"Assaalamu 'alaikum."

Hasna yang baru saja selesai meletakkan satu mangkok besar yang berisikan nasi goreng menoleh ke arah dua laki-laki yang sedang mengucapkan salam. Sedangkan Faysha baru saja cuci tangan dan ikut menoleh juga. Terlihat Ilyas, sang Lapa mertua Faysha baru saja masuk ke dapur dengan pakaian sholat lengkap kopyah. Sama halnya dengan seorang laki-lqki tampan nan menawan sedang berdiri di samping Ilyas.

"Wa 'alaikumsalam, eh Papa sama Aka sudah pulang dari masjid," Hasna pun menghampiri Ilyas untuk mencium tangan suaminya, kemudian disambung Rafka yang mencium punggung tangan Hasna.

"Oh ternyata habis dari masjid," ucap Faysha lirih, kemudian segera menghampiri Hasna yang sudah bergabung dengan kedua pria tampan berbeda generasi.  

Faysha pun segera mengambil tangan kanan Rafka untuk mencium punggung tangannya. Rafka hanya diam saja dan sekilas menatap Faysha yang tersenyum kearahnya. Namun Rafka malah mengabaikan senyuman itu, Faysha mengerucutkan kembali bibirnya lantaran malu senyumannya tidak terbalaskan oleh Rafka.

"Ya sudah ayo sarapan dulu Pa, Aka," ajak Hasna kepada suami dan putra semata wayangnya.

"Aka ganti baju dulu saja Ma, habis itu baru sarapan."

"Nggak usah Aka, Sarapan saja dulu, ganti bajunya nanti saja sekalian, habis ini kalian kan ada pemotretan foto pasca wedding."

Hasna tidak memperbolehkan Rafka untuk berganti baju terlebih dahulu sebelum sarapan pagi dengan alasan berganti bajunya sekalian saja usai sarapan pagi lantaran nanti Rafka dan Faysha akan melaksanakan foto pasca wedding.

"Apa Ma? foto pasca wedding?," Faysha bertanya-tanya perihal foto paska wedding yang Ia dengar jelas dari sang Mama mertua.

"Oh iya astagfirullah Mama lupa memberitahu kamu Cha, iya Acha habis sarapan kalian ada sesi pemotretan foto paska wedding, Mama sudah siapkan gaun cantik untuk menantu Mama yang paling cantik."

Sejujurnya Faysha malas sekali harus melakukan sesi pemotretan, apalagi bersama Rafka yang sepertinya sama sekali tidak ada niatan untuk lebih dekat dengannya, nenar-benar cuek padahal Faysha adalah istrinya yang wajib Rafka gauli dengan baik.

❤❤❤


"Maa syaa Allah menantu semata wayang kita memang cantik sekali ya Pa," puji Hasna usai melihat kehadiran Faysha yang baru saja turun dari anak tangga dengan memakai gaun berwarna putih ditambah olesan make up yang natural tetapi tetap terlihat cantik dan anggun.

"Maa syaa Allah Mama juga nggak kalah cantik kok dari Acha, apalagi gaunnya kembaran sama Acha," balas Faysha yang tidak kalah pintarnya memuji Hasna. Kemudian pandangan Faysha tertuju ke arah Ilyas dan Rafka yang berdiri berdampingan, tetapi Rafka malah tidak memandanginya, entah ke mana arah pandangannya, tetapi bukan itu yang membuat Faysha berani memandangi Rafka dan Ilyas justru karena ada yang berbeda diantara keduanya.

"Maa syaa Allah Papa keren banget pakai seragam pilot, memang benar ya ternyata kekerenan dan juga ketampanan Papa tak lekang oleh waktu," Fasyha memuji Ilyas terang-terangan. Ilyas malah heran, Faysha bukannya memuji Rafka malah memuji dirinya.

"Lho kok malah Papa yang dipuji, suami kamu nggak kamu puji juga Faysha?," tanya Ilyas dengan tersenyum dan menoleh kearah Rafka yang hanya melengos dan masa bodoh saja. Faysha yang sempat menoleh ke arah Rafka dibuat melengos juga kemudian memandang ke arah Ilyas dan menampilkan senyuman termanisnya.

"Sama saja kok Pa namanya juga copy paste kan," lanjut Faysha yang tidak berniat memuji suaminya yang super cuek.

❤❤❤


"Ini nggak ada gayanya ya? Masa berdiri mematung saja."

Seorang laki-laki yang sedang memperhatikan Rafka dan Faysha yang berdiri mematung seakan terheran-heran. Selama berprofesi sebagai fotografer baru kali ini Ia melihat sepasang pengantin baru seperti Rafka dan Faysha yang sama-sama kaku. Mungkin ini yang dinamakan pernikahan sekadar di atas kertas.

"Astaghfirullahal adziim, kalian ini kenapa kok sama-sama kaku seperti itu?, ayo berpose itu fotografer sudah siap potret lho," Hasna segera memerintahkan Rafka dan Faysha untuk berpose. Namun nihil, baik Rafka maupun Faysha masih tetap pada posisinya, tidak bergerak sedikit pun.

"Sudah Mama urusi sana si Rafka kan nurut kalau disuruh apa saja sama Mama," Ilyas memberikan usul kepada Hasna untuk menghampiri Rafka dan Faysha.

"Aka, Acha, ayo saling berhadapan."

Faysha dan Rafka mau tidak mau menuruti perintah dari Hasna. Dengan bantuan Hasna kini keduanya saling berhadapan dengan kedua bola mata saling beradu pandang. Lalu Hasna meraih tangan Faysha dan meletakkannya di salah satu dada bidang milik Rafka.

"Ya bagus begitu, tahan ya, ayo Pak silahkan dimulai potretnya."

Ceklek

Kini mereka berganti pose tentunya dengan arahan Hasna yang meminta tangan kanan Rafka memegang tangan Faysha dan mengangkatnya tepat di depan dada bidangnya, kemudian tangan satunya merangkul pinggang Faysha.

"Aka, Acha ayo senyum dong," pinta Hasna sekali lagi.

Rafka pun akhirnya menuruti perintah sang Mama untuk melukiskan sebuah senyuman, sama halnya dengan Faysha yang ikut menampilkan sebuah senyuman yang manis, namun usai terdengar bunyi khas kamera keduanya saling menghapus senyuman di wajah masing-masing dan kembali memasang wajah datar seperti semula. 

"Ayo Pa sekarang double couple foto," ajak Hasna dengan langsung menggandeng Ilyas menuju Rafka dan Faysha.

"Mas, sekarang kami foto berempat ya," ucap Hasna kepada sang fotografer yang langsung mengacungkan jempol. Rafka dan Faysha segera berpose dengan Hasna dan Ilyas menjadi contoh model posenya. Ilyas duduk berjongkok di hadapan Hasna dengan memegang kedua tangan Hasna dan Ilyas mendaratkan bibirnya di punggung tangan Hasna yang satunya. Hasna tersenyum ke arah Ilyas. Mau tidak mau, suka tidak suka Rafka dan Faysha harus berpose seperti Ilyas dan Hasna.

"Selesai," ucap sang Fotografer dan bergegas membereskan peralatan miliknya. Sedangkan Rafka seketika itu langsung menggandeng sang Mama untuk menuju mobil bersiap-siap pulang ke rumahnya.

Sementara Faysha tidak begitu mempersoalkan hal itu. Namun entah mengapa Faysha kesal sendiri harusnya Rafka itu menggandeng dirinya bukan menggandeng Hasna.

"Sudah nggak usah manyun begitu, sini gandengan sama Papa saja, sama saja kan," Ilyas menghampiri Faysha sembari tersenyum kearah Faysha. Ilyas sudah bersiap-siap menerima gandengan tangan Faysha, melihat akan hal itu Faysha tidak menyia-nyiakannya dan langsung menggandeng lengan Ilyas.

"Ayo Pa jangan mau kalah sama pasangan yang di depan."

"Oh iya Pa Rafka itu dekat banget ya sama Mama? Sepertinya lebih dekat sama Mama deh ketimbang sama Papa, padahal dia kan anak cowok," tanya Faysha yang penasaran dengan sikap Rafka yang begitu dekat sekali dengan Mamanya.

"Bukan cuma dekat, mereka itu sudah seperti prangko, nggak bisa dilepas, memang sudah dari kecil Rafka itu paling dekat sama Mama, ya bisa dibilang Rafka itu si anak Mama."

Faysha tidak dapat menahan tawanya ketika mendengar ucapan Ilyas yang mengatakan bahwa Rafka adalah si anak Mama, padahal sudah besar bukan anak kecil lagi.

"Ternyata Rafka si anak Mama?, hahaha," ledek Faysha dalam hati seraya terus memperhatikan punggung Rafka yang mulai menjauh. 

❤❤❤❤❤


~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Jodoh SpesialWhere stories live. Discover now