47 - Pengakuan

594 39 0
                                    

"Gue suka sama lu, bisul badak. Gue cinta sama lu," ujar Alfian menatap intens mata Caroline.

Jdeerrr

Tiba-tiba Caroline memeluk tubuh Alfian dengan sangat erat.

Alfian terkejut. "Lu..terima gue?"

Dalam pelukan Alfian, Caroline mengernyit bingung.
"Terima apaan? Itu petirnya gede banget! Jantungan gue," ujar Caroline sambil mengelus dadanya yang masih berdetak kencang, karena suara petir tadi.

Mendengar itu Alfian menjadi lemas.

Caroline yang sadar akan posisinya saat ini sontak menjauh. "Ma-maaf, gak sengaja, sumpah!"

Alfian hanya mengangguk lemas. "Jadi, gimana? Lu..cinta gue juga?" tanyanya hati-hati dengan hatinya yang sangat berharap gadis yang sebentar lagi akan 17 tahun itu memiliki perasaan yang sama dengannya.

Caroline menunduk dan menghela nafas. "Gue gak tau, pan. Gue gak tau apa perasaan gue yang sebenernya. Liburan akhir semester ini gue bakal pergi untuk beberapa hari dulu atau seminggu buat mikirin semuanya. Gue butuh waktu sendiri dulu."

Alfian ikut menghela nafas mendengar ucapannya. "Yaudah, kalo itu mau lu. Gue berharap lu punya perasaan yang sama buat gue, karena gue orang yang gak mudah mencintai. Boleh gue nyanyi satu lagu sebelum pulang?"

Caroline berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Gak papa deh, sesekali denger pengamen nyanyi hadap-hadapan gini," ujarnya, lalu tertawa ngakak.

Bukannya sakit hati karena diejek, Alfian malah tersenyum karena hatinya menghangat melihat Caroline yang tertawa dan mendengar tawa Caroline yang mampu menggetarkan hatinya.

"Kenapa lu senyum-senyum gitu? Katanya mau nyanyi?" tanya Caroline heran.

"Oh iya!" Alfian menatap joke belakang dan mengambil gitar kesayangannya yang selalu ia bawa-bawa didalam mobil.

Alfian membuka kain yang membungkus gitarnya, dan menaruh kainnya disaku belakang joke depan bagian kiri. Ia mulai memetik gitarnya perlahan.

Ia mulai bernyanyi dengan matanya yang tertuju tepat pada manik mata Caroline.

Kau, diam-diam aku jatuh cinta
Kepadamu
Ku bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmu

Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta

Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa

Ku bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Tapi tak mampu
Ku berkata didepanmu

Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta

Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa

Tak bisa ku paksakan dirimu
Tuk jadi kekasihku
Bila tak jodoh ku

Aku tak mudah
Mencintai
Tapi mengapa denganmu
Aku jatuh cinta

Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta

Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa
Tapi jika belum jodoh
Aku bisa apa

Enemy But FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang