23. Rindu Kamu Yang Dulu

Start from the beginning
                                    

Ilyas dan Hasna tidak jadi masuk ke dalam kamar Faysha karena melihat Rafka yang begitu perhatian terhadap Faysha. Senyuman pun terukir di wajah keduanya lalu saling memandang satu sama lain kemudian tertuju kearah Rafka dan Faysha lagi.

"Alhamdulillah ya Pa, akhirnya Rafka mau bersikap lembut dan perhatian sama Faysha, ini yang Mama tunggu dari kemarin-kemarin," ucap Hasna dengan lirih karena takut kedengaran Rafka yang tengah menemani Faysha makan sayur sop buatannya.

"Iya Ma, alhamdulillah, Papa senang lihatnya, semoga mereka akan seperti ini terus dan saling mencintai, mungkin ini adalah salah satu hikmah dari kepergian Fathian, mereka bisa semakin dekat dan Rafka mulai memberikan perhatian kepada Faysha," sambung Ilyas yang tak kalah senang juga melihat hubungan anak dan menantunya semakin dekat dan membaik.

Rafka dan Ilyas baru saja selesai sholat isya' berjamaah di masjid yang lumayan dekat dari rumahnya. Jika saat libur Rafka memang sangat rajin sholat berjamaah di masjid karena dia merasa seorang muslim yang diwajibkan sholat berjamaah di masjid karena jika sholat di rumah itu namanya muslimah bukan muslim.

"Assalaamu 'alaikum."

Rafka mengucapkan salam dengan lirih saat masuk ke dalam kamarnya yang terlihat sepi. Rupanya Faysha tengah terbaring di kasur empuknya dengan mata terpejam. Rafka tersenyum menatap wajah tenang sang istri yang sedang memejamkan kedua matanya.

"Astaghfirullahal adziim, Faysha badan kamu panas sekali," ucap Rafka terkejut begitu menyentuh tangan dan dahi Faysha yang memang terasa panas.

"Faysha kamu dengar saya?, Faysha..." panggil Rafka mencoba membangunkan Faysha untuk memastikan bahwa Faysha tidak pingsan.

"Faysha."

Akhirnya tindakan Rafka untuk mengguncang-guncangkan pipi serta bahu Faysha dengan pelan membuahkan hasil. Faysha membuka matanya dengan mata menyipit dan terdengar Faysha merintih pelan sehingga membuat Rafka cemas dan sangat khawatir.

"Faysha kita ke rumah sakit ya."

Dengan pelan Faysha menggelengkan kepala membuat Rafka semakin khawatir akan keadaan Faysha yang tiba-tiba sakit.

"Kalau begitu saya kompres saja ya."

Tawaran Rafka yang kedua kalinya itu akhirnya mendapat anggukan kepala oleh Faysha. Tidak mau berlama-lama Rafka langsung menuju dapur untuk mengambil baskom yang sudah diisikan air hangat dengan saputangan untuk mengompres. Dengan sangat telaten Rafka mengompres dahi Faysha yang sangat panas, tetapi Faysha malah menggigil membuat Rafka tak tega melihatnya dan langsung merapatkan selimut tebal ke seluruh tubuh Faysha tetapi tetap saja Faysha masih menggigil.

"Ya Allah Faysha....kamu menggigil," tutur Rafka yang tanpa pikir panjang langsung memeluk tubuh Faysha yang membutuhkan kehangatan.

"Rafka....dingin...," ucap Faysha dengan suara lirih dan terus merintih kedinginan membuat Rafka semakin cemas dan khawatir saja.

Rafka mempererat pelukannya agar rasa dingin ditubuh Faysha menyurut dan menumbuhkan kehangatan di tubuh Faysha. Akhirnya Rafka bisa bernapas lega ketika Faysha sudah tenang dan tidak menggigil lagi, bahkan Faysha sudah mulai memejamkan matanya lagi. Rafka mulai melepas pelukannya karena takut mengganggu tidur Faysha padahal sebenarnya Rafka masih ingin berlama-lama memeluk tubuh Faysha. Rupanya keinginan Rafka terkabul saat dirinya akan melepas pelukannya. Faysha justru menahannya.

"Jangan dilepas, aku moho," pinta Faysha yang masih memejamkan mata.

Rafka mengikuti permintaan Faysha untuk tidak melepas pelukannya dari Rafka bahkan Rafka langsung mengelus-elus pucuk kepala Faysha yang ditutupi rambut tebalnya.

"Saya berharap semoga kamu cepat sembuh Faysha, jujur melihat kamu sakit seperti ini rasanya saya juga ikut merasakan sakit, dan saya merasa kehilangan sosok kamu yang dulu, sosok yang periang dan nggak pernah mengeluh," ucap Rafka membatin sembari menatap wajah Faysha yang masih pucat, Rafka pun tak tega rasanya melihat kondisi Faysha yang belakangan ini melemah.

❤❤❤


Setelah beberapa jam tertidur, akhirnya Faysha terbangun. Faysha tersenyum kecil ketika mendapati suaminya sedang tertidur disampingnya. Dan wajah mereka begitu dekat. Raut wajah Rafka terlihat lelah sekali. Faysha menjadi merasa bersalah lantaran dirinya yang sakit membuat Rafka harus mengurusnya sampai kelelahan seperti itu.

"Maafkan aku ya Raf, gara-gara aku sakit, kamu sampai capek seperti ini, terima kasih Raf, sudah mau berbaik hati merawat aku yang lagi sakit, kamu memang suami yang baik."

Dengan lembut Faysha membelai pipi Rafka dan sepertinya Rafka merasakan kenyamanan sampai Ia enggan untuk terbangun dari tidurnya malah Rafka semakin memperdalam mimpi indahnya. 

❤❤❤❤❤


~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now