Double up. Senang?
Bagaimana rasanya?
Setelah dia mencampakkanmu
Meninggalkan luka mendalam di hatimu
Sakit, bukan?Jangan menangis
Karena itu tak akan mengubah apa pun
Jangan berteriak
Karena itu akan percuma
Sebab dia tak akan mendengar dan menoleh ke belakangSudah kubilang
Bahwa aku lebih baik darinya
Aku bukan seorang jahat yang hanya memanfaatkanmu
Aku ini tulus
Rasaku murni dari hatiTapi apa?
Kamu malah menertawaiku
Mencela, mengolok
Mengatakan seonggok kalimat dengan sorot mata menyakitkan"Pergi saja. Karena hatiku tak pernah untukmu."
Tidak, jangan menangis di hadapanku
Jangan memohon ampun di bawah kakiku
Jangan mengemis iba di bawah tatapanku
Karena rasaku padamu sudah mati membekuAku tak akan membentangkan tangan lebar-lebar
Tak akan menyunggingkan senyum manis
Tak akan jadi bahumu lagiBiar kamu tahu rasanya jadi aku
Biar kamu mengerti perasaanku
Karena sekarang, aku dan karma sedang bersulang untuk kamu dan sakit hatimuGak tau tiba2 nemu ini hehe. Sudah lama sekali jadi simpanan tanpa pernah dipublikasikan. Memang bahasanya masih acak-acakan. Tapi setidaknya, ini murni hasil pemikiran saya seorang.
YOU ARE READING
Kepingan Sajak
PoetryBoleh aku bertanya pada bulan Kenapa semakin hari senyummu makin menawan? Boleh aku bertanya pada bintang Kapan rasa ini bisa aku sampaikan dengan lantang? Boleh aku bertanya pada matahari Bagaimana cara untuk mengalihkan mata dari senyummu setiap h...