26 : Torture

3.4K 252 11
                                    

No one likes the act of coercion.

♥️Author♥️

Author

Dua gadis berpakaian minim menarik begitu saja lengan Arabell ketika gadis itu baru menapakkan kaki di halaman kampus.

Mereka membawa Arabell ke taman kampus, mendudukkan secara paksa Arabell yang masih kebingungan ditarik tiba-tiba oleh dua gadis asing itu.

"Ada hubungan apa kau dengan Adam?"

Arabell mengernyitkan dahi, mencerna kata-kata kedua gadis berbeda warna rambut di depannya kini. Merasa tak kunjung mendapat jawaban, salah seorang dari gadis di depannya menoyor kepalanya cukup kuat hingga sempat terhuyung ke belakang. "Apa kau bisu? Meta bertanya padamu, kau harus menjawabnya!"

"Memangnya kalian siapa? Aku tak mengenal gadis kurang ajar seperti kalian!"

Meta dan temannya tadi sukses berpandangan satu sama lain, tak menyangka akan mendapat respon berani dari Arabell. Bukan hanya respon Arabell sebenarnya yang berani, namun juga air muka gadis itu yang tak takut sedikit pun akan kelakuan Meta dan temannya.

"Brengsek! Panggil Carl dan Yura, kita bawa dia ke gudang!"
Perintah Meta pada temannya tadi dan dibalas anggukan oleh si gadis berambut hitam untuk kemudian sedikit menjauh dari tempat mereka, menelepon seseorang.

"Dengarkan aku, Arabell Stacy. Adam itu adalah milikku, apa kau mengerti? Jadi, jangan merasa paling cantik di sini hanya karena kau didekati oleh Adam!"

Mengangkat satu alis,  Arabell dengan segera bangkit dari kursi besi taman yang ia duduki, memandang sinis Meta yang tengah menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Aku tak tertarik pada Adam. Lagipula, apa kau yakin kalau Adam adalah milikmu? Selama ini dia tak pernah membicarakanmu barang sekali pun padaku."
Kata Arabell sambil menyilangkan kedua tangannya juga, menentang Meta yang kini jelas-jelas tampak emosi padanya.

Dengan satu gerakan cepat, Meta menarik kuat lengan Arabell untuk beranjak dari sana, "Ley, suruh mereka cepat! Aku tak sabar ingin menghabisi gadis brengsek ini!"

"Mau apa kau padaku? Aku ada kelas hari ini, aku tak ingin meladeni orang seperti kalian!"

Meta berhenti, melepas genggaman tangannya dari lengan Arabell. "Hari ini tak akan ada kelas untukmu, nona Stacy. Kau harus menerima akibatnya karena sudah berani dekat-dekat pada priaku!"

"Berhenti bicara omong kosong. Adam bukan priamu, mungkin cintamu bertepuk sebelah tanga---"

Plak!

Arabell meringis sembari memegangi pipinya yang ditampar kuat oleh Meta barusan, gadis itu mendelik tajam ke arah Meta, ia langsung menggerakkan sebelah tangannya untuk membalas tamparan itu, namun Meta dengan cepat menahannya.

"Jika kau berani mengatakan hal itu lagi, akan kubunuh kau dengan tanganku sendiri!"
Meta membuka pintu gudang di depannya. Gudang itu terletak di belakang area kampus, sepertinya tak terpakai sejak lama. Bahkan pintunya pun terlihat sudah berkarat menimbulkan bunyi gesekan yang mengilukan gigi ketika bergesekan dengan lantai saat membukanya.

Meta menarik lengan Arabell kasar, mendorong tubuh Arabell begitu saja di dalam ruangan gelap itu lalu mengunci pintunya dari luar, mengurung gadis tersebut di sana.

Sekitar sepuluh menitan Arabell terkurung di sana dengan perasaan was-was ditambah pasokan oksigen yang mulai menipis. Di ruangan yang tak memiliki cahaya sama sekali itu, tak ada satu pun ventilasi udara di dalamnya, membuat pengap siapa pun yang masuk di sana tak terkecuali Arabell sendiri.

Silver Eyes [ON GOING]Where stories live. Discover now