Aku menulis surat ini dengan buncahan rasa yang sudah kupendam sendiri, dengan senyum yang kuukir sendiri, dan dengan air mata yang kuhapus sendiri.
Aku mencintaimu, dan kamu tahu itu.
Kamu tahu jika aku sudah lama berdiri di belakangmu, menunggumu dengan harapan palsu. Harapan yang kamu beri padaku.Aku merindumu, dan kamu merasakan doaku yang mengalir di pembuluh darahmu.
Kamu tahu jika aku menunggumu menyapaku saat kita berpapasan, tapi yang kamu lakukan hanya tersenyum singkat dan berlalu pergi.Aku tahu jika senyum itu tak ada artinya--tak akan pernah ada--tapi aku harap, semalam saja, kamu berpura-pura, kamu berbohong pada dirimu sendiri dan juga diriku; berlaku seperti kau mencintaiku.
Semalam saja. Kumohon.
Dari aku,
Yang amat-sangat merindumu.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Kepingan Sajak
ПоэзияBoleh aku bertanya pada bulan Kenapa semakin hari senyummu makin menawan? Boleh aku bertanya pada bintang Kapan rasa ini bisa aku sampaikan dengan lantang? Boleh aku bertanya pada matahari Bagaimana cara untuk mengalihkan mata dari senyummu setiap h...