46. minimalisir cacat

590 60 28
                                    

Sebagai manusia, tentu kita tidak lepas dari yang namanya kesalahan. Tapi bukan berati berbuat salah itu boleh ya. Nah, begitu pula seorang penulis. Saya berani jamin seahli apapun penulis pasti melakukan kesalahan, hanya saja porsinya sedikit.

Penerbit bisa menerima naskah yang cacat, namun tidak bisa menolelir kecacatan yang cukup banyak. Nah, karena itu buat penulis baru, setidaknya beberapa hal inilah yang menjadi indikator sebuah karya tidak sempurna:

1. Typo
Umumnya terdapat pada naskah yang diketik.

2. Ambigu
Biasanya terdapat pada kalimat yang tidak jelas maksudnya.

3. Kalimat tidak efektif
Biasanya ada pada kalimat yang berbelit-belit dan membingungkan.

4. Kata tidak baku
Kesalahan umum yang dilakukan penulis baru termasuk saya.

5. Kesalahan tanda baca
Umum dilakukan penulis yang belum memiliki pengalaman dan belum belajar.

6. Kesalahan format penulisan
Meliputi bold, italic, dan underline. Hal paling umum yang terdapat di lapak ini, apalagi bagi penulis baru.

7. Unsur pembangun cerita
Meliputi latar, alur, amanat, tokoh, karakter, dan jalanya cerita. Nah, ini dia kasus yang sering dialami penulis yang asal menulis naskahnya. Dari pengalaman saya, pernah dulu membuat cerita asal dan setelah dibaca malah membingungkan, jadi saya hapus.
.
.
.
Meski manusia adalah tempatnya salah, tapi bukan berati kesalahan dibiarkan begitu saja ya. Kesalahan yang dibiarkan tidak akan memmbuat seorang berkembang. Tiap masalah pasti ada solusinya, termasuk pada masalah diatas. Nah, solusi untuk memperbaiki ke tujuh kesalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. Revisi adalah cara paling bagus untuk meminimalisir typo. Dalam seleksi naskah, biasanya editor (milik penerbit) akan masuk dan membaca 3 bab pertama sebelum membaca keseluruhan bab. Kesalahan di 3 bab pertama benar-benar sangat berpengaruh kedepanya. Jadi pastikan pada 3 bab pertama jangan sampai ada typo. Caranya mudah, cukup baca ulang saja dengan teliti naskah andalan kalian maka kalian akan menemukan kesalahan di dalamnya.

2. Kalimat yang memiliki lebih dari 1 makna adalah kalimat ambigu. Revisi bukan cara yang cocok dipakai untuk memperbaikinya karena kita akan menganggap kalimat tersebut hanya memiliki 1 makna. Untuk memperbaikinya, minta pembaca untuk berkomentar atau kirim naskah kalian ke editor. Biasanya editor dapat menoleransi kalimat ambigu asalkan tidak membingungkan dan tidak berbelit.

3. Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang berbelit-belit. Caranya adalah dengan revisi, jika terdapat kalimat yang begitu panjang dan tidak berguna bisa dibuang. Sebelum di kirim ke penerbit, pastikan kalian mengeksekusi kalimat atau kata berlebih pada cerita kalian atau penerbitlah yang mengeksekusi naskah kalian.

4. Cara paling ampuh adalah dengan membaca kamus. Tapi sekarang ada lho KBBI onlinu yang kita tak perlu membuka lembaran kamus secara manual untuk mencarinya. Cukup tekan kata yang ingin kaliann cari dan muncul di sana. Awas, pastikan kalian memilili koneksi internet sebelum membuka KBBI online.

5. Cara paling bagus adalah mempelajari Peubei atau EBI. Nah, di buku inilah solusinya ada. Jadi cukup baca buku ini saja. <sekalian promosi:v>

6. Wah, kalau yang ini solusinya adalah dengan mempelajari format penulisan. Kebetulan di buku ini juga ada.

7. Ini dia yang paling sulit. Seorang ahli pernah berkata padaku untuk mencoba, jangan hanya bertanya lalu tidak berani mencobanya. Kemampuan membangun cerita akan terasah saat kita belajar dan mengujinya secara nyata. Mungkin efeknya tidak dalam waktu dekat, namun setelah 6 bulan hingga 1 tahun efeknya lebih terasa. Saya sudah membuktikanya. Di sini yang paling penting adalah pengalaman.
.
.
.
Mungkin ada yang bertanya apa yang dikatakan seorang ahli kepadaku. Kira-kira seperti inilah yang dikatakanya:

Pergi saja sana, saya sibuk. Jangan banyak tanya dan mulailah menulis!

Oke, mungkin hanya itu yang bisa saya tulis pada bab ini. Bila ada sesuatu yang salah mohon dimaafkan ya. Oh iya, saya menerima segala masukan baik yang manis maupun pedas. Jangan sungkan tulis di kolom komentar. Sampai bertemu di bab depan.

Next: memperbaiki mood

Panduan Menjadi PenulisWhere stories live. Discover now