11 - Sahabat

1.3K 72 4
                                    

~Sahabat sama seperti Bhinneka Tunggal Ika! Walaupun berbeda-beda, tapi tetap satu juga. Itulah kita, harus bersatu, akan bersatu, dan selalu bersatu. Selamanya!~
***

'Plakk

Semua orang terkejut termasuk Caroline sendiri yang terdiam terperangah menatap seseorang didepannya yang melindungi tubuhnya. Alfian.

Alfian tadi berlari dengan cepat menghadang hingga wajahnya yang mendapat ciuman manis dari telapak tangan siswi itu.

"Lo gak berhak nampar dia! Karena, semua ucapan dia memang ada benarnya. Semuanya!! Gue mau tau tanya sama kalian semua yang ada disini!! APA KALIAN TIDAK JIJIK MELIHAT SISWI YANG BERTINGKAH SEPERTI BIDUAN SEKOLAH INI?!" tanya Alfian dengan menatap mereka semua.

"JAWAB AJA JUJUR, GAK AKAN DIGIGIT KOK!" timpal Caroline.

Semua siswa yang mendengar itu membuat mereka mengangguk, dan menjawab 'Ya' secara serempak.

Alfian, Caroline, dan lainnya menyeringai puas.

"See?"

"Are you hear?"
tanya Alfian dan Caroline dengan bersamaan.

Siswi itu menggepalkan tangannya dengan penuh emosi yang ingin meledak, "Kalian belum tau gue siapa ya?"

Caroline mengernyit, "Tau kok, biduan jablay yang miskin belaian kan? Yang beraninya cuma menindas siswa culun."

Siswi itu menatap tajam manik mata coklat indah Caroline, " Gue Diandra! Orang tua gue donatur terbesar disekolah ini! Sedangkan lo? Ahh pasti orang miskin."

"Orang tua lo kan yang donatur? Bukan lonya kan? Masih mending sih gue miskin harta, daripada lo...miskin belaian," ejek Caroline dengan tersenyum mengejek.

"Kuhamil duluan sudah tiga bulan gara-gara pacaran tidurnya berduaan. Kuhamil duluan sudah tiga bulan gara-gara pacaran suka gelap-gelapan...." Dora dan Mackie dengan serempak bernyanyi mengejek siswi itu.

Caroline tertawa mengejek. Begitu juga dengan semua siswa yang memperhatikan mereka.

"Setelah ini lo, dan babu-babu lo gak akan bisa ketawa lagi! Ingat itu!" Siswi itu--Dinandra--mengajak dayang-dayangnya pergi dengan wajah yang memerah menahan marah karena baru pertama kali mereka dipermalukan didepan umum seperti ini. Mereka takkan melepaskan orang yang sudah berani dengan mereka sebelum menderita.

"Oh btw, nama gue CAROLINE GISELLE AUDISON!! Ingetin yaw!! Biar kalian tau nama dari orang yang MENGELUARKAN KALIAN dari SEKOLAH INI kalo orang itu minat!! teriak Caroline dengan keras agar mereka bisa mendengar ucapannya.

Tampak Diandra dan dayang-dayangnya terdiam menegang mendengar ucapan Caroline barusan, namun dengan segera mereka melanjutkannya.

Caroline yang menyadari itu menyeringai puas, Dia fikir ia akan takut? Tidak. Sama. Sekali.

Semua siswa membubarkan diri, dan kembali melanjutkan kegiatan masint-masing.

"Heh, bisul. Pipi kiri gue jadi merah nih gara-gara lo! Tanggung jawab!" Ujar Alfian dengan tak terima pipi kirinya yang baru terasa mengenyut setelah sibuk memperhatikan Diandra, wanita yang mengejar-ngejarnya, yang dimulai sekarang ia akan menunjukkan bendera perang, karena sudah malas dengan tingkah Diandra yang selalu ingin menarik perhatiannya.

Caroline menatap pipi kiri Alfian yang memang benar-benar memerah, lalu tertawa.
"Mungkin tuh si lonte make cat merah sebelum nampar."

"Lo kata pipi gue dinding?" tanya Alfian dengan tak terima lagi.

"Bukan, bangunan."

"Yaa, dinding bangunan!" ejek Dora dan Mackie dengan menatap Alfian mengejek.

Enemy But FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang