14. Berusaha Menerima

Start from the beginning
                                    

"Itu Faysha yang buat Aka."

Uhuk uhuk uhuk

Tiba-tiba saja Rafka terbatuk, lebih tepatnya terbatuk saat mengetahui bahwa nasi goreng yang sedang dimakan olehnya adalah buatan Faysha, perempuan yang saat ini sedang duduk di sampingnya. Pantas saja tadi Faysha memperhatikan dirinya yang sedang makan ternyata lantaran sarapan pagi kali ini adalah buatan Faysha.

Melihat sang suami terbatuk-batuk, dengan sigap Faysha segera meraih gelas yang sudah berisi air namun Faysha terkejut lantaran secara bersamaan Rafka juga meraih gelas tersebut.

Deg

Kedua pasang bola mata saling beradu pandang kearah gelas yang sama-sama mereka pegang kemudian beralih memandang satu sama lain.

"Hm," Hasna sengaja berdehem lantaran tidak tahan melihat anak dan menantunya saling menatap satu sama lain. Keduanya saling tersadar kemudian Faysha melepas gelas tersebut agar Rafka dapat mengambilnya.

Rafka segera meminum airnya lantaran tenggorokannya masih tidak enak. Sementara Faysha memperhatikan kedua mertuanya yang saling tersenyum memandangi dirinya dan Rafka secara bergantian.

"So sweet banget sih kalian, malu-malu."

"Namanya juga pengantin baru Ma, seperti kita dulu."

Faysha hanya menanggapinya dengan tersenyum. Sementara Rafka malah melanjutkan kegiatan sarapannya, seolah tidak tertarik untuk menanggapi perbincangan Mama dan Papanya.

❤❤❤

Kini kedua tangan Faysha sedang fokus memegang secangkir teh untuk Ilyas yang tadi memintanya untuk dibuatkan kopi sekaligus meminta untuk dibawakan ke teras rumah dimana Ilyas sedang duduk bersantai di kursi sembari menikmati udara pagi. Faysha berjalan dengan sangat pelan karena takut tehnya tumpah. Di sepanjang perjalanan aman-aman saja. Dan kini Faysha hendak keluar dari rumah untuk menemui Ilyas namun ketika sampai di ambang pintu

Bruggg

Faysha bertabrakan dengan seseorang yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya bahkan mengejutkannya sehingga secangkir teh yang berada di genggamannya membasahi baju kaos berwarna putih yang dipakai seseorang yang bertabrakan dengannya, seketika kaos putih tersebut kotor di bagian dada.

"Allahu akbar," pekik Faysha dengan sangat terkejut.

"Rafka?," Faysha tidak menyangka bahwa seseorang yang tidak sengaja bertabrakan dengannya adalah Rafka. Wajah Rafka sudah memerah lantaran kaos yang dipakainya basah terkena siraman teh yang menghangatkan dadanya. Untung saja tehnya hangat jika panas bisa melepuh dada bidang Rafka.

"Bisa hati-hati nggak?"

"Jalan tuh pakai mata!"

"Basah kan jadinya."

Faysha hanya terdiam tidak tahu harus berbuat apa, bahkan Faysha tidak berani menatap wajah Rafka yang terlihat sedang kesal, tetapi ini bukan serta merta kesalahannya. Rafka juga yang salah tiba-tiba muncul di hadapannya begitu saja, siapapun jika di posisi Faysha pasti akan mengalami hal yang sama dengannya.

"Ma-"

"Raf."

Faysha belum sempat mengucapkan kata maaf lantaran Rafka sudah berlalu meninggalkannya. Kebiasaan memang si Rafka seenaknya meninggalkan Faysha begitu saja. Tetapi bukan Faysha namanya jika tidak menyusul Rafka apalagi saat ini Faysha sedang berbuat kesalahan kepada Rafka jadi Faysha harus meminta maaf kepada Rafka yang nyebelinnya minta ampun.

"Rafka tunggu."

Faysha mempercepat langkahnya untuk menaiki anak tangga agar bisa menyusul Rafka yang sudah berada di anak tangga bagian atas.

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now