28. Si Ratu Lavender

Start from the beginning
                                    

"Maa syaa Allah pertanyaan yang bagus sekali, jadi begini Teteh Lilis si gadis sunda, kalau memang ada yang suaminya itu baik ternyata istrinya nggak baik, bukan berarti firman Allah salah, tetapi manusianya yang salah, yang pertama bisa jadi si suaminya itu pura-pura baik makanya dia mendapatkan seorang istri yang tidak baik dan yang kedua bisa jadi itu adalah ujian dari Allah, yaitu melalui si istri yang tidak baik, jadi Allah menguji bagaimana si suami sabar menghadapi istrinya."

Puas!

Itulah yang dirasakan salah satu karyawan bernama Lilis yang mengajukan pertanyaan tadi.

"Mpok Fay... maap-maap kate ni ye, kalau boleh, aye mau tanya juga nih, tapi bukan seperti mereka-mereka tadi, ini agak menyerempet sedikit, tentang rumah tangga Mpok Fay."

Faysha pun bingung dengan ucapan salah satu karyawan yang dari bahasanya sudah ketahuan asli betawi, sepertinya di Fay-Nay butik memperkerjakan karwayan manca adat, ada jawa, sunda, betawi dll.

"Emangnye mau tanya ape Mpok Jamileh?," Faysha pun mencoba mengikuti dialek dari jamileh si gadis betawi, yah meskipun tidak persis-persis amat tapi bisalah membuat semua yang berada di sana tertawa terbahak-bahak.

"Aye mau tanya Mpok, ape sih suka dukanye jadi bini tukang poto, et dah salah, maksud aye jadi bini seorang pilot?, siape tahu jodoh aye seorang pilot juga, jadi belajar dulu dah sama Mpok Fay, yang asli istrinya pilot."

Faysha mengambil napas sembari memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang menarik itu, "Hmmm, apa ya?, kalau sukanya jadi istri pilot itu ya alhamdulillah bangga, soalnya kan nggak semua orang bisa jadi pilot, istilahnya hanya orang-orang hebat deh, sama apa ya?," Faysha memikirkan kembali jawaban selanjutnya.

"Gajinya puluhan jete oyyy, maa syaa Allah," Nayfa langsung meringis setelah mendapat senggolan sedikit keras dari Faysha karena ulah Nayfa sendiri nimbrung-nimbrung saja. Alhasil karyawan-karyawan pada bersorak mengucapkan Masyaallah karena mendengar gaji yang diperoleh seorang pilot.

"Terus kalau dukanye ape Mpok?."

"Kalau dukanya, yang pertama kalau suami sudah pamit kerja, pasti rasa takut dan cemas langsung menyapa, karena kan risiko kecelakaannya tinggi, pokoknya kalau dia sudah mengabari kalau pesawatnya sudah selesai landing, tenang banget, rasanya lega, terus yang kedua dukanya itu jadi LDR-an deh, tapi ada hikmahnya juga, karena berjauhan pasti rasa kangen ada malah pakai banget, justru menurut aku itu yang membuat cinta kita semakin dalam dan bertambah, karena kan lama nggak bertemu jadi kalau sudah bertemu seperti ada manis-manisnya."

Usailah acara sharing-sharing tersebut dengan ditutup gelak tawa karena mendengar ucapan terakhir Faysha seolah memperagakan salah satu iklan di stasiun televisi.

"Berarti mulai sekarang, kamu resmi dong Fay, mendapat julukan si Ratu lavender, ya kan team Fay-nay."

"Iya Mbak Nay benar itu."

"Apalagi sekarang kan Mbak Fay sudah punya istananya, taman bunga lavender kediamannya Ratu lavender."

Faysha hanya geleng-geleng kepala merespon ucapan Nayfa yang ada-ada saja. Team Fay-Nay juga ikut nimbrung dan setuju akan julukan yang baru saja disematkan kepada  Faysha, yaitu "Si Ratu Lavender"

"Oh iya, kalian kalau mau cekrek-cekrek silakan, gratis kok tanpa dipungut biaya, kan punya saya, hehehe."

"Cekrek-cekrek?"

Faysha terkekeh ketika melihat para karyawan mengulang ucapannya tadi secara bersamaan dengan ekspresi yang sama juga, ekspresi penuh tanya.

"Maksudnya foto-foto, mumpung pemandangannya bagus lho, gratis lagi kan."

Tawaran Faysha ternyata bukan hanya sebuah pengumuman yang hanya didengarkan saja, tetapi secepat kilat para karyawan yang tadinya duduk manis sembari mencicipi cemilan langsung menghilang yang tersisa hanya bekas duduknya saja. Dan yang menjadi ketua pembubaran para karyawan tersebut adalah Nayfa, makanya Faysha tidak merasa aneh lagi ketika melihat para karyawannya sudah bubar barisan berhamburan ke taman bunga lavender di depan mereka.

"Amy, Iyah boleh ya ikut foto sama Tante Nayfa dan Tante-tante karyawan di sana?"

"Boleh dong Sayang, tapi Amy nggak ikut ya di sini saja sama Adik Akif, sama Techa juga."

"Iya Amy, Techa, Iyah foto dulu ya di sana."

Faysha pun dengan senyuman termanisnya mengiyakan sang keponakan yang menghormati dirinya untuk meminta izin ikut berfoto bersama yang lainnya. 

"Fay, bagaimana kabar rumah tangga kamu dengan Rafka?, baik-baik saja kan?"

"Alhamdulillah Teh, rumah tangga kami baik-baik saja, kami sudah bisa menerima satu sama lain."

"Lalu apakah kalian sudah saling mencintai?"

Faysha sempat terdiam, entah apa yang harus ia jawab atas pertanyaan Fahdah yang susah untuk diucapkan, karena menurut Faysha cinta itu tidak perlu diucapkan, ketika kita merasa nyaman dan bahagia, itulah yang dinamakan cinta, bukan sekedar kata tetapi bukti nyata.

"Ketika kami mencintai Allah, otomatis kami saling mencintai, karena kami sama-sama mencintai sang Maha cinta yang hanya satu, tidak ada duanya apalagi tiganya."

"Alhamdulillah kalau seperti itu Fay, Teteh ikut senang, berarti kamu sudah move on dari masa lalu kamu, dan bisa menerima jodohmu yang sesungguhnya."

"Iya Teh, mungkin ini yang dinamakan cinta karena terbiasa, awalnya aku dan Rafka seperti orang asing yang nggak saling mengenal, tetapi setelah terbiasa bersama, cinta itu tumbuh dan berkembang sampai saat ini dan semoga sampai jannahNya."

"Aamiin Allahumma aamiin," Fahdah mengaminkan ucapan sang Adik tersayang.

❤❤❤❤❤


~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now