27 - Welcome Back, Wonwoo!

1.5K 144 8
                                    

^^^

Keesokan harinya, tidak tanggung-tanggung semua member Seventeen berkumpul di ruang musik. Wajah mereka tampak kusut. Terutama Sungcheol, lekukan-lekukan kemarahan sudah bersarang pada kulit mukanya.

Sudah satu jam lamanya mereka menunggu batang hidung Wonwoo muncul. Namun nyatanya hanya angin lalu yang sekarang berhembus. Jisoo yang mengajak Wonwoo untuk bergabung kembali ke Seventeen, menjadi takut-takut, karena memang faktanya siapapun tidak bisa meruntuhkan pendirian Wonwoo yang sekuat baja.

"Soo, mana Wonwoo?" tanya Jihoon yang sudah tidak tahan berlama-lama di ruang musik. Ibaratnya, cowok itu sudah berlumut menunggu kepastian semu.

"Tunggu aja elah, bentar lagi juga datang." jawab Jisoo dengan perasaan tak yakin.

"Lo beneran udah ngomong 'kan sama dia, Bang?" Seungkwan bersuara sesaat sebelum melanjutkan aktifitas bermain ponsel.

Sekedar informasi, Seungkwan sekarang sudah berbaikan dengan Seokmin. Ia berusaha untuk menerima kenyataan pahit, meskipun sulit sekalipun. Kesadarannya tentang kekompakan itu penting, merundung perasaannya seketika dikala sepi sendiri. Tidak apa tidak mendapatkan cinta Jihyo, lagipula masih banyak perempuan di luar sana yang lebih cocok untuknya.

"Udahlah, ngapain juga gue ngajak kalian kesini kalo gue belum ngajak dia ngobrol."

"Nah itu, masalahnya dia mau apa nggak?" sahut Soonyoung kemudian.

Jisoo berdecak, kemudian menghela nafas. "Lihat aja, gue yakin Wonwoo datang."

Mendadak hening seketika. Tidak ada suara yang menyapu sedikitpun. Karena tepat setelah kalimat yang barusan Jisoo ucapkan, orang yang mereka gunjing benar-benar datang. Wonwoo, si cowok dingin sedingin es kutub, berdiri di hadapan Seventeen dengan kedua telapak tangan yang tersembunyi di balik saku. Tatapan matanya dingin nan menusuk dan ekspresi andalannya terpasang sempurna.

"Gue akan gabung Seventeen lagi."

📌📌📌

Pak Jaya tersenyum lebar setelah mengetahui bahwa Seventeen setuju untuk bergabung bersama agensinya. Bakat Seventeen tidak boleh disia-siakan begitu saja menurutnya, jika diasah dan dipoles sedikit lagi maka pintu menuju dunia terbuka luas untuk Seventeen.

"Saya sudah menduganya, maka dari itu saya sudah menyiapkan rumah hiburan untuk Seventeen. Sama seperti Twice."

"Rumah Pak?!" Seokmin mulai alay, ekspresi terkejutnya itu loh nggak nguatin.

Pak Jaya mengangguk. "Iya rumah. Rumah untuk kalian latihan dan mencari ketenangan. Boleh untuk inap juga kok."

"Dimana Pak lokasi rumahnya?" tanya Sungcheol.

"Yah, deketan sama rumah Twice lah." jawab Pak Jaya enteng.

"Oh, mulai kapan Pak bisa kesana?"

"Sekarang juga bisa!"

Pembicaraan tentang rumah Seventeen berlanjut sampai ke akar-akarnya. Setelah itu, Pak Jaya memberikan kunci rumah dan menjelaskan secara rinci alamat rumah tersebut.

Rencananya, Seventeen akan mulai menginap di rumah baru pada keesokan harinya. Setidaknya, berikan mereka waktu untuk mengepak segala peralatan yang penting. Sama seperti Twice, Seventeen juga tidak permanen tinggal di rumah pemberian Pak Jaya. Hanya ketika dibutuhkan saja, mereka akan berkumpul di rumah tersebut. Selebihnya, mereka akan kembali ke rumah asli masing-masing.

📌📌📌

Lelaki itu memasuki rumah tetangganya tanpa salam atau sepatah katapun. Sudah tidak tahan untuk memberitahukan sesuatu hal yang membuatnya tidak sabar.

"Woi idiot! Lo dimana?" teriak lelaki itu, Soonyoung dengan mata mencari-mencari seseorang. Melihat ke seluruh penjuru rumah, namun tak menemukan apa yang ia cari.

Tak lama, Momo turun dari lantai atas. Rambutnya berantakan, ditambah lagi dengan kedua matanya yang setengah terbuka. Menguap tanpa tahu malu, namun Momo berpikiran sebodo amat. "Gue disini! Kenapa?"

"Tidur mulu lo, dasar kebo!"

"Idih nggak ngaca ya mas."

"Gue Soonyoung, bukan kebo!"

"Gue juga Momo, bukan kebo!"

Perdebatan terhenti, karena Soonyoung bingung mau membalas ucapan Momo dengan jurus apa. Lagipula, tujuannya ke rumah Momo bukan untuk berdebat, tapi curhat.

Tak lama, keduanya sudah berada di ruang tamu dengan posisi seperti Soonyoung lah yang menjadi tuan rumah. Buktinya, tidak segan cowok itu tengkurap di atas sofa. Sedang Momo duduk manis pada sofa kecil yang lain.

"Mo, Seventeen dapat rumah kayak Twice loh!"

"Oh, ya udah."

"Kok reaksinya gitu? Gue bakal tetanggaan lagi sama lo bego!" nyolot Soonyoung sekaligus membuat nyawa Momo kembali utuh. Setelah bangun tidur, Momo tampak seperti orang yang separuh nyawanya hilang.

Seketika Momo membelalak setelah mendengar kata 'tetangga' dari ucapan Soonyoung. "Demi apa?! Beneran?!"

"Heeh!"

"Yeay! Jadi gue nggak perlu kangen sama lo lagi dong. Dimana-mana kita selalu deket ya ampun. Kita mah jodoh!"

Momo yang ngantuk berubah jadi Momo yang hiperaktif. Cewek itu berhambur memeluk Soonyoung sambil jingkrak-jingkrak tak tahu malu. Beginilah Momo dengan sikap blak-blakannya dan apa adanya.

Ketika dalam dekapan Momo, diam-diam Soonyoung tersenyum terulum. Debaran yang ia rasakan begitu terasa namun juga sebagai pelengkap tanda bahwa cintanya masih bereaksi. Ingin ia mengungkapkannya sekarang juga, tapi tidak mungkin. Karena Soonyoung tidak pernah mau kalah dengan gengsinya yang membelenggu.

-Magenta-

Momo canci kok, tapi kenapa Soonyoung nggak suka? -Momo:'(

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Momo canci kok, tapi kenapa Soonyoung nggak suka? -Momo:'(

Publish : 9 Oktober 2018

[STS#1] Magenta ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum