24. latar

1.5K 138 13
                                    

Sebelum saya membuat work ini, saya dulu adalah pembaca. Saya membaca beberapa cerita yang memiliki genre fantasi dan fiksi ilmiah. Dari beberapa cerita yang saya baca, ternyata beberapa diantaranya memiliki beberapa screen yang tidak begitu jelas. Maksud dari ketidak jelasan tersebut adalah bagian cerita tersebut tidak menyebutkan dimana tempat, kapan, dan suasana apa yang terjadi pada screen tersebut. Alhasil, saya sendiri kebingungan untuk memahami cerita tersebut. Akhirnya, pembaca kurang memiliki selera untuk membaca ceritanya dan tidak menambahkan work-nya kedalam daftar bacaan. Pembaca yang kurang berminat membaca cerita biasanya hanya melihat sekilas dan memberikan vote tanpa memberi komentar apa-apa. Nah, inilah yang membuat fenomena boomvote muncul. Pembaca disuruh memberi dukungan untuk cerita yang tidak mereka sukai. Nah, oleh sebab itulah, sebagai penulis, kita harus memberikan cerita yang memiliki kejelasan dari segi waktu, tempat, dan suasana. Karena itulah Bab ini saya buat. Bab yang membahas tentang latar. Oke, tanpa basa-basi lagi, langsung saja ke penjelasanya.

Di dalam cerita, latar/setting adalah hal yang membuat kejadian dalam cerita bisa mengalir dengan jelas. Selain itu, latar juga memberi gambaran jelas terkait tiap kejadian dalam cerita, mulai dari tempat hingga waktu. Karena itu, pada dasarnya latar dibagi menjadi tiga macam, yaitu (latar) waktu, tempat, dan suasana. Nah, berikut masing-masing penjelasan mengenai ketiga latar tersebut:

1. Latar waktu: menunjukan kapan sebuah kejadian dalam cerita terjadi. Contoh: Sebuah cahaya masuk menembus kamarku, membangunkanku dari tidurku dan membuatku memulai rutinitas harianku.

2. Latar tempat: menunjukan di mana sebuah kejadian dalam cerita terjadi. Contoh: aku hanya bisa makan daging ikan selama berlayar hingga berhasil menemukan daratan.

3. Latar suasana: menunjukan keadaan yang terjadi pada tokoh dan di sekitar tokoh yang diceritakan. Contoh: Aku mendengar sebuah teriakan kesakitan mencekam di rumah ini yang membuat bulu kuduku berdiri dan jantungku berdegub kencang.
.
.
.
Nah, kalian sudah paham kan latar itu gunanya untuk apa? Nah, sekarang ke bagian contoh latar. Akan saya berikan beberapa contohnya disini, ini dia:

1. Latar waktu
A. Pagi
B. Siang
C. Sore
D. Malam
E. Tengah hari
F. Dini hari
G. Pagi buta
H. DLL.

2. Latar tempat
A. Gurun
B. Tundra
C. Kutub
D. Savana
E. Kuil
F. Piramida
G. Rumah
H. Rumah sakit
I. Kuburan
J. Rumah angker
K. Kantin
L. Sekolah
M. Kerajaan
N. Kastil
O. Hutan
P. Bunker
Q. Bumi
R. DLL.

3. Latar suasana
A. Menyenangkan
B. Mencekam
C. Menyedihkan
D. Membingungkan
E. Menegangkan
F. Hampa
G. Mengerikan
H. Membahagiakan
I. Romantis
J. Panas
K. Sejuk
L. Damai
M. Ribut
N. DLL.

Nah, diatas adalah beberapa contoh latar yang biasa kutemui dalam beberapa cerita. Ada yang mau menambahkan?😂

O iya, ini yang terakhir. Dalam menentukan latar pada Bab di cerita kalian, kalian bisa memakai dua cara. Cekidot:

1. Langsung
Cara paling mudah memasukan latar ke dalam cerita. Namun cara ini dinilai kurang efektif dalam menarik minat pembaca. Contoh: Ibu pergi ke pasar yang ramai di pagi hari.
A. Latar tempat: pasar
B. Latar waktu: pagi hari
C. Latar suasana: ramai
Cara ini sangat cocok dipakai bagi mereka yang ingin membuat cerita dengan konflik ringan dan jalan cerita cukup sederhana. Misalkan saja cerita komedi dan slince of life.

2. Tidak langsung
Cara yang cukup sulit, namun mampu menarik pembaca untuk membaca cerita yang kita buat. Contoh: Tatkala sang surya muncul di ufuk timur, aku dapat melihat hamparan luas rerumputan hijau segar di sekelilingku serta dapat kurasakan betapa segar dan sejuknya hembusan angin yang menerpa badanku dan mengisi semangatku.
A. Latar tempat: savana
B. Latar waktu: pagi hari
C. Latar suasana: damai
Cara seperti ini umum dipakai para penulis ahli dalam karya mereka untuk menarik minat pembaca. Dan biasanya, gaya tidak langsung seperti ini banyak berada di bagian prolog sebuah cerita. Tapi perlu diingat, meski mampu menarik minat pembaca, namun jangan dipakai berlebihan. Jika dipakai berlebihan, pembaca akan kebingungan memahami latarnya, sebaliknya jika tidak memakai ini, pembaca akan lebih mudah bosan dan kurang tertarik pada cerita. Lalu bagaimana cara mempelajari cara memasukan latar seperti ini ke dalam cerita? Kalian tidak perlu memakai cara dan gaya orang lain dalam memasukan latar ke dalam cerita. Ciptakan gaya kalian sendiri yang cocok dengan diri kalian. Ini mungkin akan memakan waktu, tapi begitu menguasainya, kalian tidak perlu melihat karya orang lain dan mencari gaya kepenulisan mereka dengan membuka halaman demi halaman pada cerita. Contoh gaya yang berbeda namun memiliki arti yang sama seperti ini:

•> Kulihat bola besar pijar bersinar terang kekuningan yang muncul di ujung timur dunia.
•> Terlihat sang penguasa langit baru yang mulai muncul di ufuk timur mulai menyinari dunia.

Selain kedua contoh diatas, masih banyak lagi contohnya. Keduanya memiliki maksud yang sama, hanya saja gayanya berbeda. Jadi, kalian tak perlu meniru gaya orang lain. Cukup pakai gaya kalian sendiri untuk memasukan latar ke dalam cerita agar lebih menarik. Tapi memakai cara langsung juga tidak masalah. :v
.
.
.
Nah, mungkin hanya sekian yang bisa saya ketik untuk Bab ini. Jika ada kata-kata yang membingungkan, mungkin akan saya revisi jika ada waktu. Dan selain itu, jika materi sedikit keluar dari judul Bab, itu mungkin karena aku terlalu panjang-lebar menjabarkanya 😂. Selebihnya atau sekurangnya, saya minta maaf sekarang saja, kelamaan nunggu lebaran. Oke, sampai bertemu di Bab depan.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Next: Diksi

Panduan Menjadi PenulisWhere stories live. Discover now