Satu

352 40 4
                                    

Pagi ini dihiasi dengan pancaran sinar matahari terik yang melambung tinggi di atas kepala membuat para peserta MOS di SMA Bhayangkara Bhakti menyipitkan matanya.

Dengan langkah santai, tiga gadis berparas cantik dengan rambut terurai dan menggunakan almameter yang bertanda bahwa mereka adalah anggota OSIS berjalan menyusuri koridor kelas X. Ketiga gadis itu memiliki kulit wajah putih alami dan tidak dipoles make up sedikitpun membuat mereka terlihat bak bidadari. Apalagi kalau mereka tersenyum merekah.

Tidak sedikit para peserta MOS di sekolah tersebut yang melihat mereka dengan senyum kagum bahkan sampai ada yang melongo. Secara terang-terangan para peserta MOS mengambil gambar mereka menggunakan kamera handphonenya.

"Chesse, chesse, chesse!", celetuk Kiyya seraya membentukkan huruf V pada jari telunjuk dan jari tengahnya, serta ditempelkannya di pipi.

"Kebiasaan!", cibir Vita kepada Kiyya yang merupakan sepupunya.

"Malu-maluin yawloh", ucap Adin sambil memutar bola matanya jengah.

"Yadin!", pekik seorang pria dari kejauhan setelah mereka sudah berada di depan ruang OSIS.

Mereka pun menoleh kearah sumber suara.

"Ngapain lu lari-larian? Kayak abis dikejar setan aja! Abis darimana? Kok gak pake almameternya?", Tanya Adin berbondong.

"Eh dan liat pak ketos gak?", cerocos Vita kepada Adan-kembaran Adin-.

"Di dalem kali", jawab Adan kepada Vita.

"Kacangin aja terus!", dengan gerakan cepat Adin langsung membalikkan tubuhnya seraya membuka pintu ruang OSIS dan melangkah masuk ke dalamnya.

"Dia kenapa?", Tanya Adan bingung dengan sikap kembarannya itu.

Vita menepuk keningnya pelan, "Dia baper sama lu oon!".

"Lah salah gue apa?".

"Salah lu ya karena lu ngacangin dia! Terus lu cuman jawab pertanyaan Vita doang!", jawab Kiyya memberitahu.

"E-ehh gue gak tau sumpah!".

Vita dan Kiyya hanya menghembuskan napasnya pelan.

"Gak kepikiran buat minta maaf gitu?", tanya Vita.

"Minta maaf sono!", sambung Kiyya.

"Iya-iya", jawab Adan seraya membuka pintu ruang OSIS dan masuk ke dalam. Diikuti oleh Vita dan Kiyya.

Sesudahnya mereka masuk ke dalam, terlihat Adin dan Putra yang duduk berdampingan sedang sibuk mengerjakan sesuatu di komputer.

"Ekhem", deham Vita dan Kiyya bersamaan.

"Woi!", pekik Adan sambil menggebrak meja dengan keras membuat Adin dan Putra tersentak kaget, lalu di balas dengan tatapan sinis oleh keduanya.

Dengan cengiran khasnya, Adan berjalan menghampiri Adin yang sudah berdiri kesal menghadapnya. Ketika sudah sampai di hadapan Adin, ia langsung merangkulnya, "Kembaranku sekaligus adikku tersayang, aku minta maaf soal yang barusan sama yang tadi di depan pintu ya..".

Mendegar nada bicara Adan yang menggelikan, Adin langsung mencubit perut Adan yang membuatnya terpelonjat, "Sakit din!".

Adin tak menghiraukannya, kemudian ia melepas rangkulan Adan di tubuhnya.

"Eh woy udah jam tujuh nih! Malah masih pada disini aja!", ucap Adnan yang tiba-tiba masuk ke ruangan bersama dengan Glen dan Hilmi di belakangnya.

"Ehiya ya! Sorry-sorry!"

"Yaudah ayok keluar"

"Jangan lupa pake almameternya!"

"Ini almameter siapa? Sisa dua"

"Oh itu punya Dicky sama Ilham, bawa aja"

"Dicky sama Ilham kemana?"

"Mereka lagi barisin anak-anak"

"Ohh oke".

Tak lama, mereka pun beranjak keluar dari dalam ruangan menuju ke lapangan. Dari depan pintu ruang OSIS, terlihat Dicky dan Ilham yang sibuk merapihkan barisan para peserta MOS.

Putra menghampiri mereka berdua dan menepuk pundaknya pelan, "Thanks bro".

"You're welcome", balas keduanya.

Para osis pun langsung menyebar dan mulai merapihkan barisan yang masih acak-acakan.

"Baris yang bener!"

"Buat barisannya!"

"Mana barisan lu?"

"Ayok baris-baris!"

"Yang rapih dong!".

Dan begitulah kesibukkan para osis yang merapihkan barisan dari setiap kelas X. Di tengah kesibukkan mereka, Putra naik ke atas altar mengambil alih semuanya.

"Pagi semua", sapa Putra ramah.

"PAGIII...", pekik seluruh peserta MOS.

"KYAA COGANN!"

"MAZ LIHAT SINI MAZ!"

"MELELEH HATI ENENG MAZ!"

"DUH GANTENGNYAA"

"MASIH GANTENGAN GUA KEMANA-MANA KALI!"

Banyak kericuhan yang terjadi ketika Putra naik ke atas altar dan menyapa mereka. Dalam kericuhan tersebut, tiba-tiba Putra melihat dua gadis yang keluar dari barisan. Dengan cepat, Putra langsung memberi kode kepada teman-teman osisnya untuk menghampiri kedua gadis tersebut. Adnan dan Adan yang menangkap kode tersebut, langsung bergegas berlari menghampiri mereka.

"Ok semuanya, dengerin baik-baik ya! Kalian akan ngejalanin MOS selama 3 hari! Dan kalian harus bisa mematuhi semua perintah dari kami semua selaku anggota osis! Ngerti?"

"NGERTIII!"

"Kita"Where stories live. Discover now