25 - Not Me But You

1.6K 145 52
                                    

^^^

Jisoo berjalan cepat menyusuri sebuah jalan kecil dengan menoleh kanan-kiri, seperti mencari seseorang. Namun sejurus kemudian, ia berhenti melangkah. Mengambil ponsel, mengetik sesuatu sebentar lalu mendekatkan ponsel pada telinga kanannya.

"Won, gue udah di jalan yang lo omongin."

"Oke, gue tunggu."

"Pokoknya gue mau bahas hal penting banget sama lo."

"Hah? Lo di warnet?"

"Percuma dong gue kesini peak."

"Ya udah cepet, gue tunggu."

Tampak Jisoo tengah berbicara dengan Wonwoo melalui telepon. Hanya saja, suara dari seberang tidak terdengar sehingga menampilkan scene dimana Jisoo bermonolog.

Setelah beberapa lama, Wonwoo datang dengan tas punggung yang ada pada bahunya. Cowok itu tampak mendekat hingga kini berada tepat di samping Jisoo.

"Lo mau omongin apa? Tentang Seventeen? Nggak, gue tetap nggak mau gabung." kata Wonwoo cuek kemudian memilih berjalan cepat meninggalkan Jisoo. Bahkan Wonwoo tak sedikitpun melihat sang lawan bicara, melirikpun tidak.

"Bukan tentang Seventeen, tapi tentang Mina."

Mendengar nama Mina disebut, spontan langkah Wonwoo terhenti. "Kenapa Mina?" luluh, Wonwoo membalik tubuhnya seratus delapan puluh derajat. Tentu saja tetap mempertahankan tampang flat.

"Gue tahu lo suka Mina," kedua tangan Jisoo yang mulanya dimasukkan ke dalam saku, lantas kembali ditariknya ke atas sehingga bersentuhan kembali dengan udara.

Wajah Wonwoo tetap datar, tidak ada perubahan ekspresi. "Sok tahu!" singkatnya tajam sesaat sebelum muncul senyum miris pada kedua sisi bibirnya.

"Bukan sok tahu, tapi gue berbicara fakta!" nyolot Jisoo tak mau kalah.

Senyum miris Wonwoo berubah menjadi senyum iblis.

"Dan gue juga tahu, kalo lo keluar Seventeen karena Mina. Lo tahu, kalau Mina ada rasa sama gue. Lo nggak mau terus-terusan makan hati ngelihat Mina perjuangin cintanya buat gue, bukan buat lo. Lo kalah sama rasa cemburu lo!"

"Pinter banget lo ngarang cerita, klub sastra nggak sia-sia terima lo secara mentah."

Sebenarnya Jisoo sudah naik darah, ingin meluapkan emosi. Tapi ia ingat tujuan utamanya kesini. "Nggak mau ngaku perasaan sendiri, cowok bukan?" terbit senyum miring dari Jisoo.

Merasa harga dirinya direndahkan, gigi Wonwoo sudah saling bergemelatuk. Telapak tangannya mengepal siap untuk mengeluarkan sisi lain dari seorang Wonwoo. "Bangsat lo!"

Jisoo diam. Mendapat umpatan garis keras dari Wonwoo, lelaki itu tetap memilih bungkam. Bukan tidak berani, tapi mencoba menjauh dari hal-hal yang akan merugikan berbagai pihak.

"Sabar Won, tapi tujuan utama gue kesini bukan buat ngajak lo berantem."

"Jangan banyak alasan. Takut lo?!"

"Mina lebih cocok buat lo,"

Wonwoo perlahan mulai merenggangkan telapak tangannya selepas Jisoo mengucapkan satu kalimat yang menjurus pada pujaan hatinya.

"Gue emang ada rasa sama Mina, tapi itu dulu. Waktu gue masih jadi bocah ingusan sampai SMP. Sekarang gue udah nggak ada rasa lagi sama dia. Dan, lo juga harus tahu Won, kalo Mina juga nggak ada rasa sama gue. Apa yang lo pikirin, semuanya nggak benar. Jadi, berhenti pendam perasaan lo sebelum faktanya benar-benar lo mengerti."

Wonwoo terdiam seraya mencerna perkataan Jisoo sedikit demi sedikit.

"Lo harus coba bicara baik-baik sama Mina. Ungkapin perasaan lo, jangan terus lo pendam sendiri dan mengandalkan kata-kata basi lo itu lewat surat."

[STS#1] Magenta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang