29 : Friends

3.3K 242 11
                                    

Merindukanmu adalah hakku.

♥️Arabell♥️

Author

Arabell menghela napas panjang sambil merentangkan kedua tangan. Sesekali gadis itu tampak menguap lebar diikuti desahan napas yang terdengar seperti orang putus asa.

Sebenarnya pagi ini dia berniat untuk tak pergi ke kampus dikarenakan tubuhnya masih sedikit pegal akibat kejadian yang terjadi kemarin. Ditambah, Ethan setelah menemuinya sebentar di depan rumah waktu itu, pria tersebut tak menampakkan batang hidungnya lagi setelah dia berpamitan ingin memberi pelajaran pada Meta, membuat Arabell sangat kesal dan kecewa lantaran dia sudah berharap Ethan akan kembali ke rumahnya.

"Kau itu sebenarnya ke mana? Jangankan untuk mengobati lukaku, untuk memeriksa keadaanku kembali pun tidak. Benar-benar menyebalkan!"
Gerutunya sebal, seolah Ethan dapat mendengar dan sedang berada di sampingnya saat ini.

Padahal dia sendiri sudah menunggu hingga larut berharap sang pujaan hati akan kembali ke rumahnya. Tapi setelah beberapa jam Arabell menunggu pun, Ethan tetap tak menampakkan diri lagi. Menyebabkan tidur malamnya jadi berkurang, hingga dia harus merasa sangat mengantuk pagi ini.

Allan dan Allen pun setelah mengantar Arabell ke rumah sore itu, mereka langsung pulang ke kerajaan mereka. Memang, sebelumnya Allan dan Allen juga berniat membawa Arabell ke rumah sakit, tapi Arabell menolak dan bilang dia tak apa-apa.
Sebenarnya bagi Arabell luka fisiknya tidaklah seberapa. Meski dia sendiri merasa masih ngilu, tapi dia tak mempedulikan hal tersebut.

Menurutnya, rasa ngilu fisik tak sebanding dari rasa rindunya untuk Ethan. Bertemu sebentar kemarin, rasanya tak cukup untuk Arabell. Dia belum memeluk Ethan, mengutarakan perasaannya, dan juga belum mencium bibir kekasihnya.

Arabell tiba-tiba saja langsung memukul pelan kepalanya sendiri. "Jangan bodoh! Apa-apaan yang terakhir itu? Aku tak berniat menciumnya, sungguh!"

Walaupun mulutnya berkata demikian, tapi Arabell tak dapat memungkiri jika dia juga ingin melakukan yang terakhir.
Entah sejak kapan, berdekatan pada Ethan membuat dia menjadi gadis seliar ini. Padahal sebelumnya untuk membayangkan punya kekasih pun tak pernah, tapi setelah Ethan hadir di hidupnya, dia jadi memikirkan hal-hal aneh bahkan cenderung negatif.

"Aku tak menyangka dia bisa meninggal secepat itu. Ternyata rumor itu bukan hanya bualan."

Arabell sontak menghentikan langkah saat mendengar pembicaraan dua orang mahasiswi yang keluar begitu saja dari gerbang masuk kampus, melewatinya.
Dengan tak sabaran, Arabell berlari untuk memasuki kampus, dia terkejut saat mendapati sebagian murid kampus tengah berkumpul di halaman, berkerumun membicarakan sesuatu.

Arabell langsung menyerobot dengan susah payah demi mencari tau apa yang sedang murid-murid kampus bicarakan.
Tak sengaja, matanya mendapati Kane yang juga tengah berkumpul, membuatnya segera menghampiri pria pirang itu.

"Kane, ada apa ini?"

"Ah, Arabell," kata Kane sedikit terkejut lantaran Arabell datang tiba-tiba, "Apa kau kenal Meta, mahasiswi jurusan kedokteran itu? Dia ditemukan meninggal kemarin di rumahnya dalam keadaan mengenaskan. Polisi bilang, dia dibunuh oleh makhluk misterius. Ini fotonya."

Mata Arabell terbelalak lebar saat melihat foto tubuh Meta yang menampilkan seluruh isi organ tubuhnya keluar yang ditunjukkan Kane melalui ponsel. Ia merebut ponsel Kane cepat, melihat dengan teliti lagi tubuh tak bernyawa Meta di dalam sana.

"Astaga!" Dia menutup mulutnya sendiri sebelum akhirnya mengembalikan ponsel Kane pada pemiliknya dan berlari menjauhi kerumunan begitu saja, membuat Kane kebingungan dan sempat memanggil namanya berulang kali.

Silver Eyes [ON GOING]Where stories live. Discover now