Dua Puluh Sembilan

30 9 0
                                    

"Gue suka sama lo"

BLUSHHH!
Seketika wajah Tata bersemu merah. Pipinya tampak seperti kepiting rebus. Sangat merah. Ia berbalik membelakangi Adan. Memegang dadanya.

Adan menghembuskan napasnya pelan, "L-lo mau j-jadi pa-pacar gu-gue gak?", tanya Adan gugup. Tata mengatupkan kedua pipinya yang terasa panas. Ia berusaha mengontrol suara detak jantungnya yang sangat cepat, 'Jangan sampe dia denger', batinnya.

"K-kalo gak mau gapapa, ha ha ha", lanjutnya canggung. Adan berdiri. Ia merasa sedikit lega karena telah mengungkapkan perasaannya. "Gue balik ke tenda ya", ucapnya hendak pergi.

"S-sebenernya-", Tata membuka suara. Adan diam, mengurungkan niatnya untuk pergi. "A-aku g-gak tau apa yang aku ra-rasain", Tata memejamkan matanya, "Se-setiap aku liat ka-kakak, jan-jantung aku berdetak cepet banget", Tata berdiri masih membelakangi Adan.

Adan menghadap kearahnya. Ia tersenyum kecil mendengar respon dari Tata. "Aku selalu ngelak tentang apa yang aku rasain, tapi semakin aku ngelak malah bikin aku semakin yakin", Tata berbalik menghadap Adan, "Kalo aku juga su-suka sama ka-kakak", ungkap Tata.

Adan diam. Tanpa sadar, wajahnya juga ikut memerah. Ia memegang tengkuk belakangnya, "J-jadi?", "I-iya aku mau ja-jadi pacar kakak", Tata menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Adan yang mendengar jawaban Tata, tersenyum senang.

Tanpa sengaja, Adan langsung memeluk erat tubuh Tata, "Akhirnya", lega Adan. Tata tersenyum. Ia membalas pelukan Adan. Ia yakin, setelah ini, hari-harinya akan terasa lebih menyenangkan.

*****
Adin yang melihat mereka berdua berpelukan, tersenyum, 'Lo berhasil dan', batinnya.

"Kayaknya tata udah gak jomblo lagi ya", ujar Rere. Kiyya dan Naya memanggut-manggutkan kepalanya, "HEHHHH APA?!", kaget mereka berdua. "Maksud lo adan disana nembak tata? Terus akhirnya mereka pacaran?", tanya Kiyya memastikan. "PACARAN?!", kaget Naya lagi.

"He'em", Adin menganggukkan kepalanya bangga. "Tunggu tunggu tunggu, maksudnya pacaran, pacaran yang terhubung dengan adanya rasa suka?", tanya Naya masih tak percaya. Rere menjitak kepala Naya pelan, "Yang gak berpengalaman diem aja".

Adin, Vita, Kiyya, dan Naya pun diam. "Lho kok pada diem?", tanya Rere bingung, "Katanya yang gak berpengalaman diem aja", jawab Adin. Rere membuka mulutnya lebar.

"Ja-jadi disini yang pernah pacaran cuman gue?", tanyanya lagi tak percaya. Mereka berempat menganggukkan kepalanya serentak. "Umur gak menjamin orang itu berpengalaman", ucap Vita yang mendapat tatapan tak percaya dari Rere.

"TATAAAAAAA PJ!", teriak Naya sambil berlari menghampirinya. Begitu pun dengan Adin dan Kiyya. Rere masih terdiam di tempatnya. Ia masih tak percaya dengan apa yang barusan terjadi.

Vita menepuk pundak Rere pelan, "Biasa aja dong mukanya", Rere menoleh dan mengayunkan-ayunkan lengan Vita, "Masa bisa gitu sihh", rajuk Rere. "Sumpah re gue geli liat lo begini", jujur Vita. Rere mendengus kesal. Kemudian pergi meninggalkan Vita.

Vita terkekeh. Ia berjalan mengikuti Rere di belakangnya.

"TATA PJ!"

"BODOAMAD HARUS KASIH PJ!"

"Iya-iya nanti"

"SEKARANG!"

"GAK NGASIH GUE SUMPAHIN PUTUS"

Sontak mereka menatap Naya.

"Kenapa? Ada yang salah?", tanya Naya tanpa dosa, "Ucapan lo gada akhlak banget!", jawab Kiyya sinis, "Apa nih maksudnya. Sikap lu tuh gada akhlak!", balas Naya tak kalah sinis.

"Lo berdua ribut lagi gue nikahin sekarang juga!", ucap Vita ketus. "NAJIS!", seru Kiyya dan Naya.

*****
Bu Sari menyuruh para murid untuk segera berkumpul lagi karena sekarang sudah waktunya untuk melakukan jurit malam.

"Sekarang kita semua akan melakukan jurit malam. Tugas kalian sederhana, cukup dengan mencari dan mengambil bendera berwarna putih yang sudah bapak dan ibu guru sebar di daerah yang ditandai di peta", jelas Bu Sari.

"Kalian jalan dengan kelompok kalian masing-masing! Jangan sampai ada yang terpisah! Kalau sudah berhasil dapat benderanya, langsung kembali kesini!", lanjutnya.

Para murid pun dibubarkan untuk mulai jurit malam. Masing-masing kelompok diberi satu peta dan dua senter.

"Lo gapapa?", tanya Dicky kepada Vita yang terlihat gelisah.

"Gapapa", jawab Vita.

Dicky mengerutkan keningnya, "Yaudah ayok jalan", ajak Dicky.

Vita mengangguk. Ia berharap tidak akan terjadi apa-apa disana.

'Kiyya', batinnya.

*****
Kiyya memegang erat lengan Adin. Tubuhnya sedikit bergetar. "Lo gapapa?", tanya Adin khawatir, Kiyya menganggukkan kepalanya, "Gapapa".

Naya yang melihat tubuh Kiyya bergetar, mendekatinya. "Kalo lo takut, balik aja ke tenda", ejek Naya. Kiyya tak merespon ejekannya. Naya merasa heran, tak biasanya Kiyya tidak membalas ejekannya.

Reno menghentikan langkahnya. Ia menunjuk ke atas pohon di hadapannya, "Tuh benderanya".

Hilmi mendangak, "Anjir di atas pohon", keluhnya.

"Cari kayu yang agak panjangan", perintah Putra.

Anggota kelompoknya pun bergegas mencari kayu di daerah sekitarnya.

Adin melepaskan tangan Kiyya, "Bentar gue cari kayu dulu".

Kiyya diam di tempat. Merengkuh dirinya sendiri.

Naya yang melihatnya, hendak menghampiri Kiyya. "Lo mau kemana?", tanya Adnan. Naya menghentikan langkahnya, "Mau cari kayu lah", jawabnya malas. Adnan menyentil kening Naya pelan, "Biasa aja sih mukanya", gemas Adnan. "Apa sih!", ketus Naya.

Reno mengepalkan tangannya. "Santai bro", ujar Angga disampingnya. Reno memalingkan wajahnya. Ia menggertakkan giginya merasa kesal dengan apa yang dilihatnya, 'Mereka udah pacaran?!', batinnya kesal.

Di sisi lain, Kiyya berjalan mundur dengan perlahan. Traumanya mulai menerjang dirinya lagi. Tubuhnya bergetar hebat. Ia memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Adik manis"

"Mau kemana adik manis?"

Naya sudah tak tahan dengan kejailan Adnan. Ia melihat Kiyya, 'Kiyya', batinnya khawatir. Kemudian ia pergi menghampiri Kiyya. "Anjir gue ditinggal", ucap Adnan.

"Lo gapapa?", tanya Naya khawatir. Kiyya tak menjawabnya. Ia terus berjalan mundur.

"Hati-hati di tempat tertentu ada jurang kecil", peringat Putra.

"Jurang kecil?", gumam Naya. Ia berjalan mendekati Kiyya yang semakin ke belakang. "Kak hati-hati takut ada ju-"

Krakk
Pijakan batu di bawah kaki Kiyya runtuh ke bawah. Tanpa sadar, Kiyya menarik lengan Naya sehingga membuatnya ikut terjatuh ke jurang kecil.

"KAKK!!", teriak Naya. Sontak anggota kelompoknya menoleh.
"KIYYA! NAYA!", pekik Adin.

Kiyya dan Naya jatuh berguling-guling ke dalam jurang kecil. Kepala Kiyya membentur batu yang dilewatinya. Begitu pun dengan Naya.

*****
#AuthorSays

Selamat menunaikan ibadah puasa 1441 H🙏

"Kita"Where stories live. Discover now