Saya nggak mau menyalahkan siapa-siapa. Saya cuma mau berpendapat tentang apa yang baru saja saya lihat.
Waktu baca judulnya, hati saya jelas terasa sakit.Saya juga perempuan. Saya aja gak pernah ngebayangin gimana saya hamil nanti, sakitnya kayak apa dan ribetnya juga gimana.
Apalagi sampai dibelah perutnya dan dikeluarkan isinya. Dengan pelaku yang gak lain dan gak bukan adalah suami saya sendiri.
Suaminya kepancing emosi karena istrinya kurang menghargai sang suami. Tapi apa harus sampai menggorok leher istrinya sendiri?
Apa harus membuat bayi suci tanpa dosa itu tumbuh tanpa ibu kandungnya?
Sesakit apa hatinya saat tahu bahwa ibunya meninggal karena ayahnya sendiri?
Akan sebenci apa dia pada dunia ini? Akan sesedih apa dia akan kenyataan yang merenggut ibunya hanya karena sebuah ponsel?
Saya sebetulnya ingin bilang bahwa sang suami salah. Sangat-sangat salah karena sudah membunuh istrinya sendiri, membuat anaknya menjadi seorang piatu.
Saya marah. Saya membayangkan hal itu pada diri saya sendiri. Dan yang saya rasakan adalah, saya akan sangat-sangat membenci dunia dan ayah saya. Mungkin, pada Tuhan juga.
Tapi saya tidak tahu bagaimana kisah aslinya. Saya tidak tahu apa yang ada di dalam ponsel sang istri, saya tidak tahu bagaimana mereka berkelahi hingga membuat iblis berhasil berbisik di hati si suami untuk membunuh istrinya sendiri.
Yang bisa saya lakukan hanya berdoa agar si bayi kelak, anak yang amat disayang oleh ibunya, bisa tumbuh dengan rasa sayang yang tak pernah pudar di hati. Tidak ada rasa benci atau dengki untuk ayahnya, untuk dunianya, untuk Tuhannya.
Saya hanya ingin ia bahagia. Saya hanya ingin, ia merelakan kepergian ibunya, menyayangi beliau seperti beliau menjaganya sampai akhir hayatnya.
Untuk sang suami yang entah bagaimana tega membunuh istrinya sendiri, tolong sayangi bayi itu. Jadilah ayah yang bisa ia banggakan di depan teman-temannya kelak.
Cintai dia agar istri anda bisa tersenyum di surga. Agar istri anda tahu, anda mencintainya dan juga bayi itu.
Foto dan berita saya dapat dari twitter.
Niatnya juga mau dipublish pas maghrib, tapi gak ada sinyal karena hujan:")
DU LIEST GERADE
Kepingan Sajak
PoesieBoleh aku bertanya pada bulan Kenapa semakin hari senyummu makin menawan? Boleh aku bertanya pada bintang Kapan rasa ini bisa aku sampaikan dengan lantang? Boleh aku bertanya pada matahari Bagaimana cara untuk mengalihkan mata dari senyummu setiap h...