"Acha."

Hasna langsung melempar sapu yang tadinya dipegang ke sembarang arah. Lalu menghampiri Faysha yang akhirnya meluapkan tangisannya dipelukan Hasna yang membawanya duduk di atas sofa.

"Fathian serius pergi Cha?"

Faysha sempat bercerita kepada Hasna tentang Fathian yang hari akan pergi ke luar kota. Faysha hanya dapat menganggukkan kepalanya dengan seraya terus saja menangis.

"Acha kamu yang sabar ya, mungkin ini yang terbaik untuk Fathian, Mama yakin dia tahu mana yang harus dia lakukan karena ini tentang masa depan dia juga."

"Tapi Acha kecewa Ma, kenapa harus pindah ke luar kota kalau hanya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya.

"Yang sabar ya."

Faysha hanya bisa menganggukkan kepala menerima nasihat sang Mama mertua.

"Ma, Acha izin ke kamar ya."

Faysha beranjak menuju kamarnya setelah mendapat anggukan kepala dari Hasna.

"Aka harus tahu kalau Acha sekarang lagi sedih, bagaimanapun Acha adalah istrinya."

Hasna langsung mengambil handponenya lalu mengechat nomor handpone Rafka.

"Assalaamu 'alaikum Aka, Mama cuma mau memberitahu, Fathian Aa' ipar kamu sekarang sudah pindah ke luar kota dan Faysha sangat sedih, tolong kamu hubungi istri kamu dan hibur dia ya."

Send

Rafka yang baru saja selesai melaksanakan tugasnya sebagai seorang pilot baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya. Ia hanya sendiri karena Yafiq tidak dinas bersamanya.

"Alhamdulillah penerbangan kali ini lancar lagi, semoga seterusnya lancar, aamiin Allahumma aamiin."

Rafka berucap syukur lantaran Allah telah melancarkan penerbangannya kali ini. Rafka merasa badannya sudah terasa pegal dan capai hingga akhirnya Rafka langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang padahal seragamnya masih melekat ditubuhnya. Mungkin akibat terlalu lelah dan hari pun sudah larut malam sehingga Rafka tidak sempat untuk berganti baju.

"Faysha."

Tiba-tiba saja Rafka terbangun usai memanggil nama Faysha.

"Bagaimana kabarnya sekarang?, rindu ini semakin menggebu saja, apa saya coba hubungi dia saja ya?"

Rafka pun yang tersenyum ketika menyebut nama istrinya itu lalu langsung mengambil handpone di saku celananya untuk menghidupkan handpone yang tadi sempat dimatikan saat penerbangan. Betapa terkejutnya Rafka setelah mendapat pesan dari sang mama yang sudah masuk dari tadi lebih tepatnya tadi siang.

"Ya Allah Faysha, aku harus telepon dia sekarang."

Tut... tut... tut...

"Kenapa nggak diangkat?, apa dia sudah tidur?, angkat Faysha, aku sedang khawatir, semoga kamu baik-baik saja."

Untuk kesekian kalinya Rafka mencoba menghubungi Faysha namun nomor beri nama "Ulat bulu" tidak meresponnya. Hingga akhirnya Rafka menyerah dan meletakkan handponenya kembali. Sementara Faysha yang tadinya sudah tertidur nyenyak di kasur empuknya harus terbangun di malam hari yang semakin larut disebabkan handponenya yang berbunyi sejak tadi.

"Ya Allah, siapa sih yang telepon malam-malam seperti ini, nggak tahu waktu banget," omel Faysha yang malas sekali untuk bangun dan duduk bahkan matanya saja masih berat untuk dibuka.

"Hah?, es balok?, ngapain Rafka telepon malam-malam seperti ini, nggak ada kerjaan saja."

Faysha mendengus sebal usai melihat nama panggilan masuk yang sudah mengganggu tidur nyenyaknya. Bukannya mencoba menelepon Rafka. Faysha malah kembali menarik selimut dan menutup matanya lebih rapat untuk melanjutkan mimpi yang tadinya sempat terhenti. 

❤❤❤


Tak terasa sudah satu bulan tujuh hari lamanya Fathian pergi tanpa memberi kabar sama sekali kepada Faysha. Tetapi Faysha sudah tidak ingin lagi bersedih karena Fathian yang sudah pindah ke luar kota. Buktinya dia sudah tertawa ria bersama Nayfa dan karyawan-karyawan di Fay-Nay butiknya.

"Fay, suami kamu belum pulang juga?, ini sudah satu bulan lebih kan?"

Faysha pun baru tersadar bahwa Rafka belum kunjung pulang juga dari dinas kerjanya yang lumayan menyita banyak waktunya.

"Iya ya, kok aku nggak sadar, sudah satu bulan saja dia kerja nggak pulang-pulang, ya sudah deh nggak usah dipikirkan nanti kalau sudah waktunya, pasti juga pulang," sahut Faysha dengan wajah masa bodoh dan melanjutkan memakan pizza bersama Nayfa dan karyawan-karyawannya.

"Raf...kenapa kamu belum pulang juga, betah banget sih terbang di udara, sampai lupa pulang untuk ketemu sama aku, aku kangen tahu sama kamu, kenapa kamu nggak hubungi aku sampai detik ini, bikin aku kesal saja."

Walau mulutnya berkata masa bodoh namun hati Faysha menyimpan rinduan kepada Rafka sang suami yang belum pulang juga. Faysha memang tidak tahu jadwal kerja Rafka makanya dia selalu menunggu kepulangan suaminya. Dan diantara mereka tidak ada yang saling menghubungi. Hanya doa yang selalu Faysha panjatkan agar Rafka selalu dilindungi oleh Allah dan pulang dalam keadaan selamat.

❤❤❤❤❤

~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now