18

1.4K 209 4
                                    

Aku sebenarnya nggak ada niat ke kantor sepagi ini. Schedule-ku jam delapan, tapi jam tujuh ini aku sudah sampai di depan gedung mall ini. Sambil menyesap Milo hangatku, bekal dari rumah.

Kalau aku masuk ke kantor sekarang, nggak masalah, sih. Palingan cuma beberapa crew opening yang sudah ada disana.

Sesaat kemudian, aku bangkit dari kursi panjang restoran burger yang ada di samping mall dan dekat banget sama parkiran. Nggak ada satu menit, aku kembali duduk. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke toilet belakang mall ini sebentar.

Sesampainya di dalam toilet, aku mematut diriku di depan kaca. Aku memperhatikan penampilanku pagi ini. Nggak ada yang beda di outfit; masih blus putih dan celana kain, serta heels hitam lima sentimeter-ku. Dari badan ke kaki, nggak ada yang janggal. Tapi begitu melihat bagian kepalaku sendiri, aku bertanya-tanya sendiri, berani banget aku melakukan ini. Setelah sekian lama.

Aku yang awalnya pikir-pikir, akhirnya masuk juga ke kantor. Perjalanan menuju kantor hari ini nggak seperti biasanya. Padahal cuma beberapa meter saja dari toilet tadi. Kayak aku harus melawati ladang ranjau. Aku takut kepergok seseorang yang aku kenal dan mereka freak out dengan model rambut baruku ini; bob sepundak.

Astaga, aku insecure parah. This is the shortest hair I've ever been. Biasanya, aku kalau mau ganti gaya juga nggak jauh-jauh dari rambut panjang.

Syukurlah, aku sampai ke dalam manager room dengan selamat dan nggak berpapasan dengan siapa pun kecuali Trias yang kebagian jaga counter pagi itu dan senyum-senyum ketika aku memasuki restoran.

Dengan langkah cepat, aku menuju meja kerja-sambil celingukan dulu pastinya. Aku takut tiba-tiba si Golby muncul, entah darimana, dan memergokiku mengendap-endap kayak maling di kantor sendiri, hanya karena aku belum pede dengan rambut baruku ini. Dan sial-nya, hari ini aku satu schedule sama Golby. WHY.

Jam kantor masih menunjukkan pukul 07:20. Coba kalau minggu ini yang bikin jadwal aku, nama Golby akan aku taruh jauh-jauh ke weekday, sementara aku di weekend juga nggak pa-pa, asal nggak barengan mulu sama Golby.

Do-oh, dan ini kenapa aku jadi makin deg-deg duer gini, sih.

Nouri, entah kenapa aku menuruti pendapat gila kamu.

Selepas magrib kemarin, ada re-run Tangled movie di Disney Channel. Dan sehabis isya, ketika film itu selesai, aku langsung meminjam motor kak Alda untuk berangkat ke salon. Salon langganannya tante Ida sih, sekitaran komplek situ.

Nggak tahu lah semalam aku kesambet apaan sampai dengan pedenya datang ke salon, minta dipotong dengan gaya bob sepundak. Setelah itu, yaudah. Aku pikir, aku akan nangis maraung-raung melihat helai demi helai rambut panjangku yang dipotong dan jatuh ke lantai.

Karena nggak ingin semakin gila dengan pikiranku sendiri, aku memilih untuk membuka PC dan berniat untuk membuka CNN Indonesia. My daily web.

Baru saja aku hendak membuka kolom olahraga, seseorang yang aku harap hari ini absen atau ngintil event kemana gitu, tiba-tiba memasuki manager room.

"YA ALLAH, YA RABBI," seru Golby. "YA ALLAH," serunya, semakin menjadi.

Aku masih menatap layar monitorku, nggak menggubris Golby sedikitpun.
Golby berubah mengurai-urai pelan rambut baruku. "THE RAREST MOMENT OF SARASYITA," imbuhnya.

Tanpa menoleh pun, aku sudah bisa mengetahui kalau sekarang mata Golby tengah terbelalak dan mulutnya terbuka lebar kehebohan. Dasar idiot.

"I don't ask your opinion," kataku sengak.

Almost Home (Complete)Where stories live. Discover now