Lima

145 29 0
                                    

"Hai semua..", sapa Adin yang sudah naik di atas altar.

"WAHHHH CECAN WOI CECAN!"

"MIMPI APA GUE SEMALEM KETEMU BIDADARI!"

"JADIAN SAMA ABANG YOK NENG!"

"HELEH"

Celetuk para peserta MOS.

Adin yang sebenarnya jijik dengan perkataan dan tingkah laku mereka semua, ingin sekali rasanya ia muntah disini, tapi dia bisa apa? Dia kan waketosnya. Jadi harus bisa sabar.

Adin menunjukkan senyuman manisnya yang membuat keadaan semakin ricuh.

Adin menghela napasnya pelan.

Sabar din sabar. Batinnya.

"Mau pulang gak?", tanya Adin masih dengan senyuman manisnya.

"KAYAKNYA NGGAK DEH KALO UDAH ADA KAMU", celetuk salah sorang peserta MOS dengan keras.

Peserta yang lain pun menertawainya dan menyorakinya.

"Udah-udah, sebelum kita pulang, ada baiknya kita berdoa dulu", ucap Adin menyudahi sorakan mereka.

"Berdoa mulai!", lanjutnya.

Mereka pun berdoa dengan khusyuk.

***

Vita berjalan menuju ruang osis untuk beristirahat sebentar. Ia sangat lelah sekali hari ini. Lelah meladeni para peserta MOS yang menurutnya gila itu.

Hari ini saja sudah membuatnya lelah, gimana hari hari esok dan lusa? Membayangannya saja sudah membuat Vita merinding sendiri.

"Capeknya..", gumam Vita saat sudah sampai di dalam ruang osis.

Ia pun duduk dan menyelonjorkan kakinya yang terasa pegal. Benar-benar kelelahan. Itu yang dirasakannya. Ingin dia pulang saja, tapi dia tak bisa karena ini merupakan tanggung jawabnya sebagai anggota osis.

Vita memijat-mijat kakinya sendiri pelan-pelan.

Masih lama apa?

Pikirnya yang mulai kesal.

Ceklek!

Dengan refleks, Vita menoleh ke arah pintu yang dibuka oleh seseorang.

Dari balik pintu, muncul Ilham dengan almameter yang digantungnya di lengan.

Sebelum Ilham mengetahui Vita sedang melihatnya, ia langsung memalingkan wajahnya dan memijat kakinya lagi.

"Kaki lo sakit?", tanya Ilham yang sudah berada di hadapannya.

Vita tak menjawabnya, ia sibuk memijat kakinya itu.

"Mau gue bantu?", tawar Ilham.

Vita hanya diam.

Ilham menghela napasnya pelan. Ia tak tahu harus sampai kapan hubungannya dengan Vita seperti ini?

"Vit gue minta ma-"

"Gue capek! Kalo lu mau istirahat, mending lu duduk aja, tapi duduk dikursi sana!", potong Vita dengan cepat sambil menunjuk ke arah kursi panjang yang berada di seberang kursi yang ia duduki.

"Vit..", panggil Ilham lirih seraya menggerakkan tangannya menyentuh pundak Vita.

Tapi, sebelum tangannya sampai, Vita sudah menepis tangannya dengan kasar.

"Gue bilang gue capek! Gak punya kuping? Atau kuping lu udah gak berfungsi?", ucap Vita dengan ketus.

Dengan pasrah, Ilham berjalan ke arah kursi yang tadi ditunjuk oleh Vita dengan langkah gontai.

Mau sampe kapan sih Vit lu bersikap dingin kayak gini ke gue?

Batin Ilham lirih.

"Kita"Where stories live. Discover now