39

1.7K 214 2
                                    

Minggu lalu adalah minggu yang sangat berat untukku. I decided to end my contract. I decided to being pengangguran. Tapi, sisi baiknya adalah aku juga memutuskan untuk memulai semuanya dari awal.

Meskipun nggak mudah dan kemungkinan akan lebih melelahkan, aku harus bersyukur karena aku sudah sejauh ini.

Sejujurnya, mentalku belum siap. Aku sudah habis-habisan selama tiga bulan terakhir ini. I have been doing so much struggle lately, dan pikiranku sekarang nggak jauh-jauh dari short escape ke Bali atau ke Jepang sekalian. Aku ingin rehat. Sejenak. Yah, sebulan lah kalau bisa.

Tentang Ayah, aku belum ngobrol lagi dengan beliau. Akan tetapi, mengingat bu Elvira melepasku dengan mudah, dan aku bisa langsung tanda tangan end contract, aku rasa Ayah juga sudah rela nggak ikut campur dengan masalah pekerjaanku lagi.

Dari lima tahun terakhir, aku perlahan belajar; In the end, eventhough money speaks louder, inner satisfaction is the only one to be heard.

Aku tersadar dari lamunan singkat ketika pundakku ditowel dari belakang, di saat aku sedang sibuk mengemasi beberapa barangku di meja kerja. Golby pelakunya.

"Little gift for you, sist.." ujarnya sambil merogoh sesuatu di tas kerjanya. Sebuah t-shirt berwarna hitam masih terbungkus plastik diserahkannya kepadaku.

Aku tersenyum sumringah. "Wow!" Aku terkesiap. Aku memang sudah lama minta Golby untuk menyablonkan satu saja t-shirt berwarna hitam polos dengan salah satu kalimat 'karya' ku di blog. Untuk ku pribadi sih. Mayan, baju baru. Hasil karya sendiri lagi.

Terus menerus tergerus.

Dicetak dengan font warna putih serta alamat blog-ku sebagai signature di bawah kalimat tersebut; dengan font yang lebih kecil tentunya.

"Thankz, kakak.." kataku tulus sambil sesekali mengepaskan t-shirt tersebut ke badanku.

Golby tampak ingin mengatakan sesuatu yang lain. "Ta..," panggilnya pelan. "They will be launched next month."

Hening sebentar.

"Hah? Siapa?" Aku sepertinya salah dengar.

"Itu cuma salah satunya, Ta. Ada empat kalimat lagi. Yang gue ambil dari blog lo, dan udah proses cetak. Launching-nya bulan depan di official webstore...clothing line gue..."

Hening lagi.

"By......." pikiranku langsung kosong.

Golby nyengir kuda.

"NO WAY GOLBY BASBETH-OOOOOONNNNN!!!!" seruku parah. Aku benar-benar nggak habis pikir. "AT LEAST DISKUSI SAMA AKU BISA 'KAAANNN?"

Cowok itu masih cengengesan. "Kalau gue diskusi sama lo, kelamaan. Dan ujung-ujungnya lo nggak akan mau. Lagi pula lo sendiri yang bilang kalau gue kehabisan ide desain, gue boleh mampir ke blog lo buat baca-baca.." Golby beralasan.

"Yaaaa.. baca-baca tuh buat referensi. Bukannya kamu pasarkan sendiri gini.." elakku.

"Ta, I am promoting you. I am supporting you. Lagi pula 'kan ada signature-nya. Gue lihat fans lo di blog banyak kok. Yang nge-repost dan likes apalagi. You will thank me later,"

"Aaaah, gimana ya, By.." aku mendadak kelimpungan.

Begini. Jujur. Aku nggak siap. Yah, mungkin nggak akan pernah siap. Ini seperti kejadian random sekaligus ajaib di hidupku. Sedetik pun, nggak pernah kepikiran untuk meng-komersialkan tulisan-tulisanku di blog. Rasanya tuh seperti harus merelakan anak kandung yang masih balita untuk bikin You Tube channel dengan tema tutorial make up high end.

Almost Home (Complete)Where stories live. Discover now