tag dibaju laki laki itu, "GALAKSI PERMANA PUTRA" Ah sial, mengapa namanya bisa mirip dengan nama Sekolahnya ini. "SMAN PERMANA 12".

Mungkinkah ini yang sering dibicarakan Kirana dan Melody beberapa minggu terakhir ini. Most wanted SMAN PERMANA 12 yang baru saja pindah dari Amerika. Jika memang benar, Mentari menyesal memujinya tampan, laki laki ini sangat sombong. Itu yang dia dengar saat sahabat sahabatnya membicarakan laki laki ini.

Tanpa pikir panjang, Mentari segera berlari menuju kelasnya. Ah sial, Bu Ratna sudah dikelas lebih dulu. Guru yang terkenal galak dan suka menghukum muridnya itu kini berdiri dengan penuh amarah didepan pintu kelas Mentari.

"MENTARI SINI KAMU" Ucap bu ratna penuh amarah.

"Iya bu, ada apa ya?" ucap Mentari pasrah.

"KAMU ITU TERLAMBAT. HARUSNYA TAU SALAH KAMU APA. SEKARANG KAMU KE LAPANGAN DAN LARI KELILING LAPANGAN 10 KALI" kata Bu Ratna penuh penekanan.

"Ta-pi Bu" ucap mentari memelas dan terbata-bata.

"Mau hukumannya ibu tambah?"

"Eeh enggak bu enggak"

Mentari berlari menuju lapangan, sial sekali hari ini. Harus naik angkot, Terlambat, bertemu lelaki yang dingin dan sekarang ia harus dihukum. Lengkap sudah penderitaannya hari ini.

Mentari mulai menjalankan hukumannya, ia berlari mengelilingi lapangan. Samar samar mentari melihat laki laki yang ia temui tadi berjalan kearah lapangan. "Galaksi" ucap Mentari lirih.

Galaksi rupanya hanya melewatinya, Mentari heran. Bukankah ia seharusnya juga dapat hukuman sepertinya karena ia juga terlambat. Tapi mengapa juga Bu Ratna hanya membiarkannya tanpa memberinya hukuman.

Sontak Mentari menepuk jidatnya kasar, ia baru ingat. Orang tua Galaksi kan pemilik SMA ini. Pantas jika laki laki itu tidak dihukum dan bisa masuk sekolah kapan saja dia mau.

Lamunan Mentari buyar ketika dalam larinya ia tak sadar menabrak sebuah tiang bendera. Dia sampai lupa memperhatikan jalan didepannya karena sibuk memikirkan laki laki itu.

Mungkin karena tabrakannya dengan tiang bendera itu begitu keras, Mentari sampai terjatuh, Kepalanya terasa sangat pusing.

Samar samar ia melihat sosok laki laki datang kearahnya. Ia mengenal laki laki itu. Laki laki yang menenuhi pikirannya sejak tadi. Galaksi, ia datang dan menggendong Mentari. Setelah itu Mentari sudah tidak mengingat apa apa lagi, dia pingsan.


*********

Haiiiiii haiiiii (Author melambaikan tangan) wkwkwkwk
Nama aku KIKI ARDILA 😂

Ini cerita pertamaku hehe. Sebelumnya agak gak pede sih buat publish cerita ini. Maaf kalau belum ada feel. Maklum baru pertama kali..

Semoga kalian suka.
Part selanjutnya akan segera dipublish kok tenang aja.

Jangan lupa follow ig aku @kikiardila09

Yang mau dm kalau gak sibuk pasti dibalas wkwkwk.. Author pembuka pertemanan baik dengan kalian kok ..😅😂

Salam,

Calonnya Devano Danendra

GALAKSI MENTARI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang