37 - Briefly

1.3K 118 18
                                    

^^^

Angin malam yang dingin, tidak membuat Mingyu, Tzuyu, Chan dan Chaeyoung mengeluh. Meskipun menusuk hingga tulang, mereka tetap bekerjasama untuk memasak makanan.

Percayalah, rumah tersebut tidak terdapat kompor. Terpaksa, mereka berempat memasak menggunakan kayu bakar. Untungnya, kayu bakar beserta tungku sudah tersedia. Setidaknya mereka lega karena tak perlu mencari lagi.

Malam ini, mereka berencana untuk memasak mie instan dengan berbagai topping. Dan menyiapkan teh hangat sebagai minuman yang cocok dikala bergelut dengan suhu dingin. Para member yang lain ada di dalam rumah. Entahlah, mereka sedang apa.

"Bahan udah lengkap semua kan?" tanya Chaeyoung menginterupsi suasana.

Mingyu segera mengecek bahan dan alat, kemudian mengacungkan jempol. "Udah Chae, nggak ada yang kurang."

"Oke. Kuy masak!" kata Chaeyoung bersemangat. Diam-diam Chan mengulum senyum ketika melihat tingkah imut cewek itu.

"Bentar, kayaknya kita butuh korek api. Ya kan?" Tzuyu yang merasa ada kejanggalan, segera memberi tahu teman-temannya.

Chaeyoung menepuk jidat spontan. "Oh iya! Kalian ada yang bawa korek api?"

Baik Tzuyu, Chan ataupun Mingyu, semuanya menggeleng. "Nggak Chae."

"Coba tanya member lain." usul Tzuyu, kemudian dengan sigap Mingyu masuk ke area dalam rumah. Bertanya, apakah ada yang membawa korek api atau tidak.

Sepersekian menit kemudian, Mingyu kembali keluar. Nihil. Member yang berada di dalam rumah pun tidak membawa korek api. Fakta itu membuat mereka menghela nafas pasrah.

"Lagian nggak tahu kalo bakal kayak gini," cerocos Tzuyu. "Terus gimana dong?"

"Nggak ada cara lain, kita harus buat api sendiri." simpul Chan kemudian lekas berdiri dan mengambil dua batang kayu bakar. Ia mulai menggesekkan kedua kayu hingga timbul percikan api. Namun api tak kunjung membara.

"Gini aja, daripada lo capek terus-terusan kayak gitu. Mending gue sama Tzuyu keluar bentar, pinjam korek api warga sini. Mestinya ada, gue yakin. Lebih cepat juga, jadi nggak perlu nunggu api buatan lo yang nggak jadi-jadi itu. Kasihan member lain, udah pada laper." ucap Mingyu dengan usulan cerdas, namun terdapat unsur sindiran keras pada kalimatnya.

Chan berdecih kesal. "Bilang aja lo mau berduaan sama Tzuyu. Huu! Dasar modus lo, Bang. Basi!" umpatnya.

Mingyu menjitak kepala Chan. "Sok tau lo, bocah!"

Bukannya malah marah, justru Chan tersenyum menggoda. "Cie, tiang suka tiang."

"Banyak ngomong lo ah!" jawab Mingyu cepat. "Ayo Tzu, biarin deh tuh kecebong ngomong mulu." Mingyu mengajak Tzuyu. Cewek itu hanya mengangguk kemudian mengikuti langkah tegap Mingyu dari belakang.

"Kencan buta, eak!" suara Chan masih saja terdengar sayup-sayup ditelan jarak yang cukup jauh antaranya dan Mingyu.

📌📌📌

Mingyu dan Tzuyu melangkah bersama melewati jalan setapak. Belum ada obrolan sama sekali di antara mereka setelah keluar dari pekarangan rumah. Atmosfer yang tercipta juga sangat canggung. Keduanya sama-sama tidak berani memulai percakapan.

"Panorama di sini-" ucap Mingyu.

"Kita mau kemana-" ucap Tzuyu.

Ucap mereka berbarengan. Setelahnya, keduanya sama-sama terkekeh. "Lo duluan aja," titah Mingyu kemudian.

Tzuyu menggeleng. "Kakak dulu aja."

[STS#1] Magenta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang