2 : Contract

6K 465 24
                                    

Kau satu-satunya manusia yang membuatku tertarik.

♥️Ethan♥️

Author

"I-iblis? Kau pasti bercanda!" Suara Arabell tercekat. Dia dapat merasakan napas Ethan yang tenang menerpa wajahnya.

Ethan mengangguk, menyeringai, "Ya. Iblis. Apa kau takut?"

Mana mungkin ada iblis yang wajahnya setampan ini.

Setidaknya begitulah pikir Arabell, tapi dia tak menyuarakan apa yang ada di benaknya itu.
Dia bingung harus melakukan apa sekarang, dia merasa tak percaya sekaligus ketakutan.

"A-apa kau akan memakanku seperti pria itu?"
Arabell memperhatikan tubuhnya yang seolah sudah tak bisa kabur dari Ethan lantaran pria itu mengurung tubuhnya yang lebih pendek ke dinding di belakangnya.

Ethan tampak berpikir, "Hm...mungkin iya. Tapi aku tak mencium aroma jahat darimu."
Katanya seraya mengendus, seolah dia dapat mengenali Arabell orang jahat atau bukan hanya dari indera penciumannya.

Arabell mengernyit tak mengerti. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Ethan. Tentang bagaimana iblis bisa berwujud seperti manusia begini. Dan mengapa iblis bisa membunuh para manusia. Setaunya, iblis itu tugasnya hanya menggoda manusia. Urusan mati, itu adalah tugas yang di atas.

"Apa ini sebuah lelucon? Aku tak percaya jika kau adalah iblis. Iblis itu tidak terlihat, bukan berwujud manusia seperti ini."

Ethan terkekeh, menjauhkan sedikit wajahnya dari wajah Arabell, "Kami mencari mangsa ke sini dari orang-orang yang jahat. Jika tidak percaya ya sudah. Aku tak peduli."

Arabell terpaku pada mata Ethan yang kini berwarna emerald cerah, dia penasaran, padahal tadi dia ingat dengan jelas bahwa mata Ethan berwarna perak. Mengapa bisa berubah dalam waktu sekejap?

"Matamu berubah. Aku yakin tadi berwarna perak."

"Itu juga salah satu dari ciri kami. Jika sedang dalam keadaan marah, nafsu meningkat, dan sedang berhadapan dengan mangsa maka warna mata kami berubah jadi perak. Jika tidak dalam keadaan itu, akan menjadi warna yang sebenarnya. Tch, mengapa juga aku harus menjelaskan hal ini pada manusia sepertimu? Pergilah, kau bukan mangsaku."

Ethan berbalik dan akan langsung pergi kalau saja ucapan Arabell tak menghentikannya.

"Tunggu! Aku belum selesai bertanya!"
Arabell tak tau alasan masuk akal apa yang membuatnya berani mencegah pria berjubah hitam tersebut. Tapi dia masih merasa sangat penasaran akan kehidupan Ethan. Benarkah makhluk seperti iblis bisa berwujud seperti manusia dan berbaur bersama mereka seperti Ethan ini? Dan lagi, mengapa iblis punya kekuatan untuk membunuh manusia? Itulah pertanyaan yang mendesak hatinya.

"Sebenarnya, kau ini siapa?"
Tanya Ethan kembali mendekati Arabell, sedikit tertarik pada Arabell yang ternyata berani menghentikan pergerakannya. Pria berambut hitam itu menggenggam kedua bahu Arabell sesaat, memejamkan mata sebelum akhirnya melepaskannya.

"Arabell Stacy. Sedang dalam keadaan bingung dan sedih karena tak bisa membayar biaya perawatan rumah sakit sang Ibu yang bernilai sebesar sepuluh juta."
Ujaran dari Ethan barusan berhasil membelalakkan mata Arabell. Pasalnya, dia sendiri belum sempat memberitahu namanya---bahkan nama lengkapnya dan tak bercerita apapun mengenai persoalan yang sedang di hadapinya pada Ethan.
Tapi mengapa pria itu sudah bisa tau sedetail itu? Arabell mulai mengingat film Twilight yang pernah ia tonton. Di mana ada seorang vampir yang dapat membaca pikiran manusia.

Tapi bukankah Ethan adalah seorang iblis?

"Aku mengetahuinya dari sentuhanku di bahumu tadi."
Seolah mengerti tatapan bertanya-tanya yang ditunjukkan Arabell barusan, Ethan menjelaskan tanpa diperintah.

Silver Eyes [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang