5 - Dear Diary!

2.5K 234 20
                                    

^^^

Seorang gadis dengan seragam olahraga tengah duduk di pinggir lapangan basket seraya memperhatikan sekitar dengan wajah kusut, seakan-akan tidak pernah di setrika berabad-abad lamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang gadis dengan seragam olahraga tengah duduk di pinggir lapangan basket seraya memperhatikan sekitar dengan wajah kusut, seakan-akan tidak pernah di setrika berabad-abad lamanya.

Terdengar desahan yang terus keluar dari bibir cewek dengan nametag Chou Tzuyu tersebut. Terlihat sekali kalau ia sedang galau level langka.

Simulasi bola basket baru saja selesai, semua siswa kelas 10-D tampak puas dengan nilai yang didapat masing-masing.

Tapi hanya Tzuyu yang tidak. Lantaran nilai yang ia dapatkan sangat rendah. Semua temannya mendapat 7 atau 8, termasuk Chaeyoung sahabat karibnya. Dan Tzuyu hanya mencapai angka 6.

Peristiwa itu cukup mengguncang batin Tzuyu. Jelas saja, cewek itu adalah jawara kelas yang hampir selalu mendapat peringkat pertama. Tapi ketika ia sudah bertemu basket, bersiaplah Tzuyu akan menjadi yang terbelakang.

Padahal tubuh cewek itu sangat mendukung, tinggi dan ideal. Tapi cewek itu tetap tidak bisa menaklukkan olahraga itu walau sudah mencoba berlatih berkali-kali.

Manusiawi sebenarnya, setiap manusia pasti diberi kelebihan dan kekurangan. Tzuyu? Ia memang tidak jago basket, tapi dalam panahan ia jempolan.

Tanpa pikir lebih panjang lagi, Tzuyu mengambil bola basket yang tergeletak di dekat ring. Lapangan basket sepi, hanya ada dirinya bersama termenung.

Setelah bola basket berpindah ke tangannya, Tzuyu segera memasang posisi yaitu berdiri dengan jarak tertentu di sisi ring.

Percayalah, Tzuyu adalah seorang siswi yang mencerminkan sikap optimis dan pantang menyerah. Terbukti, sekarang Tzuyu sedang ingin berlatih kembali sampai mampu memasukkan bola basket ke dalam ring barang hanya satu poin.

Tadi saat tes, semua siswa diberikan waktu satu menit untuk shooting jarak dekat. Apa yang terjadi? Tzuyu tidak mampu mencetak satupun poin.

Ini cukup membuat si jawara kelas seperti Tzuyu merasa malu.

"Tzuyu, lo pasti bisa!" gumam Tzuyu pada dirinya sendiri.

Fokusnya sekarang bertitik tumpu pada ring dan bola yang siap Tzuyu tembak.

Satu kali percobaan, lemparan yang Tzuyu buat tidak membuahkan keberhasilan. Bola melesat jauh tidak sesuai ekspektasi.

Dua kali percobaan, lagi-lagi bola enggan masuk ring. Ralat, bukan masuk lagi mendekati ring saja tidak.

Tiga kali percobaan, tidak jauh berbeda. Shooting yang Tzuyu lakukan hanya membuat hatinya retak, sedikit menyerah.

"Lempar jangan asal lempar. Ada teknik tersendiri." ucap seseorang tiba-tiba.

Cowok itu bergerak mengambil bola basket yang tadi dilempar Tzuyu asal. Dia, Mingyu. Si jago basket.

"Nih, tangkap. Coba lo masukin ke keranjang,"

[STS#1] Magenta ✔Where stories live. Discover now