45 - JiKyeom Saranghae

1K 104 10
                                    

^^^

up dua kaliii^^

Asa embun pagi-pagi sekali sudah menghiasi pekarangan belakang rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asa embun pagi-pagi sekali sudah menghiasi pekarangan belakang rumah. Rerumputan hijau dan beberapa tumbuhan seolah-olah tersenyum untuk menyambut sang mentari.

Dan kali ini, saatnya tim berkebun untuk meluncurkan visi serta bekerja serius. Awalnya, mereka semua tidak ada yang niat. Makanya, pada bangun kesiangan dan memilih tidur. Tak mau jauh-jauh dari kasur.

Tetapi karena suara super toa milik Jihyo, alhasil para anggota tim yang lain seperti Seokmin, Seungkwan dan Myungho mau tak mau harus bangun.

Ketenangan yang diharapkan, seketika lebur hilang entah kemana.

Setelah siap dengan kostum, peralatan dan makanan, tim berkebun segera menuju belakang rumah. Mereka semua berpikir, semuanya akan berjalan mulus, tapi nyatanya tidak. Baru satu langkah mereka menginjak pelataran, sepatu mereka terjebak dalam lumpur. Kemarin hujan deras, wajar saja jika becek mulai beraksi.

"Kok becek sih?" sudah jelas kemarin hujan, Jihyo malah mengajukan pertanyaan retoris.

"Jelas lah, kan kemarin hujan, Mbem," jawaban tersebut berasal dari Seokmin.

Selama berpacaran, Seokmin dan Jihyo tampak serasi dan romantis. Meskipun tidak pernah mereka perlihatkan secara terang-terangan di depan umum, tapi semua orang tahu bahwa mereka adalah pasangan yang cocok. Bahkan member Seventeen dan Twice yang lain menobatkan mereka sebagai pasangan terbaik sepanjang sejarah.

Seokmin memanggil Jihyo dengan panggilan 'Mbem' alias 'Tembem' melihat bagaimana pipi gadis itu. Sementara Jihyo memanggil Seokmin dengan panggilan 'Honey' karena menurutnya, kekasihnya tersebut manis sekali melebihi manisnya madu.

"Udahlah, kita kotor-kotoran aja!" sahut Seungkwan. Dari nada bicaranya, tampak sekali bahwa cowok itu masih memendam dendam.

"Gini aja, biar aku, Seungkwan dan Myungho yang kerja. Kamu duduk aja di kursi sana, oke?"

Jihyo menggeleng pelan. "Nggak mau, ah."

"Loh, nggak papa. Biar kamu nggak kotor-kotoran. Kamu kan nggak suka," bujuk Seokmin. Ia tahu betul, jika Jihyo tak menyukai hal-hal semacam ini. Apalagi, harus bermain dengan lumpur.

Tampak Seungkwan menyunggingkan senyum miring. Ia tidak suka. Benar-benar tidak suka dengan Seokmin dan cara cowok itu memperlakukan cintanya.

Bohong, kalau Seungkwan sudah sepenuhnya ikhlas. Tidak bisa dipungkiri, bahwa rasa sakit dan nyelekit ketika melihat mereka bersama masih ada dan tersimpan dalam relung hati.

Namun, dia masih punya nurani untuk menebar kebaikan.

"Gini aja, Bang. Lo sama Kak Jihyo nggak usah ikut berkebun dulu. Biar gue sama Myungho yang akan urus ini. Nanti, kalo udah agak siangan, baru gantian kalian yang kerja. Gimana?" sesungguhnya Seungkwan bimbang sendiri dengan ucapannya.

"Beneran, gapapa?"

"Nggak papa, santai aja kali."

Alhasil, dengan lapang dada Seungkwan merelakan kebersamaan Seokmin dan Jihyo. Sejujurnya, Seungkwan kecewa.

Sementara itu, Seokmin dan Jihyo segera menuju ke kursi yang yang tak jauh dari pelataran. Duduk berdua menikmati angin sepoi.

"Honey, aku laper!" kata Jihyo setelah bokong mereka mendarat. Gadis itu memegang perutnya dengan ekspresi meminta belas kasihan.

Alis kanan Seokmin terangkat. "Mau makan apa?"

"Hm, apa ya? Mau makan nasi goreng."

Jihyo meminta sesuatu pada Seokmin dengan aegyo. Hal itu membuatnya tidak tahan dengan keimutan gadis itu. Uh, rasanya Seokmin ingin memberi kecupan pada pipi yang menggoda itu.

"Nasi goreng aja? Gampang itu mah, aku bikin dulu ya. Nggak pedes kan?"

"Iya, nggak pedes." Jihyo manggut-manggut. Ia sungguh bersyukur memiliki cowok seperti Seokmin. Paket lengkap. Perhatian? Iya. Baik? Iya. Lucu? Iya.

Setelah lama menunggu, akhirnya Seokmin datang dengan satu piring nasi goreng dan satu gelas air putih. Bau masakannya menusuk indra penciuman Jihyo. Ia jadi semakin lapar.

"Maaf, lama. Aku bingung nyari kecap, eh dibawa kabur sama Dahyun. Buat makan sama kerupuk katanya."

Mendengar itu, Jihyo tertawa. "Nggak papa kok. Makasih ya udah dibuatin."

"Iya, sama-sama."

Jihyo melahap nasi goreng buatan Seokmin dengan perlahan. Ia sesekali juga menyuapi sang kekasih.

"Aaa.." Jihyo menyuruh Seokmin untuk membuka mulut.

Alhasil, mereka berdua malah suap-suapan. Romantis banget.

Setelah makanan habis, Seokmin menggenggam tangan Jihyo erat. Membuat gadis itu heran. "Mbem, aku sayang sama kamu."

Seokmin mulanya toleh kanan kiri, setelah dirasa aman, ia segera memajukan wajahnya untuk mencium pipi Jihyo lembut.

Sontak, Jihyo termangu di tempat. Membeku sekaligus kelu. Tak bisa berbuat apa-apa.

Tak berhenti disitu, Seokmin juga mendekatkan wajahnya kembali untuk memberi kecupan lembut pada bibir Jihyo. Debaran yang Jihyo rasakan seketika bekerja dua kali lipat.

"Aku sayang kamu," ulang Seokmin.

Jihyo hanya mengangguk pelan. Masih tak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.

-Magenta-

Up dua kali, yuhuuu~
Jan lupa vomment, keyy?:v
Kayaknya ... Sekitar lima part lagi ending deh?😭

[Malming kemana?:v]
Rumahhh - Author:)

Publish : 9 Maret 2019

[STS#1] Magenta ✔Where stories live. Discover now