1 - Secret Admirer

5.3K 349 21
                                    

^^^

"Jisoo! Bermainlah di lapangan, bisa-bisa bola basket itu akan mengenai ku nanti."

Anak lelaki perkiraan berumur sekitar tujuh tahun itu tidak menggubris perkataan sahabatnya. Ia masih terus bermain di halaman rumah Mina. Padahal, rumah Jisoo tersedia lapangan basket. Tetap saja anak itu memilih mengganggu Mina yang sedang bermain boneka di teras rumah.

Buk..

Benar saja, bola basket dengan kasar menghantam kepala Mina. Anak perempuan itu meringis kesakitan, tak lama ia menangis tersedu.

Seakan disambar petir di siang bolong, tangisan Mina membuat perasaan Jisoo tidak enak. Anak itu merasa bersalah.

Dengan cepat, Jisoo menghampiri Mina. "Maafkan aku Minari. Aku tidak sengaja," katanya. "Mana yang sakit? Apakah di bagian sini?" Jisoo mengelus kepala Mina, persis seperti seorang ibu yang refleks ketika melihat buah hatinya terluka.

"Kan sudah aku bilang. Jangan main di sini!" anak perempuan itu malah memarahi Jisoo, lalu pergi masuk ke dalam rumah dengan menghentakkan kaki, marah.

Jisoo hanya bisa terdiam dengan perasaan bersalah yang berkecamuk.

Mina tersenyum geli ketika mengingat masa kecilnya bersama Jisoo. Sepertinya bumbu pertemanan mereka tidak lengkap jika tak ada pertengkaran.

Justru pertengkaran dan adu mulut itu lah yang kini paling membuatnya rindu. Bahkan keberadaan Jisoo sampai saat ini pun masih tidak ia mengerti.

Kesedihan yang sudah tertanam, kini mulai tumbuh lagi. Impuls dalam begitu kuat menyertai.

Perlahan, mata indah Mina mengisyaratkan bahwa ia mengingat sesuatu. Gadis itu beranjak dari ranjang menuju meja belajar yang berada tidak jauh.

Mendaratkan pantat dan mencari posisi nyaman. Mina menatap sterofoam dengan hiasan indah berwarna-warni yang tertempel pada dinding tepat di depannya. Di situlah peta kenangan antara dia dan Jisoo terangkai indah dan terpola.

Gadis itu mengamati beberapa foto yang menampilkan kedekatan sepasang sahabat. "Lo sebenernya di mana sih, Josh?" Mina menyentuh wajah Jisoo pada salah satu foto yang tertempel.

Joshua. Iya, nama itu adalah panggilan penuh arti dari Mina untuk Jisoo. Sekaligus panggilan sayang, mungkin. Nama itu muncul ketika mereka telah menginjak usia remaja.

Selama Mina bersama Jisoo. Gadis itu selalu merasa seperti ratu. Saat dulu mereka dalam matamor masa remaja awal, Jisoo selalu menjadi teman yang selalu ada untuk Mina kapan dan dimana pun berada.

Mereka bukan lagi mencerminkan persahabatan. Keyakinan lain mengatakan, mereka telah ditakdirkan lebih dari itu.

Tapi apa kenyataannya? Keyakinan antara salah satu hati harus ada yang merelakan.

"Seandainya lo tau perasaan gue yang sebenarnya saat itu, Josh!"

📌📌📌

Cuaca dingin pada pagi hari ini cukup mengundang kantuk siapapun jua yang terkena irama angin sejuk menyentuh kulit.

Mina mengerang dan sedikit menggeliat. Punggung dan leher gadis itu terasa pegal, ditambah lagi angin sepoi yang merasuk sampai ke tulang.

Kemarin, Mina terlena memandang secercah kenangan antara dia dan Jisoo. Mulai dari foto, benda-benda pemberian cowok itu dan kenangan lainnya. Waktu banyak terbuang, alhasil Mina ketiduran di meja belajar dengan tangan kanan terlipat, kepala cewek itu ia tenggelamkan dalam lipatan tangan tersebut.

Tertidur di meja belajar bukan lagi hal yang jarang berlaku untuk pelajar remaja seperti Mina.

Mengucak pelan matanya, Mina menguap tanpa sadar. Cewek itu memaksakan diri untuk mandi meski rasa malas mendominasi.

📌📌📌

Hari senin mungkin menjadi rival besar untuk murid SMA pada umumnya. Tapi tidak dengan Mina. Cewek itu malah menyukai hari senin dengan beberapa alasan logis tertentu.

Lihat sekarang, Mina menjadi orang ketiga yang datang paling awal. Kelas sunyi senyap, hanya ada suara denting jam dinding.

"Hai Jihyo." sapa Mina pada Jihyo. Cewek dengan pipi tembam serta mata bulat itu menoleh dan kembali menyapa. "Hai juga, Mina."

Ada satu siswa lagi yang sudah berada di kelas, disaat siswa yang lain mungkin masih malas-malasan di rumah. Cowok dengan tampang dingin, ekspresi flat dan jarang tersenyum. Terkadang, Mina berpikir jika rahang cowok itu bermasalah karena tersenyum pun menjadi misteri.

Mina tidak menyapa cowok yang memiliki julukan ice prince itu. Karena memang mereka tidak begitu dekat dari awal bahkan sampai sekarang ketika berada dalam kelas yang sama.

Mina memilih duduk. Kebetulan, tempat duduk cewek itu berada di belakang, terkadang memudahkan curi waktu untuk tidur ketika pembelajaran.

Di saat seperti ini, bosan pasti melanda. Tidak ada fokus pada kegiatan membuat Mina semakin larut dalam boring.

Cewek itu memutuskan untuk membaca novel yang biasa tersedia di loker pribadi miliknya, berada pada ujung dinding belakang kelas.

Tapi ketika Mina membuka pintu loker, cewek itu malah menemukan selembar kertas dengan warna magenta, lagi. Terdapat goresan kalimat di dalamnya.

Jika aku ditanya apa kebahagiaan kecil yang membuat diriku nyaman. Maka aku akan menjawab, ketika aku memandangmu, Minari!

-Mina's Secret Admirer

Alis Mina bertautan seusai membaca kertas yang seperti surat itu. Ia mendapatkan nya lagi untuk yang ke sekian kali.

Iya, Mina selalu mendapat kan surat itu secara rutin. Namun sampai sekarang ia masih belum tahu siapa empu pemilik puisi cinta atau lebih tepatnya gombalan receh tersebut.

Entah sudah berapa lembar kertas magenta ini di kamarnya. Mina yakin, sudah ada seratus lembar lebih dan entah ini yang ke berapa.

Segera saja, Mina mengambil satu buku novel yang belum di bacanya, lalu menyelipkan surat itu pada halaman novel secara acak. Menutup loker, dan kembali duduk dengan ekspresi seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Mina!" panggil Jihyo ketika Mina sedang larut dalam alur novel yang ia baca.

"Hm?"

Jihyo menghampiri meja Mina lalu menarik lengan Mina menuju luar kelas. Tepatnya menjauh dari kerumunan siswa yang berpotensi berlalu lalang.

Mina menurut dan pasrah, entah ia akan dibawa kemana oleh sahabatnya ini.

"Gue udah tau siapa yang selalu ngirim surat rahasia itu ke lo." kedua gadis itu sekarang berada tak jauh dari toilet khusus perempuan.

Mina melebarkan sedikit bola matanya. "Siapa?"

Jihyo melambaikan tangan mengisyaratkan agar Mina mendekat. Lalu, Jihyo berbisik nama seseorang dengan lirih tepat di telinga Mina.

"Jeon Wonwoo!"

-Magenta-

Yess! Part 1 selesai. Jan lupa vomment gaesss!
📌📌📌

Publish : 20 Juni 2018

[STS#1] Magenta ✔Where stories live. Discover now