Halo

1.3K 63 3
                                    

Halo, kamu yang aku kagumi selama ini.

Sudah lama, ya, kita tidak berbincang-bincang lagi. Kamu sibuk sendiri, dan aku sibuk menata hati. Kamu sudah punya pacar lagi, dan aku diam-diam menahan sakit hati.

Kalau boleh jujur, ya, aku rindu kamu. Sangat rindu. Tapi, haha. Siapa aku, kan?

Tapi serius, aku ingin sekali lagi merasakan tangan kamu yang dengan tidak segaja menyentuh puncak kepalaku. Duduk tepat dihadapanku. Tertawa bersamaku. Mengobrol tentang apa saja.

Semuanya.

Kamu memang tidak akan tahu, bahwa dibalik senyumku, aku menangis karena kamu. Selama 3 tahun menunggu, kamu tak pernah melirik sebentar kearahku.

Bisa dibilang, aku lelah. Aku tahu ini tidak seharusnya terjadi. Bagaimana bisa aku menyukai seseorang seperti kamu, kan?

Tapi aku juga tidak tahu. Salahkan hati ini yang seenaknya jatuh ke tanganmu. Salahkan air mata ini yang tahu-tahu jatuh untukmu. Karena sumpah, ini semua juga bukan aku yang mau.

Sebentar lagi, kamu tak akan lewat di depanku, namamu tak akan kudengar di teligaku. Senyummu tak akan muncul di depanku.

Kamu pergi, sementara aku masih disini.

Kita berpisah. Kita tak akan bisa saling menyapa lagi. Aku tak bisa melihatmu lagi. Aku tak bisa mendengar suaramu lagi. Aku tak bisa mencuri kesempatan untuk berkirim pesan padamu lagi. Aku tak bisa lagi.

Tapi, cinta memang tak melulu harus berakhir indah. Benar, kan?

Cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta yang terabaikan. Cinta yang tak pernah tersampaikan. Rindu yang tak pernah tersalurkan. Kamu yang tak pernah jadi kenyataan.

Kamu boleh melupakan setiap kejadian kecil tentang kita. Kamu boleh tidak menyapaku bila seandainya kita berpapasan secara tidak sengaja. Kamu boleh tidak membalas pesanku. Kamu boleh mengacuhkanku.

Tapi yang harus kamu ingat selalu:

Bagiku, kamu yang pertama. Selamanya akan sama.

Kepingan SajakWhere stories live. Discover now